Pantau Kerusakan akibat Bom Sibolga, Presiden Berikan Bantuan Rp 1,4 Miliar
Presiden Joko Widodo dan Nyonya Iriana meninjau lokasi bekas ledakan bom bunuh diri di Jalan Cendrawasih, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Minggu (17/3/2019). Presiden memberikan bantuan total Rp 1,45 miliar untuk pembangunan kembali rumah warga yang rusak akibat ledakan bom.
Oleh
Nikson Sinaga dan Nina Susilo
·3 menit baca
SIBOLGA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo dan Nyonya Iriana Joko Widodo meninjau lokasi bekas ledakan bom bunuh diri di Jalan Cendrawasih, Kota Sibolga, Sumatera Utara, Minggu (17/3/2019). Presiden memberikan bantuan total Rp 1,45 miliar untuk pembangunan kembali rumah warga yang rusak akibat ledakan bom.
Presiden Jokowi didampingi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Mereka meninjau pusat ledakan di sekitar bekas rumah terduga teroris Abu Hamzah alias Upang. Presiden lalu berdialog dengan warga terdampak ledakan.
Aksi bom bunuh diri di Sibolga itu merupakan rangkaian penangkapan terduga teroris Abu Hamzah di permukiman padat kampung nelayan di Jalan Cendrawasih, Sibolga. Polisi menangkap Abu Hamzah dan empat orang anggota kelompoknya di Sibolga.
Baca juga: Puluhan Rumah Hancur akibat Bom Bunuh Diri di Sibolga
Saat petugas hendak menangkap istri Abu Hamzah, yaitu Asnita alias Nita, Nita meledakkan bom pada Selasa (12/3) yang melukai seorang petugas dan seorang warga. Polisi pun memilih mundur dan mengepung rumah Nita selama lebih dari 10 jam. Namun, Nita akhirnya melakukan aksi bom bunuh diri, Rabu (13/3) dini hari. Nita dan anaknya yang berusia dua tahun diduga tewas akibat bom itu. Ratusan rumah warga pun rusak akibat ledakan itu. Warga harus mengungsi dan tinggal di tenda penampungan.
Dalam kunjungannya, Presiden dan Nyonya Iriana menyempatkan bertemu dengan warga yang rumahnya rusak akibat bom. Dialog pun terjadi. Nyonya Iriana duduk beralas terpal bersama warga, sedangkan Presiden Jokowi berjongkok supaya bisa berbincang dengan warga.
Presiden mengatakan, dirinya sangat kaget setelah mengetahui ada teror bom di Sibolga. ”Sejak kota ini didirikan 319 tahun lalu, Sibolga ini kota yang tenteram, kota yang aman, kota yang selalu damai, tidak ada perpecahan, tidak ada saling menghujat satu dengan yang lain. Kota ini ’Negeri Berbilang Kaum’,” kata Presiden.
Sejak kota ini didirikan 319 tahun lalu, Sibolga ini kota yang tenteram, kota yang aman, kota yang selalu damai, tidak ada perpecahan, tidak ada saling menghujat satu dengan yang lain. Kota ini ’Negeri Berbilang Kaum’.
Presiden pun meminta masyarakat agar terus menjalin rasa persatuan, kerukunan, dan persaudaraan. ”Karena negara kita ini berbeda-beda. Penduduknya sekarang sudah 269 juta jiwa. Namun, isinya berbeda-beda. Berbeda-beda suku, agama, adat, tradisi, dan bahasa daerah,” kata Presiden.
Untuk memulai pembangunan rumah, kata Presiden, ia akan memberikan bantuan agar bisa langsung dikerjakan. Presiden pun meminta Komando Resor Militer 023 Kawal Samudera Sibolga ikut membantu pembangunan rumah warga agar bisa lebih cepat selesai.
Warga yang rumahnya rusak berat diberi bantuan Rp 25 juta, rusak sedang Rp 5 juta, dan rusak ringan Rp 3 juta dengan total bantuan Rp 1,45 miliar. Presiden pun mengatakan akan meminta Kementerian Sosial untuk berkunjung dan membantu pembangunan rumah warga.
Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk mengatakan, mereka sudah melakukan pendataan rumah yang rusak akibat ledakan bom itu. Rumah yang mengalami rusak berat, rusak sedang, dan ringan total 151 unit. Rumah itu dihuni 171 keluarga.
Syarfi mengatakan, bantuan untuk membangun rumah tersebut sangat dibutuhkan warga karena sebagian besar dari mereka adalah nelayan yang merupakan warga kurang mampu. ”Mereka hanya membawa pakaian yang dikenakan saat dievakuasi dari rumahnya. Saat mereka pulang, rumahnya sudah hancur,” katanya.
Menurut Syarfi, bantuan membangun rumah tersebut akan mengobati trauma warga. Pemerintah Kota Sibolga sebelumnya juga memberikan bantuan berupa bahan pokok dan uang tali asih kepada warga terdampak.
Hendra Cipta Hutabarat (35), warga terdampak ledakan bom, mengatakan, mereka sangat membutuhkan bantuan untuk membangun rumah. Rumah Cipta yang berada tepat di samping rumah Abu Hamzah hancur total rata dengan tanah. Hampir tidak ada harta bendanya yang bisa diselamatkan selain beberapa potong pakaian.