UTRECHT, SELASA - Polisi Belanda telah menangkap seorang warga Turki, Senin (18/3/2019) malam waktu setempat, yang diduga pelaku serangan penembakan di Utrecht, Belanda. Serangan yang dilakukan pada Senin pagi dalam sebuah trem berisi penumpang itu menewaskan tiga orang dan melukai lima orang lainnya.
Pria bernama Gokmen Tanis (37) itu ditahan setelah polisi memburunya selama berjam-jam. Polisi juga menyebarkan foto Tanis dan memperingatkan masyarakat untuk tidak mendekatinya. Tempat publik juga diperintahkan untuk menutup pintunya.
Polisi juga melakukan penggerebekan di beberapa lokasi, tidak jauh dari lokasi kejadian. Tidak lama setelah serangan tembakan terjadi pukul 10.45 waktu setempat, Tanis dilaporkan melarikan diri menggunakan mobil merah Renault Clio.
Belum ada penjelasan mengenai motif serangan kemarin. Seorang jaksa mengatakan, serangan itu karena "alasan keluarga". Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan, Tanis menembak seorang kerabat di dalam trem itu. Kemudian, ia menembak orang lain yang berusaha membantu korban.
Pria bernama Gokmen Tanis (37) ditahan setelah polisi memburunya selama berjam-jam
Turki ikut menyelidiki
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, badan inteligen Turki sedang menyelidiki apakah serangan itu memiliki motif pribadi atau merupakan tindakan terorisme.
"Badan intelijen kami sedang menyelidiki semua itu. Beberapa mengatakan, (serangan) itu merupakan konflik keluarga. Yang lain mengatakan, itu adalah tindakan teroris," ucap Erdogan.
Juru bicara kepolisian Belanda, Bernhard Jens, sebelumnya menyatakan, motif teroris tidak bisa dikesampingkan. Pascapenembakan, Pemerintah Belandu menerapkan siaga ancaman teror pada level kelima atau maksimum di Utrecht. Setelah tersangka ditangkap, siaga ancaman diterapkan pada level keempat.
Menurut laporan Anadolu, Tanis lahir di Yozgat, Turki pusat. Salah satu anggota keluarga Tanis mengatakan, serangan itu kemungkinan merupakan konflik keluarga.
Pascapenembakan, Pemerintah Belandu menerapkan siaga ancaman teror pada level kelima atau maksimum di Utrecht
Kantor berita Turki, Demirören News Agency, melaporkan, ayah Tanis, Mehmet Tanis, mengatakan, putranya harus dihukum apabila terbukti bersalah. Ia kehilangan kontak dengan putranya setelah putranya kembali ke tanah air pada 2008 dan menceraikan istrinya. Istrinya itu dikatakan menetap di Belanda.
Negara terkejut
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menggelar dialog krisis tidak lama setelah serangan di Utrecht kemarin, yang terjadi tiga hari setelah adanya penembakan massal di masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 49 orang.
"Negara kita dikejutkan oleh serangan di Utrecht. Motif teroris tidak bisa dikesampingkan. Laporan pertama (serangan) menimbulkan ketidakpercayaan. Orang tidak bersalah menjadi korban kekerasan," tutur Rutte.
Utrecht, kota nomor empat terbesar di Belanda memiliki jumlah penduduk sebesar 340.000 orang, dan dikenal dengan kanalnya yang indah serta jumlah siswanya yang cukup besar . Kasus pembunuhan dengan senjata jarang terjadi di sana dan tempat lain di Belanda.