Enam orangutan kembali dilepasliarkan ke hutan habitat asli mereka di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, pada Selasa (12/3/2019). Salah satunya adalah Tristan, orangutan yang direhabilitasi selama 12 tahun.
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS—Enam orangutan kembali dilepasliarkan ke hutan habitat asli mereka di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Selasa (12/3/2019). Salah satunya adalah Tristan, orangutan jantan yang direhabilitasi selama 12 tahun.
Tristan adalah orangutan yang pernah menjadi peliharaan warga dan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng saat berumur empat tahun. Adapun lima orangutan lainnya terdiri dari 2 jantan Rosidin (20) dan Borneo (1), dan 3 betina, Buntok (12) induk dari Borneo, Paijah (15), dan Danida (13).
Menurut catatan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS), Tristan dibawa pertama kali ke Palangkaraya pada 4 Februari 2007 saat berumur empat tahun. Saat itu beratnya hanya delapan kilogram. Pada tahun 2016, Tristan dibawa ke kawasan pra-pelepasliaran di Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau. Baru kali ini ia mendapat kesempatan dilepas di habitat aslinya di Katingan.
Tristan dipelihara dan dimasukkan ke kandang sejak umurnya masih satu tahun. Hal tersebut membuat sifat liarnya hilang. Membutuhkan proses hingga 12 tahun hingga Tristan benar-benar kembali ke sifat liarnya.
Pelepasliaran kali ini merupakan pelepasliaran ke-28 dalam Program Reintroduksi Orangutan Yayasan BOS di Kalimantan Tengah sejak tahun 2012. Total terdapat 120 orangutan yang sudah dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya TNBBR di Kabupaten Katingan.
CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite mengungkapkan, orangutan harus tinggal di hutan bukan dikandang. Meski masih terdapat 400 lebih orangutan yang masih direhabilitasi dan direintroduksi, Jamartin yakin akan mampu mengembalikan semuanya ke hutan.
Total terdapat 120 orangutan yang sudah dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya TNBBR di Kabupaten Katingan.
“Tujuan kami, tidak ada lagi orangutan yang disimpan di kandang. Meskipun ada orangutan yang dinilai tidak bisa bertahan di hutan asli, minimal kami akan melepaskannya di kawasan suaka,” kata Jamartin.
Jamartin mengungkapkan, untuk mencapai tujuan itu, semua pihak harus bekerja sama baik dari pemerintah, masyarakat, maupun pengusaha pemilik ijin konsesi. Pelepasliaran kali ini juga tidak terlepas dari peran pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Kepala BKSDA Provinsi Kalimantan Tengah Adib Gunawan mengungkapkan, pihaknya terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya pelestarian lingkungan. Yayasan BOS, menurutnya, sudah membantu kerja pemerintah untuk merehabilitasi orangutan yang selama ini menjadi korban deforestasi.
“Rekan-rekan kami di taman nasional bersama pihak yayasan sudah berupaya banyak untuk mengembalikan orangutan ke habitat alaminya, itu yang penting,” kata Adib.
Adib berharap, upaya dan gerakan bersama itu bisa menjadi motor penggerak upaya pelestarian lainnya bersama dinas-dinas lain. “Ini semua dilakukan demi pelestarian lingkungan di Kalteng,” ujarnya.
Kepala Balai TNBBBR Wilayah Kalteng dan Kalimantan Barat Agung Nugroho mengungkapkan, melestarikan satwa liar di habitatnya merupakan langkah penting untuk memastikan keberhasilan konservasi. Pelepasliaran ini juga merupakan upaya yang mendukung pemetaan dan peningkatan populasi orangutan yang kian terancam.
“Kami yang di lapangan ini bersama pihak-pihak lainnya menjamin keselamatan orangutan yang dilepasliarkan. Ini supaya orangutan bisa membangun dan membentuk generasi baru yang mandiri dan lestari,” kata Agung.
Orangutan merupakan satwa yang memiliki kemiripan DNA paling dekat dengan menusia hingga mencapai 97 persen. Kebiasannya memakan buah-buahan juga membantu memperbaiki dan pembentuk ekosistem secara alami.
Menjaga orangutan, menurut Jamartin, sama dengan menjaga rantai ekosistem tetap alami. “Manusia sebenarnya menerima manfaat terbesar apabila lingkungan hidup terjaga baik dan lestari,” ungkapnya.