Terminal Pondok Cabe Baru Belum Maksimal Beroperasi
TANGERANG SELATAN, KOMPAS -- Memasuki bulan ketiga setelah resmi beroperasi, Terminal Tipe A Pondok Cabe, di Jalan Kemiri Raya, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan belum secara maksimal beroperasi. Aktivitas terminal yang melayani pemberangkatan dan kedatangan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) ke wilayah Jaya Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dan bus Transjabodetabek dengan fasilitas mewah itu masih sepi. Di terminal ini juga bus melayani koneksi dari dan ke bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang.
“Masih sepi. Belum banyak orang yang naik dari terminal ini. Operasionalnya pun masih terbatas,” kata Nembe, koordinator petugas keamanan Terminal Pondok Cabe, Senin (11/3/20190.
Nembe mengatakan, jam operasional untuk keberangkatan bus AKAP masih terbatas, mulai pukul 05.00 hingga pukul 17.00. Paling lambat keberangkatan bus Murni Jaya rute Jakarta (Pondok Cabe) – Yogyakarta.
Bus Transjabodetabek hanya melayani keberangkatan penumpang dari Pondok Cabe mulai pukul 05.00 sampai 06.00 dengan rute Pondok Cabe - Senen. Sementara bus AKAP melayani terakhir pukul 17.00 dan Damri ke bandara mulai pukul 06.00 hingga 18.00.
Sejauh pengamatan, Senin (11/3/2019) terminal dengan bangunan mewah berdiri megah di lahan sekitar lebih 2,5 hektar. Bangunan utama terdiri dari tiga lantai, termasuk lantai dasar untuk kendaraan dan jalur kendaraan. Lantai satu untuk pembelian tiket dan ruang tunggu pengguna jasa bus dan lantai tiga untuk kegiatan komersil.
“Lantai tiga, untuk tempat komersial. Nantinya aka nada tempat-tempat usaha makanan dan minuman, kafe, ATM Center, dan lainnya,” ujar Nembe.
Di sisi kanan bangunan utama terdapat bangunan terminal dalam kota (untuk angkot). Saat ini kondisi bangunan masih dalam proses pembangunan. Ada tiga jalur untuk angkot di terminal ini.
“Bangunan yang masih berupa tiang-tiang, itu untuk terminal angkot. Angkot akan masuk te jalur tersebut. Sekarang masih dalam proses pembangunan,”kata Nembe lagi saat menemani Kompas berkeliling dalam kawasan terminal.
Sepinya aktivitas di terminal terlihat hanya sejumlah kecil calon penumpang di lantai dua. Begitupun dengan di shelter bus hanya terlihat dua penumpang yang menunggu bus di shelter 1. Di halaman, terlihat hanya belasan bus yang terparkir dalam terminal. Di antara bus PO Nusantara tujuan Jakarta Kudus dan Anela Jaya rute Jakarta – Solo – Pacitan.
Kondisi sepinya terminal diakui Santi (62), pedagang kelapa muda di depan pintu masuk Terminal Pondok Cabe.
“Sejak dari masih bangunan lama sampai sekarang, setelah terminal baru dibangun dan beroperasi, kondisi terminal sepi,”kata Santi yang sudah 17 tahun berdagang di sekitar kawasan terminal tersebut.
Ia mengatakan, sebelumnya bus yang beroperasi di Terminal Pondok Cabe sangat terbatas, karena sebagian bus melayani penumpang di Terminal Lebak Bulus. Akan tetapi, setelah Terminal Lebak Bulus digunakan untuk MRT, baru sebagian bus AKAP yang pindah ke Terminal Pondok Cabe.
Santi berharap, ke depannya, terminal baru akan semakin ramai. “Semoga dengan masuknya angkot, setidaknya terminal ini akan semakin ramai. Juga kalau bus AKAP makin banyak, pasti penumpangnya makin banyak juga,” harap Santi.
