”Quo Vadis” Putra-Putri Terbaik Indonesia?
”Mari manfaatkan kesempatan menempuh jenjang pendidikan S-2 dan S-3 melalui beasiswa LPDP. Persiapkan dirimu membangun negeri kita tercinta.”
Demikian kutipan perkataan Presiden Joko Widodo yang terpampang di laman Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), www.lpdp.kemenkeu.go.id.
Sejak digulirkan Kementerian Keuangan medio 2012, LPDP bak ”primadona” bagi pelajar Indonesia yang akan melanjutkan jenjang pendidikan tinggi.
Tercatat lebih dari 20.000 putra-putri terbaik telah melanjutkan studi pascasarjana serta melakukan riset pada perguruan-perguruan tinggi terbaik di dalam ataupun luar negeri. Semua terwujud karena LPDP.
Tenaga Ahli Keuangan LPDP Kementerian Keuangan Kartono di sela-sela memantau ujian seleksi beasiswa LPDP di Aceh Besar pada 2018 mengatakan, peminat beasiswa LPDP tinggi. Setiap tahun yang mendaftar lebih dari 6.000, sementara yang diterima sekitar 4.000 penerima beasiswa.
”Ilmu yang diperoleh selama kuliah diharapkan bermanfaat bagi orang lain. Intinya, mereka harus mengabdi kepada bangsa sesuai profesi masing-masing,” kata Kartono.
Peminat beasiswa LPDP tinggi. Setiap tahun yang mendaftar lebih dari 6.000, sementara yang diterima sekitar 4.000 penerima beasiswa.
Peserta yang lulus akan mendapatkan beasiswa penuh, mulai dari uang SPP, buku, biaya penelitian, hingga biaya hidup. Bahkan, bagi yang kuliah di luar negeri, dua anggota keluarga juga dibiayai LPDP.
Pada tahun 2018, LPDP mengalokasikan anggaran Rp 1,8 triliun untuk membiayai lulusan. Bagi program magister diberikan selama 24 bulan dan program doktor 48 bulan.
Lulusan beasiswa LPDP tersebar di sejumlah instansi pemerintah dan swasta. Penerima beasiswa LPDP berasal dari berbagai latar belakang, antara lain pegawai negeri sipil, dosen, wartawan, peneliti, dan swasta.
Namun, muncul pertanyaan dalam benak banyak orang. Apa kontribusi nyata dari proses menuntut ilmu yang dibiayai oleh uang rakyat itu? Padahal, Presiden meminta mereka membangun negeri.
Pertanyaan itu bukan tanpa alasan. Gaung dari penerima LPDP tidak begitu terdengar dan dirasakan masyarakat luas. Gaung itu hanya terbatas pada kalangan tertentu.
Baca juga : Mahasiswa Internasional Indonesia Jadi Aset Bangsa
Jawab keraguan
Menjawab pertanyaan itu, Ikatan Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Angkatan 140 ”Andrawinapala” mengadakan kegiatan sosial bertema ”Rempah Pangan Lestari” di Kampung Inovasi Cimone, Tangerang. Kegiatan itu sebagai bentuk konkret kontribusi nyata bagi masyarakat.
”Kami ingin sekali berbagi manfaat dan inspirasi dari rempah-rempah dengan bekerja bersama masyarakat. Niat kami, mulai berkontribusi nyata sebelum memulai studi,” ucap Hargyo Tri Nugroho, perwakilan seratusan lulusan seleksi beasiswa LPDP akhir 2018. Ia akan melanjutkan studi doktoral di University of Birmingham, Inggris.
Rempah-rempah jadi komoditas yang paling dicari ketika masa penjelajahan bangsa Eropa abad ke-15 hingga ke-17. Keanekaragaman penduduk Indonesia layaknya rempah-rempah yang bersatu padu ketika diramu dalam sajian masakan.
Nilai sosial, sejarah, dan ekonomi rempah-rempah itu yang menginspirasi mereka untuk mendorong warga menanam rempah bernilai ekonomis tinggi, seperti jahe merah dan kunyit putih, dengan memanfaatkan lahan sempit di perkampungan.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak 3 Maret dengan penyuluhan budidaya tanaman, pelatihan hidroponik tanpa listrik, perbaikan kebun edukasi rimpang-rempah, green house, dan perpustakaan di Madrasah Yayasan Pendidikan Islam Darul Hikmah, Kampung Inovasi Cimone.
Sebagai puncak kegiatan, warga dan penerima beasiswa menyelenggarakan festival edukasi rempah untuk anak-anak melalui berbagai permainan serta peresmian mural hasil kreasi bersama, Sabtu (16/3/2019).
Rempah Pangan Lestari di Kampung Inovasi Cimone jadi salah satu contoh upaya konkret peraih LPDP berkontribusi bagi masyarakat yang telah menyumbangkan dana pendidikan untuk mereka.
Ketua RT 001 Suherman, mewakili warga, mengungkapkan rasa bangga atas kehadiran penerima beasiswa untuk bekerja bersama di Kampung Inovasi Cimone.
”Rekan-rekan membawa inspirasi dan ilmu tentang rempah yang dapat memberi warga kegiatan yang produktif serta menambah pendapatan. Langkah kami selanjutnya adalah menerapkan ilmu ini secara berkelanjutan” ucap Suherman.
Baca juga : Dana Abadi Disiapkan untuk 4 Bidang
Rempah Pangan Lestari di Kampung Inovasi Cimone jadi salah satu contoh upaya konkret peraih LPDP berkontribusi bagi masyarakat yang telah menyumbangkan dana pendidikan untuk mereka.
Masyarakat masih menanti Rempah Pangan Lestari dalam wujud serupa ataupun berbeda dalam kehidupan mereka. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)