JAKARTA, KOMPAS – Berbagai destinasi wisata prioritas yang termasuk dalam 10 destinasi pariwisata prioritas dan 15 destinasi branding menjadi andalan pemerintah untuk mendatangkan 20 juta wisatawan asing sepanjang 2019. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah menyediakan kemudahan layanan transportasi untuk memudahkan perjalanan turis melalui kemitraan bersama berbagai pihak.
Dihubungi dari Jakarta, Senin (18/3/2019), Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Guntur Sakti mengatakan, kerja sama transportasi dijalin, salah satunya, dengan Damri, perusahaan otobus milik pemerintah. Kerja sama dikonsentrasikan di wilayah pariwisata, seperti Danau Toba, Sumatera Utara.
“Perum Damri menyediakan tiga rute dari Bandara Silangit untuk destinasi sekitar Danau Toba, yaitu dari Bandara Silangit ke Parapat, Simalungun, dan Balige. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait untuk memberikan pelayanan,” kata Guntur.
Danau Toba adalah salah satu dari “10 Bali Baru”. Sembilan destinasi lainnya adalah Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
Pada 2017, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 14,04 juta orang. Tingkat kunjungan naik 12,58 persen ke 15,81 juta pada 2018. Pada 2019, pemerintah menargetkan kedatangan 20 juta wisman.
Di samping itu, pemerintah juga menetapkan merek (branding) untuk 15 destinasi di bawah program Wonderful Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Bandung, Bali, Great Jakarta, Great Kepri (Kepulauan Riau), dan Joglosemar (Yogyakarta, Solo, dan Semarang). Di samping itu, ada juga Coral Wonders (Wakatobi, Bunaken, Raja Ampat), Makassar, Lombok, Banywangi, Danau Toba, Palembang, Labuan Bajo, dan Padang.
Guntur mengatakan, Kemenpar juga menggandeng aplikator angkutan dalam jaringan (daring) Grab sebagai mitra co-branding Wonderful Indonesia. Sejak Oktober 2018, Grab telah menyediakan layanan Sewa GrabCar di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Manado, dan Makassar. Sopir dalam layanan ini sekaligus menjadi pemandu wisata karena telah menerima sertifikasi Wonderful Indonesia.
“Pelanggan bisa menyewa selama 4 jam sampai 12 jam untuk keliling ke berbagai destinasi wisata. Kami juga menyediakan promosi yang berbeda-beda di masing-masing kota sesuai dengan kampanye yang kami langsungkan. Jadi, sewa GrabCar ini memang kami buat untuk wisatawan lokal dan mancanegara,” papar Ridzki.
Saat ini, Grab telah memiliki titik penjemputan (shelter) khusus Grab di lima bandara, yaitu Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Tangerang), Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Adi Soemarmo (Solo), Bandara Husein Sastranegara (Bandung), dan Bandara Mahmud Badaruddin II (Palembang).
Lima bandara tersebut berada di lima kota yang termasuk destinasi branding. Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengatakan, pembuatan titik penjemputan di bandara merupakan bentuk ekspansi sekaligus dukungan Grab terhadap kampanye Wonderful Indonesia.
“Ketika konsumen sampai di bandara yang memiliki shelter GrabCar, mereka tinggal pesan seperti biasa, kemudian datang dan menunggu di shelter GrabCar,” katanya.
Kepala Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Anton Damanik mengatakan, kehadiran taksi daring di bandara dapat memudahkan transportasi wisatawan. Namun, kehadiran taksi daring bisa menghambat aktivitas taksi koperasi milik angkatan udara.
“Kerja sama antara taksi konvensional dengan yang daring harus dibangun karena belum ada regulasi di situ. Jangan sampai taksi daring menutup akses untuk taksi konvensional sehingga bentrokan-bentrokan antara kedua pihak terjadi,” kata Anton.
Terkait dengan itu, Ridzki mengatakan, Grab telah menjalin kerja sama dengan taksi konvensional di bandara. Di Bandara Adi Soemarmo, misalnya, Grab menjadikan 100 pengemudi taksi Pusat Koperasi Angkatan Udara (Puskopau) pengemudi mitra Grab. Dengan demikian, pesanan di area bandara secara otomatis akan diterima 100 pengemudi tersebut.
“Hot deals”
Selain untuk kemudahan transportasi, pemerintah juga menggandeng Grab untuk memasarkan paket-paket wisata hot deals. Kemenpar telah membagi strategi pariwisata ke tiga golongan, yaitu ordinary, extraordinary, dan super extraordinary. Hot deals termasuk dalam strategi extraordinary.
“Program-program hotdeals milik Kemenpar dan branding Wonderful Indonesia dipasarkan melalui feed aplikasi Grab di Singapura. Di dalam negeri, Wonderful Indonesia juga dipromosikan di baliho-baliho milik Grab,” kata Guntur.
Berdasarkan informasi di laman Grab Indonesia, pengguna Grab di Singapura bisa mengetahui lokasi penjualan paket hot deals terdekat di sekitar mereka melalui aplikasi Grab. Diskon Sewa GrabCar juga tersedia dengan kode khusus. (KRISTIAN OKA PRASERYADI)