Prilly Latuconsina Berbagi Pengalaman Aman Berlalu Lintas di Kota Tangerang
Oleh
PINGKAN ELITA DUNDU
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Satuan Lalu Lintas Polres Metro Tangerang menggelar acara Millenial Road Safety Festival 2019 di Tugu Adipura, Kota Tangerang, Banten, Minggu (10/3/2019). Selain menyadarkan pengendara tertib berlalu lintas, kegiatan yang dilakukan di wilayah hukum Polda Metro Jaya ini juga untuk menekan angka kecelakaan berlalu lintas di wilayah hukum Polrestro Tangerang.
”Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan yang dilangsungkan di Jakarta pada akhir bulan ini (Maret). Ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Polri yang bekerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan tertib berlalu lintas,” kata Kepala Polres Metro Tangerang Komisaris Besar Abdul Karim di Tugu Adipura, Minggu (10/3).
Menurut Abdul Karim, angka kecelakaan di Kota Tangerang saat ini mengalami penurunan hingga 10 persen. Penurunan itu terjadi karena sejumlah perlakuan yang dilakukan dalam beberapa kegiatan, di antaranya membuat rekayasa lalu lintas di sejumlah jalan protokol yang sebelumnya dua arah menjadi satu arah. Juga melakukan peninjauan terhadap berbagai pelanggaran pengendara yang melawan arus.
Hadir dalam acara itu Dirlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusuf dan artis Prilly Latuconsina. Dalam acara itu, ditampilkan motor Kawasaki W 175 garapan Katros Garage berwarna hijau milik Joko Widodo bernomor polisi B 3450 INA.
Juga pertunjukan reog Ponorogo. Prilly berbagi cerita pengalaman kecelakaan di jalan raya. Saat hendak menuju tempat shooting, ia ditabrak mobil dari belakang.
”Saat menabrak mobil saya, ternyata pengendaranya sedang asyik bermain handphone. Karena Hp-nya jatuh, pengemudinya berusaha mengambilnya. Akhirnya mobil saya ditabrak dan lecet,” kata Prilly.
Sejak saat itu, Prilly mengaku, ia sadar akan pentingnya mematuhi aturan berlalu lintas.
”Looping”
Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Saeful Rohman mengatakan, pihak Pemerintah Kota Tangerang mendukung penuh program Millenial Road Safety Festival 2019 yang dilakukan di wilayah tersebut.
Dukungan itu di antaranya, kata Saeful, melakukan perbaikan dan pembenahan infrastruktur, seperti memperbanyak pemasangan rambu lalu lintas dan marka jalan. Selain itu, Saeful menjelaskan, pihaknya telah mengurangi berbagai simpangan dan mencoba mengaktifkan area control traffic system (ACTS).
”Di sejumlah simpangan, kami sudah pasang CCTV (kamera pemantau) yang dilengkapi speaker (pengeras suara). Ini dalam rangka mau mengingatkan kepada para pelanggar lalu lintas agar tertib berlalu lintas,” kata Saeful.
Sejauh ini, di wilayah Kota Tangerang terdapat 52 simpangan. Sejumlah simpangan sudah dipasangi lampu lalu lintas (traffic light) dan CCTV. Sebanyak 34 simpangan sudah dipasang lampu lalu lintas. Dari jumlah itu, sebanyak 16 titik sudah dipasang CCTV, dan sebanyak 8 titik CCTV di lampu lalu lintas telah dipasang pengeras suara.
”Sebenarnya, dari jumlah (lampu lalu lintas, CCTV, dan pengeras suara) ini masih kurang untuk mengatasi keselamatan berlalu lintas. Belum semua simpangan dipasang traffic ligt, CCTV, dan pengeras suara,” ujar Saeful.
Menurut Saeful, secara bertahap Pemerintah Kota Tangerang melalui dinas pehubungan akan melengkapi semua simpangan dengan lampu lalu lintas, CCTV, dan pengeras suara.
”Kami berharap semoga tahun 2020 semua simpangan sudah terpasang (lampu lalu lintas, CCTV, dan pengeras suara),” kata Saeful.
Saat ini, dinas perhubungan sedang melakukan pengkajian terkait pengurangan pemasangan lampu lalu lintas. Dengan sistem ini, pengendara akan lebih diarahkan melalui looping sehingga pengguna jalan tidak lagi melalui persimpangan, tetapi melalui looping tersebut.
”Cara ini dapat mengurangi tingkat kepadatan kendaraan. Saat ini, program tersebut sudah diterapkan di beberapa wilayah, seperti Royal, beberapa di Cadas, simpang tujuh, dan lokasi lainnya,” kata Saeful.
Ia menjelaskan, penerapan program tersebut belum begitu signifikan. Akan tetapi, hal tersebut merupakan salah satu cara manajemen rekayasa lalu lintas dalam rangka mengurangi tingkat kepadatan pergerakan lalu lintas.
Jika dari persimpangan, kendaraan pasti akan berhenti dan terjadi antrean.
Sistem looping tersebut diakui memang akan terjadi antrean. Akan tetapi, kendaraan akan terus bergerak.