Kesehatan Fisik dan Mental Dalam E-Sport Kurang Diperhatikan
Oleh
Emilius Caesar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Pendidikan kesehatan fisik dan mental dalam olahraga elektronik atau e-sport masih kerap diabaikan oleh atlet dan tim. Padahal, kedua hal ini berpengaruh dalam peningkatan performa dan pemenuhan potensi tiap atlet dalam tim.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Panitia Pelaksana Piala Presiden E-Sports 2019 Giring Ganesha dalam Konferensi Pers Road to Grand Final Piala Presiden E-Sports 2019 pada Selasa (12/3/2019) di Jakarta. Acara tersebut juga dihadiri Wakil Ketua Umum Asosiasi E-Sport Indonesia (IeSPA) Angki Trijaka, dan Direktur Fasilitasi Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Muhammad Neil El Himam.
Selain itu, hadir pula Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informasi Ferdinandus Setu serta Tenaga Ahli Kedeputian II Kantor Staf Presiden Andi Syarif.
Menurut Giring, edukasi di bidang kesehatan fisik dan mental merupakan salah satu hal yang mempengaruhi performa atlet e-sport saat bertanding. Persiapan secara optimal dan menyeluruh kepada seluruh anggota tim dapat mempengaruhi hasil sebuah pertandingan.
Pengembangan mental diperlukan agar seorang atlet memiliki daya juang yang tinggi dan memiliki ketenangan saat berada di bawah tekanan. Sementara kesehatan fisik seperti pengaturan gizi dan pola tidur berguna untuk menjaga kebugaran.
“Masih banyak atlet dan tim e-sport yang belum menyadari pentingnya kesehatan fisik dan mental. Satu saja anggota tim yang tampil buruk dapat mempengaruhi performa tim secara keseluruhan,” kata Giring.
Hal itu diamini oleh Angki. Bimbingan untuk menjaga kesehatan tidak hanya berguna bagi atlit, tetapi juga bagi tim e-sport. Pengetahuan komprehensif dan mendalam soal pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental atlit akan memudahkan tim merancang program latihan yang optimal dan seimbang antara latihan strategi, penguatan mental, dan latihan fisik.
Program latihan tersebut perlu dikembangkan dari berbagai sisi setiap beberapa waktu. Hal ini berguna agar potensi yang dimiliki atlet dapat direalisasikan semaksimal mungkin karena latihan yang seimbang.
Salah satu atlet peserta Piala Presiden E-Sport, Irfandhi “ZOEYBIT” Bakri menuturkan, dirinya dan teman-teman setim belum menyadari pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental selama mengikuti sebuah kompetisi e-sport. Selama ini, mereka belum memiliki program latihan terstruktur yang berakibat pada kurang terjaganya pola makan dan tidur para atlet.
Atlet e-sport dari tim Starlest Makassar, Irfandhi "ZOEYBIT" Bakri.“Kami juga belum punya metode pelatihan mental untuk tim. Saya harap, kami dapat banyak pendidikan soal hal ini untuk memperbaiki kualitas permainan baik secara individu maupun kolektif,” kata anggota tim Starlest Makassar itu.
Sementara itu, Fadhil “Rave” Abdurrahman dari tim e-sport profesional Aerowolf juga mengakui timnya belum memiliki program pelatihan mental dan fisik. Selama ini, tiap anggota tim memiliki program tersendiri. Fadhil melakukannya dengan menjaga asupan dan waktu makan agar tidak mengganggu pencernaan.
Menurutnya, pendidikan kesehatan untuk atlet dan tim e-sports amat penting. Bila seorang atlet tidak menjaga kondisi tubuhnya, mereka berpotensi mengalami gangguan saat sedang berkompetisi.
“Kondisi mental juga sangat penting, sedikit saja mentalnya drop dan tidak bisa pulih, permainannya nanti akan buruk dan berpengaruh ke anggota tim lainnya,” tuturnya. (Lorenzo Anugrah Mahardhika)