Usaha Rintisan Diminta Utamakan Pasar Dalam Negeri
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Terus berkembangnya berbagai usaha rintisan di Indonesia turut berkontribusi pada kemajuan perekonomian Indonesia. Para pelaku usaha rintisan diminta memenuhi pasar dalam negeri dahulu, baru kemudian ekspor. Itu penting agar tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan hal itu pada bincang ”Peranan Teknologi Informasi pada Era Revolusi Industri 4.0” di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (5/3/2019). Ia pun mendorong usaha rintisan digarap dengan kreatif.
Enggartiasto menuturkan, peluang terbuka karena jumlah wirausaha di Indonesia masih di bawah 3,5 persen dari populasi. ”Tren yang berkembang saat ini marak wirausaha lewat online (daring). Banyak yang maju dan berkembang. Kami mendorong agar memenuhi pasar dalam negeri,” katanya.
Ia menambahkan, sejumlah pelaku usaha rintisan bahkan sudah menjual produknya hingga ke luar negeri meski bukan skala ekspor. Namun, baginya, yang utama adalah memenuhi pasar dalam negeri agar impor yang ada saat ini tidak membuat Indonesia hanya menjadi penonton di negeri sendiri.
Menurut Enggartiasto, ada kecemburuan ketika penjualan daring tak dikenakan pajak seperti penjualan konvensional. Namun, bagaimanapun itu bukan alasan melakukan pembatasan. ”Mengalir saja, tak perlu ada pembatasan. Bagaimanapun usaha rintisan perlu didorong,” katanya.
Enggartiasto pun mengapresiasi UKSW yang memfasilitasi dan mendorong mahasiswa menuangkan kreativitasnya dalam berwirausaha. ”Banyak bidang untuk membuka usaha seperti ini, tergantung pada minatnya. Kami coba pikirkan untuk membuat inkubator usaha bagi mahasiswa,” ujarnya.
Adapun Revolusi Industri 4.0 atau generasi keempat menjadi tantangan bagi para generasi penerus. Pada era yang serba digital ini teknologi informasi tidak bisa dilepaskan. Enggartiasto mencontohkan, di perusahaan yang berkembang pesat seperti Alibaba di China, mahadata atau big data menjadi aset terbesar.
Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara menuturkan, investasi di dunia pendidikan menjadi penting guna menopang perkembangan bangsa yang lebih baik. Ia pun percaya, sebagai perguruan tinggi, UKSW berperan penting untuk itu dengan menghasilkan lulusan-lulusan yang berdaya saing serta kompetitif.
Oleh karena itu, pihaknya berharap pemerintah lebih berani berinvestasi di dunia pendidikan tinggi. ”Investasi ini akan terbayarkan nantinya, pada 2030 dan seterusnya. Sebab, investasi di dunia pendidikan seperti ini baru akan terasa pada generasi berikutnya,” kata Neil.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dalam sambutan yang dibacakan Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jateng Juandi, mengatakan, wirausaha perlu dimulai dari mimpi. Segala ketakutan perlu dihapus dan bergerak untuk mengoptimalkan potensi diri serta kemudian memulainya.
Ganjar menambahkan, wirausaha bukanlah bakat, melainkan ilmu dan keterampilan. ”Kami harapkan para mahasiswa dapat kreatif dan menjadi inovator. Menjadi pionir, bukan pengikut. Jadikan pengalaman pahit sebagai pelajaran agar tak terjebak pada kesalahan-kesalahan yang sama,” ucapnya.