Gambar LeBron ‘King’ James boleh terpajang di mana-mana di Los Angeles. Terlebih setelah dia bisa melewati nama besar legenda NBA Michael Jordan. James baru saja melewati rekor pencetak Jordan sebagai poin terbanyak keempat di pentas NBA.
Dalam pertarungan Los Angeles Lakers melawan Denver Nuggets di Staples Center, di California, Rabu (6/3/2019) waktu Amerika Serikat atau Kamis (7/3/2019) siang WIB itu, James mencetak 31 angka. Dengan demikian, James secara keseluruhan sudah mengoleksi 32.311 poin.
Torehan 32.311 poin selama hampir 15 musim tampil di NBA, membuatnya melampaui rekor Jordan yang hanya mencapai 32.292 poin dalam 14 musim berkarier di NBA. James kini sudah berada di urutan keempat dalam sejarah NBA sebagai pencetak poin tertinggi.
Jordan (56) yang kini menjadi pemilik Charlotte Hornets, turun ke posisi kelima sebagai pencetak poin terbanyak sepanjang sejarah NBA. Dalam komentar singkatnya kepada wartawan, James menegaskan, bahwa inspirasinya selama ini adalah dari Michael Jordan. “Saya menggunakan nomor punggung 23 karena Jordan. Dan saya bermain dan mencintai bola basket pun karena Jordon," katanya.
Sebagai pencetak poin terbanyak di pentas NBA, James masih di bawah Kareem Abdul-Jabbar (71) yang menjadi pencetak poin tertinggi di NBA hingga saat ini (38.387), Karl Malone (55) yang mencetak 36.928 angka dan Kobe Bryant (40) yang telah mengoleksi 33.643 angka.
Seperti halnya James, tiga besar pencetak poin terbanyak di NBA sama-sama pernah bermain untuk Lakers yang telah 16 kali menjuarai NBA. Meski demikian, hanya Kobe Bryant yang dianggap sebagai "anak kandung" LA Lakers. Mengingat dalam 20 musim kariernya, sekali pun menjadi pilihan ke-13 Charlotte Hornets dari NBA Draft 1996 tetapi Kobe Bryant langsung bermain untuk LA Lakers hingga menggantung sepatunya.
Sedangkan Abdul-Jabbar baru bergabung mulai 1975 hingga pensiun 1989, setelah sebelumnya bermain di Milwaukee Bucks mulai 1969. Malone pun hanya satu musim memperkuat LA Lakers yakni di 2003-2004, setelah pindah dari Utah Jazz.
James yang sejauh ini baru meraih 3 gelar NBA ketika bermain untuk Miami Heat 2012 dan 2013, serta bersama Cleveland Cavaliers tahun 2016, baru bergabung dengan Lakers pada musim ini. James justru bergabung saat Lakers tengah terpuruk. Berbeda dengan Abdul-Jabbar yang justru mempersembahkan 5 gelar NBA untuk Lakers dari 1980, 1982, 1985, 1987 dan 1988. Sementara Kobe Bryant yang juga memberikan lima gelar NBA bagi Lakers 2000, 2001, 2002, 2009 dan 2010.
James yang kehadirannya pada musim ini diharapkan mampu mengangkat dan mengantar Lakers ke babak play off, belum kunjung berhasil. Saat menjamu Denver Nuggets pun, Lakers lagi-lagi harus menelan kekalahan 99-115. Ini artinya sekali pun masih berpeluang, tetapi posisi Lakers menuju babak play off semakin sulit.
Karena dengan rekor menang-kalah yang hanya bisa mencapai 30-35 urutan Lakers di klasemen sementara Wilayah Barat hanya di peringkat 11. Rekor menang kalah Lakers sama dengan Minnesota Timberwolves yang menempati peringkat ke-10.
Di posisi sembilan ada Sacramento Kings yang tetap menempel di bawah zona aman menuju play off dengan rekor menang-kalah 32-32.
Jadi, sekali pun telah mencetak rekor pribadi, tidak akan ada pesta bagi James. Jalan bagi Lakers makin terjal jalan menuju babak play off. Mengingat LA Clippers yang kini berada di peringkat 8 Wilayah Barat saja sudah mengantongi 37 kemenangan dan baru kalah 29 kali. Sama dengan yang dicapai San Antonio Spurs di posisi ke-7.
Dengan begitu untuk bisa masuk ke zona aman babak play off, yakni 8 besar, sedikitnya Lakers harus bisa memenangkan sedikitnya 8 kemenangan dari 17 pertandingan tersisanya. Itu pun masih dengan catatan, kalau San Antonio Spurs dan LA Clippers tidak bisa meraih satu kemenangan pun.
Pesta untuk LeBron ‘King’ James memang hanya sesaat, ketika dirinya mampu menabrak untuk melakukan lay up dalam upayanya melampaui rekor ‘Air\' Jordan. (AP/ESPN.COM)