Sentralitas ASEAN di Kawasan Indo-Pasifik Diakui 18 Negara
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik merupakan salah satu prinsip yang diakui dan dihormati 18 negara di kawasan itu. Mereka setuju bahwa pengembangan kerja sama antar negara di kawasan harus sesuai dengan prinsip keterbukaan, transparansi, inklusivitas, menghormati hukum internasional, dan mengedepankan dialog.
Gagasan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seusai Dialog Tingkat Tinggi untuk Kerja Sama Indo-Pasifik di Jakarta, Rabu (20/3/2019). Acara ini dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla dan dihadiri delegasi dari 18 negara di kawasan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Sepuluh negara di antaranya adalah negara anggota ASEAN dan delapan negara mitra wicara, yakni Australia, Selandia Baru, Jepang, Republik Korea, China, India, Amerika Serikat, dan Rusia.
Forum dialog itu merupakan yang pertama kalinya dilakukan di mana sebanyak 18 negara bertemu dan membahas secara terbuka mengenai pengembangan konsep kerja sama Indo-Pasifik. Acara itu dibagi dalam dua sesi, yaitu debat terbuka dan diskusi panel interaktif. Ada tiga tema yang dibahas, yaitu kerja sama maritim, konektivitas dan infrastruktur, serta pembangunan berkelanjutan.
"Saya senang tadi saya melihat kita semua duduk bersama dan memiliki pandangan dan komitmen yang sama, yaitu menjadikan kawasan Indo-Pasifik damai, stabil, dan sejahtera bagi semua rakyatnya," kata Retno.
Saat membuka acara itu, Wapres Kalla mengatakan, kawasan Indo-Pasifik saat ini dilanda berbagai isu keamanan. Isu itu antara lain sengketa batas maritim, perdagangan narkoba, penyelundupan manusia, perampokan, ekstremisme, terorisme, dan kejahatan dunia maya. Penanganan masalah di kawasan itu penting mengingat kawasan itu mencakup tiga per lima dari total permukaan dunia serta tempat tinggal bagi tiga per lima total penduduk dunia.
Sebanyak 18 negara yang hadir dalam pertemuan itu mengakui dan menghargai sentralitas ASEAN dalam pengembangan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik. Retno mengatakan, kawasan ASEAN berada di tengah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, dan berkontribusi besar dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan rakyat di sana.
Asisten Wakil Menteri Luar Negeri dari Kementerian Luar Negeri AS W Patrick Murphy menyuarakan dukungannya terhadap ASEAN sebagai pusat dari pengembangan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik. "Kami tidak mencari platform atau arsitektur multilateral yang lain. Kami dukung Asean sebagai pusat kawasan Indo-Pasifik. Arsitektur (ASEAN) itu merupakan platform yang mengatasi isu-isu di sana," katanya.
Ia menambahkan, AS memiliki visi yang sama dengan negara peserta lainnya, yaitu mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, saling menghormati, dan taat pada peraturan hukum internasional. "Pertemuan ini istimewa dan diikuti dengan 18 negara yang menyuarakan suara yang sama, yaitu menekankan sentralitas ASEAN," tambah Murphy.
Pertemuan multilateral pada Rabu ini diinisiasikan oleh Indonesia dalam rangka menanggapi perkembangan geoekonomi dan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik.
"Saya senang delegasi yang hadir sangat mengapresiasi inisiatif dan kepemimpinan Indonesia dalam menggelar pertemuan ini dan memajukan pembahasan mengenai masalah kerja sama Indo-Pasifik. Forum ini kita gunakan untuk membangin rasa saling percaya antara 18 negara yang hadir," tutur Retno. (RAZ/ADH)