Pelindo Tambah 8 RTG ”Crane” di Pelabuhan Makassar
PT Pelindo IV menambah delapan unit RTG (Rubber Tyred Gantry) Crane di pelabuhan baru Makassar. Penambahan delapan alat ini untuk menunjang aktivitas bongkar muat. Sejak dua tahun lalu, kawasan pelabuhan Makassar sudah melayani ekspor langsung ke beberapa negara.
Oleh
Reny Sri Ayu
·4 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — PT Pelindo IV menambah delapan unit RTG (rubber tyred gantry) crane di Pelabuhan Baru Makassar. Penambahan delapan alat itu untuk menunjang aktivitas bongkar muat. Sejak dua tahun lalu, kawasan Pelabuhan Makassar sudah melayani ekspor langsung ke beberapa negara.
Dengan penambahan delapan unit RTG crane ini, Pelabuhan Baru Makassar kini memiliki 28 unit alat yang di antaranya 2 unit ship to shoe (STS) crane, 10 unit RTG crane, 2 unit reach stacker 45 ron, 1 unit forklift 32 ton, dan 1 unit forklift 7 ton.
Direktur Utama PT Pelindo IV Makassar Farid Padang mengatakan, penambahan peralatan di Pelabuhan Baru Makassar itu juga sebagai komitmen menjadikan pelabuban tersebut sebagai pelabuhan ekspor impor yang melayani kawasan timur Indonesia.
”Saat ini, MNP (Makassar New Port) sudah melayani sekitar 50 kapal lebih dan sudah banyak yang meminati pelabuhan baru ini. Sudah banyak perusahaan pelayaran ataupun pemilik barang yang sangat tertarik untuk melakukan kegiatan operasional kapalnya di pelabuhan baru dan penghubung di Indonesia timur ini,” kata Farid di Makassar, Minggu (17/3/2019).
Farid mengatakan, delapan unit RTG crane yang baru ini diharapkan mempercepat produktivitas baik di lapangan maupun di dermaga. Kedelapan RTG crane itu adalah bagian dari 16 unit yang akan didatangkan ke Pelabuban Baru Makassar. Sebagai penunjang aktivitas bongkar muat, RTG crane berfungsi memindahkan kontainer dari truk ke terminal kontainer ataupun sebaliknya. Selain itu, berfungsi juga untuk mengatur susunan tumpukan kontainer.
Pelabuhan Baru Makassar terus digenjot pembangunannya dan saat ini sudah rampung sekitar 99 persen untuk tahap I A. Menurut rencana, pekan ini, pekerjaan ditarget rampung. Presiden Joko Widodo direncanakan meresmikan Pelabuhan Baru Makassar yang menjadi bagin dari proyek strategis nasional.
Farid menagatakan bahwa izin operasi, alur, dan semua dokumen yang dibutuhkan sudah memenuhi syarat untuk peresmian secara resmi Pelabuhan Baru Makassar. Saat ini tinggal menunggu persetujuan operasi penuh dari Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
”Ini semua merupakan hasil kerja sama tim yang baik antara Pelindo IV dengan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Kesyahbandaran Utama Makassar, dan Distrik Navigasi Makassar dalam menyiapkan seluruh pengoperasioan MNP, yaitu menyiapkan SOP-nya dengan lebih baik,” ujarnya.
Ini semua merupakan hasil kerja sama tim yang baik antara Pelindo IV dengan Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Kesyahbandaran Utama Makassar, dan Distrik Navigasi Makassar dalam menyiapkan seluruh pengoperasioan MNP, yaitu menyiapkan SOP-nya dengan lebih baik.
Sebelumnya. pada awal November lalu, Pelindo IV mulai mengoperasikan dermaga Pelabuhan Baru Makassar. Peresmian pengoperasian dermaga baru ini ditandai dengan ekspor langsung 11 kontainer berisi rumput laut, biji kopi, dan kayu olahan ke Amerika Serikat dan Eropa. Ekspor langsung ke AS dan Eropa adalah yang pertama kali dilakukan dari Makassar. Sebelumnya, ekspor langsung dari Makassar hanya ke beberapa negara tujuan di Asia, seperti Jepang, Hong Kong, dan China.
Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, keberadaan pelabuhan baru ini bukan hanya menguntungkan Sulsel, tetapi juga kawasan timur Indonesia. ”Ini adalah peluang, termasuk peluang lapangan kerja. Terlebih jika kawasan industri terintegrasi sudah dibangun di kawasan ini,” kata Nurdin.
MNP di antaranya terdiri atas dermaga sepanjang 320 meter dengan kapasitas terpasang 500.000 twenty-foot equivalent unit (TEUs) per tahun. Pembangunan dermaga dan fasilitas pendukungnya ini dimulai sejak 2015 dan menelan biaya Rp 2,51 triliun. Ini adalah tahap awal dari tiga tahap pembangunan MNP.
Farid mengatakan, pembangunan MNP dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap I, II, dan III. Setiap bagian ini dibagi lagi dalam tahap A, B, C, dan D. Adapun dermaga yang diresmikan pada November lalu adalah bagin dari pembangunan tahap IA.
Pada tahap IB, yang juga sedang berjalan, pembangunan meliputi dermaga sepanjang 330 meter dengan daya tampung 1 juta TEUs per tahun. Adapun tahap IC meliputi pembangunan dermaga sepanjang 350 meter dengan kapasitas 1 juta TEUs per tahun dan dermaga yang akan dibangun pada tahap ID sepanjang 1.043 meter.
Adapun pembangunan tahap II akan meliputi dermaga dengan panjang 3.380 meter dan kapasitas 5 juta TEUs per tahun. Pada tahap III atau tahap terakhir nanti, dermaga yang dibangun akan memiliki panjang 4.500 meter dengan kapasitas terpasang 10 juta TEUs per tahun.
”Luas lahan untuk pembangunan MNP tahap I, II, dan III yaitu 1.428 hektar. Ini boleh dibilang 100 persen karya anak bangsa dengan total investasi sebesar Rp 89,57 triliun,” kata Farid.
Pembangunan tahap II dan III akan dimulai pada tahun 2022 dan direncanakan rampung pada 2025. Saat itu, MNP akan memiliki dermaga sepanjang total 9.923 meter dengan kapasitas terpasang 17,5 juta TEUs per tahun. ”Kami sudah mendapatkan investor untuk pembangunan tahap selanjutnya,” ujar Farid.