Pembangunan Bioskop Rakyat di Pasar Teluk Gong Rampung April
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan bioskop rakyat di Pasar Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara, akan rampung pada April 2019. Selain sebagai sarana hiburan murah, nantinya bioskop itu juga akan berfungsi sebagai sarana edukasi warga tentang perfilman Tanah Air.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, di Jakarta, Jumat (8/3/2019), mengatakan, bioskop rakyat itu dibangun untuk memberikan akses lebih luas bagi warga menikmati hiburan layar lebar. Harapannya, hal itu akan menumbuhkan kecintaan terhadap film produksi dalam negeri.
”Apalagi hal itu didukung dengan iklim industri perfilman di Indonesia yang saat ini sedang membaik. Sekitar 60 persen film yang diputar di bioskop merupakan produksi dalam negeri, ” ujarnya.
Menurut Triawan, jumlah bioskop di seluruh Indonesia juga meningkat tajam selama tiga tahun belakangan. Dari sebelumnya 1.050 bioskop pada 2015 menjadi 1.800 bioskop pada 2018.
”Pembangunan bioskop rakyat itu merupakan langkah tepat menyambut gairah dunia perfilman yang meningkat. Inisiatif untuk melahirkan pengalaman baru menikmati film perlu terus didukung,” kata Triawan.
Pembangunan bioskop rakyat itu merupakan langkah tepat menyambut gairah dunia perfilman yang meningkat. Inisiatif untuk melahirkan pengalaman baru menikmati film perlu terus didukung.
Triawan berharap, Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) 56 dan PD Pasar Jaya selaku pengelola dapat menjaga kualitas pelayanan bioskop rakyat setingkat dengan bioskop lain yang berada di mal. Tanggapan yang baik dari masyarakat akan mengundang lebih banyak pemodal untuk berinvestasi pada model usaha tersebut.
Kepala Pasar Teluk Gong Suwardi menyatakan, para pedagang mendukung pembangunan bioskop tersebut. Hal itu dirasa akan berperan besar menghadirkan suasana yang nyaman bagi pengunjung bioskop.
”Rencana pembangunan bioskop rakyat itu dapat mengundang lebih banyak pengunjung ke pasar. Para pedagang berharap hal itu akan meningkatkan omzet mereka,” ucap Suwardi.
Ketua Parfi 56 Marcella Zalianty mengatakan, pembangunan bioskop rakyat itu bukan semata soal bisnis, melainkan juga merupakan upaya mengedukasi warga lewat pemutaran film bermutu. Nantinya di tempat itu akan dirancang juga agenda seminar dan diskusi bagi warga yang berminat terhadap dunia perfilman.
”Selaku inisiator, kami akan menyediakan waktu khusus bagi film komunitas untuk diputar di luar jam tayang reguler. Dengan begitu, warga bisa menikmati berbagai jenis film Tanah Air yang berjaya di luar negeri, tetapi jarang diputar di bioskop umum,” ujarnya.
Menurut Marcella, produser, sutradara, dan pemeran film akan diundang menyapa warga. Cerita menarik di balik pembuatan film dinilai dapat menginspirasi anak muda untuk berkarya.
”Dengan begitu, warga berkesempatan belajar tentang perfilman langsung dari ahlinya. Ruang pertemuan semacam itu yang saat ini masih jarang ada di Indonesia,” lanjutnya.
Warga berkesempatan belajar tentang perfilman langsung dari ahlinya. Ruang pertemuan semacam itu yang saat ini masih jarang ada di Indonesia.
Selain itu, Marcella juga menjanjikan harga tiket bioskop rakyat akan dibatasi tidak lebih dari Rp 20.000 pada hari biasa. Adapun pada akhir pekan, tiket akan dibanderol seharga Rp 25.000.
Pembangunan bioskop rakyat di Pasar Teluk Gong itu merupakan langkah awal. Menurut rencana, proyek serupa akan menjangkau daerah di seluruh Indonesia.
”Di Jakarta cukup dua atau tiga bioskop rakyat. Kami ingin fokus merambah daerah karena warga di sana merupakan yang paling membutuhkan fasilitas ini,” ujar Marcella. (PANDU WIYOGA)