15 Tahun Mangkrak, Pelabuhan Tanjung Api-Api Mulai Dioperasikan
Setelah 15 tahun mangkrak, Pelabuhan Tanjung Api-Api yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan akhirnya diresmikan, Rabu (13/3/2019). Pelabuhan ini akan difungsikan sebagai pelabuhan barang terutama komoditas unggulan di Sumsel. Keberadaannya diharapkan dapat mendukung aktivitas di Pelabuhan Boom Baru Palembang yang saat ini hampir mencapai titik jenuh.
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PANGKALAN BALAI, KOMPAS — Setelah 15 tahun mangkrak, Pelabuhan Tanjung Api-Api yang terletak di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, akhirnya diresmikan, Rabu (13/3/2019). Pelabuhan ini akan difungsikan sebagai pelabuhan barang, terutama komoditas unggulan di Sumsel. Keberadaannya diharapkan dapat mendukung aktivitas di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, yang saat ini hampir mencapai titik jenuh.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Palembang Mugen Sartoto mengatakan, pelabuhan ini sebenarnya mulai dibangun pada 2004-2007, kemudian dilanjutkan lagi pada 2015-2017. Pembangunan pelabuhan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar Rp 175,1 miliar serta dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel sebesar Rp 51, 8 miliar. Pelabuhan tersebut dibangun di atas lahan seluas 8 hektar milik Pemprov Sumsel.
Fasilitas yang dimiliki pelabuhan ini meliputi dermaga seluas 50 x 20 meter, dengan kapasitas kapal sandar hingga 1.000 tonase bobot mati (DWT), dan draf maksimum 3,5 LWS (kedalaman air saat surut). Sebelum diresmikan, pelabuhan itu diuji coba dioperasikan pada 5 Desember 2018-28 Februari 2019, melayani 10 unit kapal dengan aktivitas bongkar curah cair sebanyak 700 ton, bongkar 12 unit truk LPG, dan aktivitas muat curah cair dengan bobot 520 ton.
Setelah uji coba itu, KSOP Kelas II Palembang mengajukan izin operasional kepada Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Izin pun dikeluarkan melalui SK Nomor A 105/AL.308/DJPL pada 29 Januari 2019 tentang Pemberian Izin Pengoperasian Pelabuhan Laut Tanjung Api-Api kepada KSOP Kelas II Palembang.
Setelah izin diperoleh, sudah ada dua unit kapal yang beroperasi secara berkelanjutan. Beberapa perusahaan juga menawarkan diri untuk menggunakan pelabuhan ini dalam mengangkut sejumlah komoditas.
Hingga saat ini, pelabuhan masih dikelola oleh KSOP. Namun, ke depan, tidak menutup kemungkinan pelabuhan ini bisa dikelola oleh badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau swasta, tengantung dari kriteria yang diperlukan.
Mugen menerangkan, walaupun sudah dioperasikan, masih ada beberapa hal minor yang perlu dibenahi, seperti membangun pergudangan, lapangan penumpukan, penerangan, dan prasarana penunjang yang lain. Selain itu, perlu juga dilengkapi sejumlah sarana dan prasarana bongkar muat.
”Ke depan, pelabuhan ini terus dikembangkan, termasuk untuk pendalaman dan perluasan dermaga,” katanya.
Keberadaan pelabuhan ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan aktivitas angkutan di Sumatera Selatan, terutama pengangkutan komoditas unggulan. ”Pelabuhan ini juga untuk mendukung keberadaan Pelabuhan Boom Baru di Palembang yang hampir memasuki titik jenuh,” ujar Mugen.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, dibukanya pelabuhan ini sebagai tonggak dibangunnya sejumlah sarana infrastruktur strategis di kawasan Tanjung Api-Api. Selain pelabuhan ini, menurut rencana, juga akan dibangun Pelabuhan Laut Dalam Tanjung Carat yang akan menunjang keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-Api.
Dia berharap pelabuhan ini bisa digunakan untuk sejumlah komoditas unggulan di Sumsel, seperti kelapa, karet, batubara, beras, kopi, CPO, dan beberapa komoditas penting lainnya. ”Kalau memang dibutuhkan, pengembangan pelabuhan akan dilakukan segera,” ujarnya. Khusus untuk batubara, pelabuhan ini bisa dijadikan tempat alternatif pengangkutan setelah pelarangan angkutan batubara melewati jalan umum.
Selanjutnya, Pemprov Sumsel akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Banyuasin dan KSOP Kelas II Palembang untuk memberikan sejumlah insentif bagi perusahaan yang menggunakan pelabuhan ini sebagai tempat bersandarnya kapal. Insentif bisa berbentuk kemudahan berinvestasi, biaya pergudangan, dan biaya sandar yang lebih murah.
Pelabuhan Tanjung Api-Api diharapkan dapat mendukung Pelabuhan Boom Baru yang hampir jenuh. Adapun okupansi sandar di Boom Baru sudah mencapai 68 persen, hampir mendekati titik jenuh, yaitu 70 persen.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H Purnomo mengatakan, dengan dibangunnya pelabuhan ini, akan membuka konektivitas satu daerah dengan daerah yang lain. Dengan demikian, pendistribusian barang dapat lebih lancar.
”Ketika pendistribusian logistik bisa lebih lancar, biaya yang dikeluarkan akan lebih murah dan kompetitif,” katanya.