PM Morrison Siapkan Tindakan untuk Membalas Komentar Erdogan
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS — Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengancam akan mengambil tindakan terkait komentar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang ”sangat menyakitkan” pasca-serangan di Christchurch, Selandia Baru, dan atas ancamannya terhadap orang Australia dan Selandia Baru.
Serangan teroris ke dua masjid di Christchurch, Jumat (15/3/2019), dilakukan oleh seorang warga Australia dan menewaskan 50 orang. Dalam kampanye di kota Eregli untuk meraup dukungan pada Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpinnya menjelang pemilu lokal pada 31 Maret mendatang, Erdogan menyatakan, Turki akan membuat pelaku serangan teroris itu menanggung hukuman jika Selandia Baru tidak menghukumnya.
Saat berkampanye di Provinsi Canakkale, Turki barat laut, Senin lalu, Erdogan juga melontarkan pernyataan bahwa siapa pun yang datang ke Turki dengan sentimen anti-Muslim akan dikirim balik dengan peti mati, ”seperti kakek mereka” selama perang di Gallipoli. Ribuan tentara Australia tewas dalam perang di Gallipoli.
Hal itulah yang dikecam Morrison. Ia sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan saran untuk tidak bepergian (travel advice) ke Turki terkait pernyataan Erdogan yang mengejek peran Anzac dan mengancam akan membunuh orang Australia. Anzac (Australian and New Zealand Army Corps) adalah gabungan tentara Australia dan Selandia Baru yang berperang di Gallipoli, kota semenanjung di barat laut Turki, pada Perang Dunia I.
Pada Rabu (20/3) pagi, Morrison memanggil Duta Besar Turki untuk Australia Korhan Karakoc ke Gedung Parlemen di Canberra. ”Saya tidak menerima alasannya atas komentar (Erdogan),” kata Morrison kepada wartawan sesudah pertemuan 20 menit itu, seperti dikutip ABC.
Saya menunggu respons Pemerintah Turki sebelum saya mengambil tindakan, tetapi semua opsi terbuka.
Morrison mengatakan, ia sudah berbicara dengan Pemimpin Oposisi Bill Shorten dan akan terus berhubungan dengan Pemerintah Selandia Baru untuk merespons komentar Erdogan. Morrison menegaskan, ia ingin komentar itu dicabut dan meminta media nasional Turki mengoreksi ”kesalahan persepsi” terhadap kebijakan Australia. Apabila hal itu tidak dilakukan, ia akan mengambil tindakan, imbuh Morrison.
”Saya menunggu respons Pemerintah Turki sebelum saya mengambil tindakan, tetapi semua opsi terbuka,” tutur Morrison, seperti dikutip ABC.
Shorten mengatakan, Erdogan mengeluarkan komentar yang bodoh. ”Komentar yang kelewatan dan sangat disesalkan seperti ini hanya menguntungkan mereka yang maunya memecah-belah,” ujar Shorten. ”Mereka tidak peduli perdamaian dan keamanan,” katanya, menambahkan.
Erdogan mengklaim serangan di Selandia Baru merupakan bagian dari serangan ke Turki dan bukti adanya sentimen global anti-Islam.
Sangat mengganggu
Sebelum pertemuannya dengan Duta Besar Turki, Morrison mengatakan kepada ABC bahwa dia ”sangat tersinggung” oleh komentar Erdogan. ”Komentar ini sangat mengganggu,” ujarnya.
”Tidak akurat dan tidak benar karena tindakan Pemerintah Australia dan Selandia Baru konsisten dengan nilai-nilai kami yang menerima dan membantu orang dari seluruh dunia,” kata Morrison.
Tanggung jawab semua pemimpin dalam situasi seperti ini adalah mendinginkan suasana.
Sebelum bertemu Duta Besar Turki, Morrison mengatakan, Australia dan Selandia Baru sudah mengecam keras terorisme ekstrem kanan dan teroris supremasi kulit putih seperti yang disaksikan di Selandia Baru. ”Kurang apa lagi dukacita kami yang mendalam dan dukungan kami kepada komunitas Muslim di Selandia Baru dan Australia,” ujarnya.
”Tanggung jawab semua pemimpin dalam situasi seperti ini adalah mendinginkan suasana dan saya tidak bermaksud menaikkan (temperatur) dalam respons saya pada hari ini,” kata Morrison, seperti dikutip ABC.
Dalam kampanye Erdogan, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press, juga diputar tayangan penembakan massal di dua masjid di Christchurch yang diduga direkam dan ditayangkan langsung oleh pelakunya melalui Facebook. Erdogan juga mengatakan, motivasi Australia dan Selandia Baru ke Gallipoli dalam Perang Dunia I bernuansa anti-Islam.
”Kakek moyang kalian datang kemari … dan mereka kembali dalam peti mati,” kata Erdogan. ”Kita akan kirim balik kalian seperti kakek moyang kalian,” ucpanya, melanjutkan.
Erdogan menambahkan, Turki melakukan kesalahan ketika menghapus hukuman mati 15 tahun lalu. Selandia Baru, tambah Erdogan, harus memastikan bahwa penyerang di Christchurch dihukum mati.