JAKARTA, KOMPAS – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional dan Tentara Nasional Indonesia bekerja sama dalam upaya memperluas sosialisasi penggunaan alat kontrasepsi pria di masyarakat. Kepesertaan pria dalam menggunakan alat kontrasepsi di Indonesia masih rendah.
Kepala Biro Perencanaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Siti Fathonah, Rabu (20/3/2019) di Jakarta, menuturkan, upaya untuk meningkatkan partisipasi pria dalam pemakaian alat kontrasepsi perlu dilakukan secara insentif dan terus-menerus. Sampai saat ini, tren peningkatan penggunaan kontrasepsi pria belum mencapai hasil yang diharapkan.
“Faktor penyebab masih rendahnya kesertaan kontrasepsi pria antara lain, kondisi lingkungan, sosial, budaya, dan aksesibilitas terhadap pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR). Kurangnya sosialisasi juga menjadi penyebab utamanya. Jadi, kerjasama dengan TNI bisa menjadi solusi yang tepat,” katanya dalam seminar bertajuk “Peningkatan Kesertaan KB Pria bersama Kementerian/Lembaga dan Mitra Kerja Terkait” di Jakarta, Rabu.
Ia berharap, pelaksanaan kerja sama antara BKKBN dan TNI dapat secara komprehensif berkontribusi dalam penyelenggaraan program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR). Untuk itu, diperlukan peningkatan akses dan kualitas dalam pelayanan kontrasepsi.
Peningkatan akses layanan ini meliputi: kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan pelayanan yang berkualitas berbasis kesetaraan; segmentasi kewilayahan; mengikuti sistem kesehatan yang melibatkan pemerintah dan swasta; sensitif gender, sosial dan budaya; serta didukung oleh kemitraan.
“Akses dan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas diberikan kepada sasaran pasangan suami istri dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, dan norma agama,” tuturnya.
Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program Kependudukan (SKAP) Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga pada 2018 mencatat, peserta baru KB pria dengan penggunaan kondom sebanyak 231.413 orang, sementara peserta baru dengan metode vasektomi 6.893. Jumlah ini masih jauh dari target perkiraan permintaan masyarakat akan penggunaan kontrasepsi, yakni 385.222 orang untuk penggunaan kondom dan 10.443 orang untuk metode vasektomi.
Wakil Asisten Teritorial Panglima TNI, Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Marinir (Mar) Purnomo menyampaikan, kegiatan BKKBN yang bertujuan untuk menjaga ketahanan nasional, termasuk ketahanan keluarga akan terus didukung. Dukungan yang diberikan oleh TNI berupa sistem organisasi satu komando dari tingkat pusat sampai ke daerah.
TNI pun membantu program BKKBN dalam kegiatan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi melalui ketersediaan tenaga medis dan non medis, fasilitas kesehatan statis TNI, serta sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dapat digunakan sebagai pendukung pelaksanaan program.