Survei ”Kompas”, Sinyal Positif untuk Meningkatkan Kampanye di Tingkat Bawah
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Elektabilitas pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengalami penurunan, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami peningkatan. Di sisa masa kampanye yang kurang dari satu bulan, kedua tim kampanye perlu fokus untuk terus meningkatkan kampanye hingga di tingkat bawah.
Berdasarkan survei Litbang Kompas yang dirilis pada hari ini, Rabu (20/3/2019), selisih elektabilitas kedua pasangan semakin menipis. Elektabilitas Jokowi-Amin mencapai 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 37,4 persen. Selisih elektabilitas kedua paslon 11,8 persen.
Selisih elektabilitas kedua paslon di atas lebih kecil jika dibandingkan dengan selisih elektabilitas berdasarkan survei Litbang Kompas pada Oktober 2018 yang mencapai 19,9 persen untuk keunggulan Jokowi-Amin. Sementara responden yang belum menentukan pilihan juga turun dari 14,7 persen menjadi 13,4 persen.
Survei Litbang Kompas terbaru ini dilakukan pada akhir Februari hingga awal Maret 2019. Survei melibatkan 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi dengan margin of error 2,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, di Jakarta, Rabu, mengatakan, hasil survei Litbang Kompas dapat menjadi sinyal positif untuk kedua tim kampanye dalam memperkuat dan meningkatkan kampanye di tingkat bawah.
”Kubu pasangan Jokowi-Ma’ruf sebagai petahana masih memiliki masalah, yaitu terlalu percaya diri meraih kemenangan sehingga membuat mereka terlena. Sementara selisih elektabilitas yang masih dua digit juga menjadi catatan kubu Prabowo-Sandi karena waktu yang tersisa kurang dari satu bulan,” ujarnya.
Dalam menjaga dan menaikkan elektabiltas, menurut Yunarto, kubu Jokowi-Amin perlu fokus merebut suara di kalangan pelajar dan penduduk perkotaan. Hal ini karena fenomena populisme agama dan berita bohong cenderung berkembang di kota. Sementara Prabowo-Sandi juga perlu fokus kampanye di tingkat desa di daerah Jawa karena suara mereka belum terwakili di kalangan pemilih tersebut.
Selain itu, tambah Yunarto, kedua kubu sudah tidak perlu memainkan isu untuk menarik suara karena tingkat pemantapan pemilih dalam sisa waktu kurang dari satu bulan ini sudah di atas 80 persen. Dia pun menyarankan kedua kubu agar fokus memperkuat dan memperbesar jumlah partisipasi masyarakat dalam pemilu.
Strategi kedua kubu
Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Maman Imanulhaq, mengatakan, saat ini TKN memfokuskan mengajak masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dengan mengajak mereka datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Hal itu dilakukan karena TKN melihat tingkat partisipasi pemilih di beberapa tempat masih rendah.
”Pada Pemilu 2014 di Kaltim, kami memang menang, tetapi sekitar 40 persen orang tidak datang ke TPS. Begitu juga dengan Indramayu yang merupakan salah satu daerah yang dimenangi Jokowi pada 2014. Di sana partisipasi mayarakat masih rendah,” katanya.
Selain itu, Maman juga menyatakan bahwa TKN terus berkampanye dari pintu ke pintu untuk menyampaikan program Jokowi-Amin ke depan dan meluruskan hoaks. TKN nantinya juga akan mengawal penghitungan suara hingga distribusinya agar tidak ada manipulasi data.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade, menilai bahwa kenaikan elektabilitas tersebut disebabkan kampanye dari Prabowo-Sandi yang dilakukan sangat intens. Hal ini juga diperlihatkan Sandi yang sudah berangkat ke sejumlah daerah untuk berkampanye sejak pagi hari seusai debat cawapres dilaksanakan pada Minggu (17/3/2019) malam.
Andre menjelaskan, saat berkampanye, Prabowo-Sandi selalu mendapat sambutan luar biasa yang ditunjukkan dari banyaknya masyarakat yang hadir. Momentum kampanye tersebut digunakan Prabowo-Sandi untuk menyerap aspirasi dan keinginan masyarakat.
”Kami selalu menekankan pertumbuhan ekonomi, terbukanya lapangan pekerjaan, dan terjangkaunya harga bahan kebutuhan pokok ini menjadi daya tarik sehingga banyak masyarakat memilih Prabowo-Sandi,” ujarnya.
Selain itu, kata Andre, peningkatan elektabilitas juga terjadi karena efektifnya kampanye dari para pendukung yang dilakukan langsung dari pintu ke pintu. Para pendukung ini sangat kokoh mengampanyekan Prabowo-Sandi dan tidak terpengaruh dengan isu-isu negatif, seperti pelanggaran HAM yang terus menyerang Prabowo.
Dalam menjaga dan terus meningkatkan elektabilitas ini, tambah Andre, BPN akan mengoptimalkan kerja setiap sukarelawan, kader, dan calon anggota legislatif dari partai pendukung. Mereka akan berkampanye untuk meyakinkan masyakarat di daerah dengan basis suara Prabowo-Sandi yang masih rendah dan dilakukan hingga ke tingkat desa.