Sejauh pengamatan, salah satu kendala orang masuk ke terminal itu karena tidak adanya jalur angkutan yang masuk ke dalam terminal tersebut. Jalur angkot yang melintas di depan jalan menuju terminal adalah 29 (berwarna biru tua) rute Ciputat–Parung). Dari tempat turun angkot, warga yang turun dari angkot harus berjalan kaki sekitar 500 meter untuk mencapai pintu gerbang terminal. Jalanan dari jalan raya besar menuju terminal lebar dan terbuat dari aspal beton.
Rute angkot lainnya adalah nomro 106 Lebak Bulus – Parung. Akan tetapi, jarak menuju gerbang terminal lebih jauh, sekitar 800 hingga 900 meter dibanding angkot Ciputat – Parung. Jalan menuju terminal juga agak sempit dan hanya bisa dilalui dua mobil dengan jalanan yang pas-pasan.
“Tidak ada angkot yang masuk ke dalam. Kalau jalan kaki jauh dan panas,”kata Amid, seorang ojek pangkalan.
Masih sepinya aktivitas dalam terminal baru tersebut juga diakui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
Dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Kepala BPTJ, Bambang Prihartono mengatakan, sejauh ini dalam perjalanannya belum banyak masyarakat memanfaatkan layanan Terminal Pondok Cabe ini.
Padahal, di terminal tersebut terdapat 33 operator bus AKAP dengan tujuan beberapa kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Juga layanan bus transjakarta dan bus Damri terkoneksi dengan bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Menurut Bambang, perlu adanya upaya bersama agar operasional Terminal Pondok Cabe berjalan optimal. Pihak BPTJ, kata Bambang, akan terus meningkatkan layanan mulai dari sisi terminal, seperti fasilitas.
Bambang mengatakan, langkah optimalisasi operasional Terminal Pondok Cabe telah disusun, namun dalam implementasinya perlu dilakukan bersama, termasuk dengan pemerintah daerah. BPTJ, lanjut Bambang, juga telah menyiapkan timeline-nya. Akan tetapi, dalam pelaksanannya perlu keterlibatan semua pihak.
Beberapa langkah menurut Bambang untuk optimalisasi pengoperasian Terminal Pondok Cabe, antara lain pemindahan secara bertahap operasional pool ke dalam Terminal Pondok Cabe. Juga mewajibkan bus-bus untuk masuk terminal hingga peningkatan kinerja ruas Jalan KH Sahlem melalui manajemen rekayasa lalu lintas di ruas dan simpang.
BPTJ, kata Bambang, tidak bisa melaksanakan kegiatan yang sudah disusun timeline-nya secara sendiri. Namun, pihaknya perlu mendapat dukungan serta keterlibatan dari Dinas Perhubungan Kota Tangerang Selatan, Kota Depok, Pemerintah Provinsi Banten dan Jawa Barat, kepolisian, Satuan Polisi Pamong Praja, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, dan operator bus.
BPTJ mencatat, terjadi peningkatan jumlah penumpang yang menggunakan bus dari terminal tersebut. Peningkatan terjadi belum terlalu signifikan. Seperti pada bulan Februari, jumlah penumpang AKAP di terminal tersebut sebanyak 1.232 pada kedatangan dan 1.171 penumpang yang berangkat dengan layanan dari 646 bus. Sementara pada bulan Januari, jumlah penumpang di Terminal Pondok Cabe sebanyak 1.315 yang datang dan 1.358 berangkat dengan menggunakan 671 bus.
Peluang besar
Bambang menjelaskan, beroperasinya tol trans Jawa akan memberikan peluang besar bagi layanan bus AKAP di Jawa sebagai pilihan masyarakat. Selain waktu tempuh lebih singkat, tepat waktu, dan lebih pasti, bus AKAP dapat bersaing dengan moda kereta api, bahkan pesawat terbang.
“Momentum ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya dengan terus meningkatkan pelayanan baik dari sisi pelayanan busnya sendiri maupun pelayanan terminal,” jelas Bambang.