Presiden Yakin Ledakan di Sibolga Tak Terkait Pilpres
Oleh
Nina Susilo
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerja keras Kepolisian Negara RI terutama Detasemen Khusus 88 Antiteror yang mengungkap dan menangkap jaringan terorisme Abu Hamzah dan rekan-rekannya. Insiden ledakan yang terjadi di Sibolga, Sumatera Utara, pun diyakini tak berkaitan dengan agenda politik yang segera berlangsung, Pemilu Presiden 2019.
”Kita apresiasi kerja keras Polri terutama Densus 88 yang telah membuka dan menangkap jaringan baik yang ada di Lampung, Sibolga, dan tempat lain. Ini pengembangan dari yang di Lampung,” ujar Presiden Joko Widodo kepada wartawan di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Presiden juga menegaskan, insiden ledakan ini tak berkaitan dengan pemilu presiden. Namun, insiden itu berhubungan dengan pengembangan kasus penangkapan terduga teroris di Lampung.
Polri awalnya menangkap RS alias PS (23) di Kelurahan Penengahan Raya, Kedaton, Bandar Lampung. RS adalah murid Abu Hamzah yang ditangkap di Sibolga bersama dua tersangka lain, Selasa, 12 Maret. Bersamaan dengan penangkapan itu, terjadi ledakan sekitar pukul 14.50.
Ketika polisi akan menangkap istri Abu Hamzah, perempuan itu melawan dengan melemparkan bom pada Selasa siang. Tim Densus 88 Antiteror dan Kepolisian Resor Sibolga membujuk istri Abu Hamzah untuk menyerahkan diri. Namun, Rabu dini hari, dia meledakkan diri bersama dua anaknya.
Ke depan, kata Presiden, diharap pengungkapan dan penangkapan sel-sel tersisa bisa segera dilakukan. Sebab, sel-sel teroris sangat berbahaya bagi negara.
”Harus ada tindakan tegas terus-menerus tanpa henti dan kita harapkan segera semua terungkap,” ucap Presiden.
Presiden juga menyampaikan rasa prihatin atas terlukanya masyarakat dan aparat penegak hukum akibat ledakan bom Selasa itu.