JAKARTA, KOMPAS — Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia mencatat total penjualan sepeda motor sepanjang 2018 mencapai 6,38 juta unit. Tahun ini, penjualan sepeda motor diperkirakan stagnan, antara lain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang belum stabil.
”Kami memproyeksikan penjualan sepeda motor tahun ini masih datar, sama seperti tahun lalu, yakni pada kisaran 6,1-6,3 juta unit,” kata Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala ketika dihubungi, Senin (18/3/2019).
Proyeksi tersebut didasarkan pada kondisi ekonomi global yang dinilai belum bagus. Dampak perang dagang antara China dan Amerikan Serika masih membayangi, termasuk pengaruhnya dalam pergerakan harga komoditas. Apalagi, berbeda dengan mobil, penjualan sepeda motor relatif lebih sensitif terhadap pergerakan harga komoditas.
”Jadi, meski pada dua bulan pertama 2019 ada kenaikan penjualan sekitar 19 persen, kami belum mengubah angka proyeksi untuk sepanjang tahun ini,” ujar Sigit.
Akan tetapi, ada beberapa kondisi yang bisa mendorong penjualan sepeda motor tahun ini. Kondisi yang dimaksud adalah bergeraknya sektor riil, membaiknya harga komoditas, serta stabilnya suku bunga.
Selain beberapa kondisi itu, tidak ada kebijakan yang memberatkan atau mengurangi daya beli masyarakat, seperti kenaikan tarif listrik serta jasa STNK dan BPKB. ”Berdasarkan pengalaman lima tahun lalu, penyelenggaraan pemilu sedikit meningkatkan penjualan,” kata Sigit.
Kementerian Perindustrian mencatat industri sepeda motor berkontribusi positif terhadap perdagangan dan serapan tenaga kerja. Nilai ekspor di industri sepeda motor pada 2017 mencapai 1,2 miliar dollar AS atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya yang 450 juta dollar AS.
Jumlah tenaga kerja di industri sepeda motor, baik langsung maupun tidak langsung, mencapai 2,3 juta orang. Industri ini memberi dampak berganda pada industri perakitan, komponen, bengkel, dan pemasaran.