KRL Lintas Jakarta-Bogor Sudah Beroperasi Dua Jalur
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Perbaikan prasarana perkeretapian yang rusak akibat kereta commuter line KA 1722 yang tergelincir akhirnya selesai pada Senin (11/3/2019) siang. Setelah evakuasi kereta yang tergelincir, PT KAI Daops 1 Jakarta mengerahkan setidaknya 200 orang untuk memperbaiki jaringan kabel listrik aliran atas (LAA), jalur rel, dan tiang LAA yang rusak.
Senior Manager Humas PT KAI Daops 1 Edy Kuswoyo, Senin (11/3/2019), menyampaikan pada pukul 14.22 kedua jalur di Kebon Pedes, Bogor sudah bisa dilewati. Setelah perbaikan jaringan sinyal telekomunikasi, kabel LAA, dan rel, kereta commuter line mulai diuji coba dengan kecepatan 20 kilometer per jam. Jalur kemudian dinyatakan aman untuk digunakan pada Senin sore.
“Sejak pagi tadi, usai evakuasi selesai semalam, ada 200 personel yang dikerahkan di Kebon Pedes, Bogor. Tim prasarana menyelesaikan perbaikan prasarana yang rusak tersebut. Sekarang, jalur sudah bisa dilewati,” ujar Edy Kuswoyo.
Edy mengklaim, kejadian kereta tergelincir di Kebon Pedes merupakan insiden pertama kali setidaknya sejak lima tahun terakhir. Terkait penyebab kereta tergelincir dan menabrak tiang LAA, PT KAI Daops 1 selaku pemilik prasarana perkeretaapian menyerahkan investigasi kepada Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Adapun sebagai upaya antisipasi, PT KAI akan mengintensifkan pengecekan prasarana di daerah rawan amblas, banjir, maupun longsor. Berdasarkan data PT KAI Daops 1, daerah rawan amblas ada di Rangkasbitung, Citeras, hingga Tigaraksa. Adapun daerah rawan banjir di Merak, Ancol, Jatinegara, dan Cikampek. Sedangkan daerah rawan longsor ada di Cikeusal, Jambu Baru, Cilejet-Rawabuntu, Citayam, Cilebut-Bogor, dan Bogor-Sukabumi.
“Perawatan prasarana, dan pengecekan jalur setelah ini lebih diintensifkan,” kata Edy.
Sementara itu, VP Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia Eva Chairunisa menambahkan, setelah perbaikan prasarana perkeretaapian selesai, pada Senin siang perjalanan KRL dari dua arah Jakarta dan Bogor bisa melintas di dekat pintu pelintasan Kebon Pedes, Bogor. Sebelumnya, jalur tersebut hanya bisa dilalui satu arah mulai pukul 05.00. Imbasnya, terjadi pengurangan perjalanan kereta lingkar Jakarta-Bogor. Sebagian KRL dialihkan melalui rekayasa operasi dengan pemberangkatan dari Stasiun Cilebut, Bojong Gede, Citayam, dan Depok.
“PT KCI serta pihak terkait saat ini masih melakukan pengaturan pola operasi perjalanan untuk normalisasi perjalanan KRL pada lintas Bogor. PT KCI mengimbau kepada para pengguna jasa untuk menyesuaikan waktu perjalanan dan memantau perkembangan informasi perjalanan melalui pengumuman di stasiun, akun twitter, dan facebook resmi PT KCI,” ujar Eva.
Data dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), terjadi kenaikan jumlah bus AKAP rute Bogor-Jakarta yang beroperasi maupun penumpang yang berangkat sejak Minggu (10/3/2019). Jumlah bus yang berangkat dari Terminal Baranangsiang pada Minggu sebanyak 147 bus, meningkat dibandingkan Sabtu (9/3/2019) yang hanya sebanyak 115 bus. Adapun jumlah penumpang yang berangkat pada Minggu sebanyak 2.313 orang, meningkat dua kali lipat dibandingkan Sabtu yang hanya 1.057 orang.
“Untuk data Senin, (11/3/2019), masih belum ada direkap karena biasanya rekapnya malam hari, tapi Minggu sudah ada peningkatan,” kata Humas BPTJ Budi Rahardjo.
BPTJ sendiri menyiapkan beberapa bus sebagai alternatif warga Bogor yang hendak ke Jakarta. Bus tersebut berangkat dari Terminal Baranangsiang, Bubulak, dan Ciawi. Bus yang disiapkan untuk rute Bogor-Tanjung Priok sebanyak 26 unit, Bogor-Bekasi 11 unit, Bogor-Kampung Rambutan tiga unit, dan Bogor-Lebak Bulus 10 unit. Selain itu, juga ada bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus Transjakarta (APTB) rute Bogor (Bubulak) ke Rawamangun, Blok M, dan Grogol sebanyak 30 unit. BPTJ juga menyiapkan cadangan 15 armada bus.