Shalat Ghaib dan Doa Bersama dari Padang untuk Selandia Baru
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Solidaritas Ulama Muda Joko Widodo Sumatera Barat menggelar shalat ghaib dan doa bersama di Kota Padang, Minggu (17/3/2019) siang. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai bentuk empati bagi korban penembakan di masjid Christchurch, Selandia Baru. Apalagi, dua korban luka adalah warga Sumatera Barat.
Shalat ghaib dan doa bersama dilakukan di kawasan Alai Parak Kopi, Padang Timur. Kegiatan tersebut diikuti lebih dari 100 orang, termasuk santri dari dua pondok pesantren di Sumbar.
Setelah pengarahan singkat tentang kejadian di Christchurch, mereka melaksanakan shalat ghaib terlebih dahulu kemudian dilanjutkan doa bersama. Walau dilaksanakan di luar ruangan yang sangat terik, para peserta terlihat khusyuk.
Koordinator Wilayah Solidaritas Ulama Muda Joko Widodo Sumatera Barat Rudi Ahmad Syafrudin, seusai kegiatan, menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian tersebut. Mereka juga mengecam keras aksi biadab pelaku.
”Meskipun jaraknya jauh, kami berharap shalat ghaib dan doa bersama bisa menjadi bentuk solidaritas kami kepada saudara sesama Muslim di Selandia Baru,” kata Rudi.
Sudah seharusnya sesama umat Islam saling mendukung. Termasuk dalam menghadapi insiden seperti di Selandia Baru.
Ketua Ahli Tariqah Naksabandi Jalur Wali Sumbar Syech Mudo Yumisdi Syamsydin mengatakan, sudah seharusnya sesama umat Islam saling mendukung. Termasuk dalam menghadapi insiden seperti di Selandia Baru. ”Saudara kita sedang berduka, jadi kita juga ikut merasakan sakitnya,” kata dia.
Yumisdi mengajak semua umat Islam, termasuk di Sumbar, untuk melakukan kegiatan serupa. Apalagi, ada dua orang warga Sumbar turut menjadi korban, yakni Zulfirmansyah dan anaknya.
Zul yang berprofesi sebagai pelukis tinggal di Selandia Baru bersama keluarganya sejak Januari 2019. Sebelumnya, mereka tinggal di Yogyakarta. Zul terakhir pulang ke Padang menemui orangtuanya pada November 2018. Informasi terakhir, kondisi Zul sudah kian membaik pascaoperasi akibat sejumlah tembakan. Begitu juga dengan anaknya, Omar, yang berusia 2,5 tahun.
Selain dari Solidaritas Ulama Muda Joko Widodo, sebelumnya, secara langsung Gubernur Sumbar Irwan Prayitno juga menyampaikan keprihatinan atas kejadian di Selandian Baru dan keluarga Zulfirmansyah.
”Atas nama pribadi, masyarakat, dan pemerintah Provinsi Sumbar, saya mengecam keras aksi penembakan membabi buta di Selandia Baru. Saya mengajak semua pihak berdoa bagi korban meninggal dunia serta kesembuhan bagi yang luka termasuk Zul dan anaknya,” kata Irwan.