Kondisi di Christchurch Kondusif, Satu WNI Masih Hilang
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya, Sabtu (16/3/2019) sore, mengatakan, kondisi di Christchurch, Selandia Baru, sudah kondusif dan relatif aman. Seorang warga negara Indonesia korban luka tembak telah membaik dan dapat dipulangkan dalam beberapa hari ke depan.
Walau demikian, Tantowi juga mengatakan bahwa masih ada satu WNI yang belum bisa dihubungi dan belum diketahui keberadaannya sejak insiden penembakan pada Jumat yang menewaskan 49 orang itu.
Dihubungi dari Jakarta, Tantowi mengatakan, ada enam WNI yang berada di Masjid Al Noor dan dua di Masjid Linwood saat serangan terjadi. Lima di antaranya dipastikan aman dan selamat. Dua di antaranya, seorang ayah dan anak, terluka, dan satu lagi masih hilang.
Tim dari Kedutaan Besar RI Wellington tiba di Christchurch pada Sabtu pukul 14.00 waktu setempat. Sebelumnya, mereka berencana tiba di Christchurch pada Jumat malam waktu setempat. Namun, penerbangan mereka dibatalkan karena bandara di Christchurch tutup.
Hari ini, tim dari KBRI Wellington mengunjungi rumah sakit tempat Zulfirman Syah, WNI korban luka serangan, masih dirawat. Kemarin, ia dilaporkan ditembak berkali-kali dan dirawat di unit perawatan intensif. Anaknya juga sempat dirawat di rumah sakit dan diperbolehkan pulang pada Jumat malam.
”Alhamdulillah, operasi Zulfirman Syah berjalan dengan baik. Beliau saat ini sedang beristirahat. Kami sempat lama ngobrol. Beliau sudah mulai ketawa-ketawa. Alhamdulillah, anaknya juga. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisi mereka baik-baik,” cerita Tantowi.
Dalam beberapa hari, Zulfirman Syah akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa dan kemudian dipersilakan pulang.
Satu WNI masih hilang
Sementara itu, masih ada satu WNI lagi yang belum diketahui keberadaannya. Tim KBRI Wellington telah menghubungi aparat kepolisian setempat dan memastikan jumlah korban tewas sebanyak 49 orang.
”Polisi belum menyebutkan siapa saja korban tewas itu. Kita berharap tidak ada WNI di antara korban itu,” ujar Tantowi.
Polisi mulai mengumumkan nama korban tewas dalam beberapa jam hingga beberapa hari sejak Sabtu sore waktu setempat.
Kondisi lapangan di Christchurch dilaporkan sudah aman dan kondusif. Ketika dihubungi, Tantowi sedang berkumpul bersama ratusan WNI di sana di sebuah taman untuk bersyukur bersama. Sementara itu, polisi masih mengamankan masjid lokasi kejadian dan melarang siapa pun masuk.
Indonesia mengecam
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan rasa keprihatinan dan dukacita terhadap semua keluarga korban dari tragedi penembakan saat dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat.
Peristiwa yang terjadi saat waktu ibadah shalat Jumat itu sangat bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia dan dikecam oleh semua gereja di Indonesia.
PGI mengecam dengan keras peristiwa penembakan yang terjadi di masjid di Chistchurch, Selandia Baru. Peristiwa brutal seperti itu sangat mengusik rasa kemanusiaan kita dan sangat bertentangan dengan prinsip hak asasi manusia yang selama ini kita junjung,” ucap Irma Riana Simanjuntak dari Humas PGI dalam keterangan tertulisnya.
Ungkapan duka serta keprihatinan mendalam turut disampaikan kepada semua keluarga korban. ”Kiranya Tuhan menguatkan semua keluarga dalam menghadapi peristiwa menyedihkan ini,” kata Irma.
PGI mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap tenang dalam menyikapi peristiwa itu dan tidak terpengaruh dengan video ataupun foto yang menunjukkan aksi pelaku ketika menembak di masjid.
”Kami mengimbau untuk tidak menyebarkannya dengan sengaja. Karena, hal inilah yang diinginkan oleh teroris tersebut. Ia mendokumentasikannya agar masyarakat luas menontonnya dan menjadi khawatir,” tutur Irma.