Konsistensi Kebijakan Ekonomi Tingkatkan Kepercayaan Investor
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Konsistensi dari kebijakan ekonomi suatu negara dapat menarik investor untuk datang berinvestasi. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mampu membuat kebijakan yang konsisten.
Ekonom University of California dan Peraih Penghargaan Nobel bidang Ekonomi 2004, Finn Erling Kydland mengatakan, kebijakan ekonomi yang konsisten akan memupuk rasa kepercayaan investor. Investor memiliki kepastian untuk memperhitungkan prospek untung dan rugi ketika berbisnis di negara bersangkutan.
“Contoh kasus yang berhasil adalah apa yang dilakukan oleh Irlandia. Irlandia menerapkan kebijakan pajak di sektor fiskal yang sangat konsisten,” kata Kydland dalam pidato berjudul Kebijakan Ekonomi Konsisten dan Pembangunan Ekonomi di Binus University, Jakarta, Jumat (8/3/2019).
Sekitar tahun 1990, Pemerintah Irlandia mengumumkan kepada para calon investor terkait pengenaan pajak usaha. Selama bertahun-tahun, kebijakan pajak tersebut tidak berubah. Faktanya, kepastian pajak yang diberikan tidak hanya untuk masa satu hingga tiga tahun, tetapi mencapai hampir dua dekade.
Kydland melanjutkan, kebijakan yang konsisten akan berdampak pada perekonomian dan selanjutnya mendorong kesejahteraan masyarakat. Mengutip data Penn World, pada awal 1990, produk domestik bruto (PDB) per kapita Irlandia hampir setara dengan Yunani dan Italia, yaitu sekitar 14.000 dollar AS.
Berkat kebijakan pajak yang konsisten, PDB per kapita Irlandia melonjak pesat hingga menjadi lebih dari 42.000 dollar AS pada 2007. Pencapaian tersebut melampaui PDB per kapita dari negara maju, seperti Inggris, Perancis, dan Jerman pada tahun yang sama.
Kebijakan yang konsisten dapat disusun berdasarkan sejumlah faktor, seperti inovasi, tingkat produktivitas, infrastruktur, investasi asing langsung, dan pajak dari negara tersebut. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan guna memperoleh kebijakan yang tidak hanya stabil, tetapi juga tepat guna.
Berkat kebijakan pajak yang konsisten, PDB per kapita Irlandia melonjak pesat hingga menjadi lebih dari 42.000 dollar AS pada 2007.
Kydland mengingatkan, kredibilitas suatu negara turut memengaruhi kesuksesan implementasi kebijakan yang telah dibuat. Untuk Indonesia, kredibilitas saat ini baru terlihat dari sisi kebijakan moneter, yaitu komitmen Bank Indonesia untuk menurunkan inflasi selama beberapa tahun terakhir.
China
Menurut Kydland, China adalah contoh negara dengan kebijakan pajak yang konsisten, tetapi kurang diimbangi dengan kebijakan lainnya.
Sebagai contoh, sumber pendanaan kebanyakan berasal dari bank yang dimiliki oleh negara. Kondisi ini membuat adanya kecenderungan bagi bank-bank ini menyalurkan dana kepada perusahaan-perusahaan yang juga milik negara. Kadang kala, perusahaan seperti ini memiliki tingkat produktivitas lebih rendah daripada perusahaan swasta.
“Konsistensi ini dapat memberi dampak buruk bagi China di kemudian hari karena dana tidak tersalurkan ke bisnis skala kecil dan menengah yang potensial memacu pertumbuhan ekonomi. Ekonomi China seharusnya dapat tumbuh lebih besar,” ujar Kydland.
Kydland melanjutkan, intervensi pemerintah dalam pembangunan ekonomi tetap diperlukan. Namun, intervensi harus dilakukan sampai batas tertentu saja.
Bertukar pikiran
CEO Bina Nusantara Bernard Gunawan menyampaikan, kedatangan Kydland ke Indonesia merupakan salah satu upaya dunia akademik untuk bertukar pikiran dengan ekonom ahli guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. “Saya harap dengan memberdayakan masyarakat, akan berkontribusi dalam membangun bangsa,” tuturnya.
Chairman International Peace Foundation Uwe Morawetz menambahkan, kedatangan Kydland merupakan bagian dari program dialog yang diadakan yayasan ini. Ia berharap, kedatangan ahli-ahli lainnya di bidang fisika, kedokteran, dan ekonomi akan memperkuat upaya perdamaian dunia dan pencegahan konflik.