Tidak Hanya Budaya, Italia Pun Miliki Keunggulan Teknologi
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Italia dan Indonesia merayakan 70 tahun hubungan diplomatik bilateral dengan menggelar pameran di kedua negara yang menunjukkan keunggulan masing-masing. Di Jakarta, Kedutaan Besar Italia di Jakarta memperkenalkan negaranya kepada Indonesia dari sudut pandang yang berbeda, yaitu keunggulan Italia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melalui pameran di Museum Nasional, Jakarta, bertajuk ”Italy: The Beauty of Knowledge”, produk inovasi Italia yang diperkenalkan terdiri dari sektor kesehatan, lingkungan, ruang angkasa, pangan dan gizi, serta warisan budaya. Pameran itu terbuka untuk umum dan digelar pada 6-31 Maret 2019.
Sementara itu, di Roma, Italia, Kedutaan Besar RI di Roma memamerkan produk unggulan Indonesia, terutama di sektor ekonomi kreatif, fashion, kerajinan tangan, dan beberapa produk usaha kecil dan menengah (UKM).
Duta Besar Italia untuk Indonesia Vittorio Sandalli saat acara pembukaan pameran di Museum Nasional, Jakarta, Selasa (5/2/2019), mengatakan, dia ingin memperkenalkan Italia kepada Indonesia melalui sudut pandang yang berbeda. Italia lebih dikenal dari segi budayanya. Padahal, ada juga banyak capaian Italia di bidang pengetahuan, riset, dan pengembangan teknologi.
”Tidak hanya sekarang, tetapi juga pada zaman dulu,” tutur Sandalli tentang capaian Italia di bidang pengetahuan, riset, dan pengembangan teknologi.
Sandalli menyampaikan beberapa fakta tentang keunggulan Italia di bidang teknologi. ”Industri kedirgantaraan Italia merupakan salah satu yang paling maju di dunia dan telah berkontribusi terhadap 50 persen peralatan dengan volume bertekanan tinggi yang digunakan di International Space Station,” ujarnya.
Dubes Italia itu juga mengatakan, negaranya merupakan produser obat-obatan terbesar di Uni Eropa dan mengekspor hampir 80 persen produksi dari dalam negeri.
Mengutip siaran pers dari situs Kementerian Luar Negeri RI pada Oktober 2016, Italia pada saat itu merupakan mitra dagang terbesar ke-19 bagi Indonesia. Italia merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di wilayah Uni Eropa dan dikenal dengan produk 3F (food, fashion, furniture).
Kerja sama antara kedua negara juga ditandai atas besarnya dukungan Italia terhadap produk minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia. Jumlah ekspor CPO Indonesia ke Italia mencapai 36 persen dari total ekspor CPO Indonesia.
Mengenai rencana kerja sama ke depan, Direktur Eropa I dari Kemenlu RI Dino R Kusnadi mengatakan, pihaknya belum memutuskan di sektor mana yang akan menjadi fokus dan dikembangkan. ”Biarkan publik mengetahuinya terlebih dahulu. Pameran ini untuk menginspirasi mereka,” ucapnya.
Dino menambahkan, saat ini, ada sejumlah nota kesepahaman (MOU) yang dalam proses pembahasan. Indonesia telah memiliki sejumlah MOU dengan Italia, tetapi usianya sudah cukup tua. MOU lain perlu dikembangkan agar sesuai dengan kondisi kedua negara terkini.
Berdasarkan data dari situs Kementerian Luar Negeri, ada lima perjanjian antara kedua negara yang telah diratifikasi. Salah satunya ada perjanjian di antara pemerintah kedua negara tentang kerja sama di bidang sains dan teknologi. Perjanjian itu diratifikasi pada Oktober 2000.
Perjanjian terakhir yang diratifikasi tertanggal Oktober 2016 dan tentang persyaratan visa. ”Italia memiliki hubungan yang kuat dengan Indonesia selama 70 tahun. Kami berharap pameran ini dapat menginspirasi kedua negara untuk lebih memperluas kerja samanya di berbagai bidang dan menghasilkan peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” tutur Sandalli.
Berbagai bidang
Kerja sama Indonesia-Italia secara resmi dimulai saat Italia mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember 1949. Selanjutnya, Italia membuka kedutaan di Jakarta pada Oktober 1951, dilanjutkan pembukaan kedutaan RI di Roma pada Maret 1952. Baru pada Desember 1953, kedua negara meningkatkan perwakilan masing-masing di Roma dan Jakarta menjadi kedutaan besar.
Selama 70 tahun, kerja sama kedua belah pihak dilakukan dalam berbagai bidang, salah satu yang paling terukur adalah kerja sama di bidang ekonomi.
Di bidang ekonomi, kerja sama kedua belah pihak tampak dari peningkatan volume perdagangan dari tahun ke tahun. Pada 2017, total perdagangan kedua negara mencapai 3,5 miliar dollar AS. Nilai tersebut meningkat pada 2018 menjadi 3,7 miliar dollar AS.
Akan tetapi, kenaikan volume perdagangan tersebut tidak dibarengi perkembangan neraca perdagangan Indonesia. Walaupun masih membukukan nilai positif, neraca perdagangan Indonesia dengan Italia cenderung menurun dalam lima tahun terakhir.
Pada 2013, neraca perdagangan RI-Italia mencapai 433 juta dollar AS. Akan tetapi, pada 2018 angka tersebut turun drastis hingga hanya 80 juta dollar AS.
Selama ini, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Italia adalah minyak sawit, alas kaki, dan kopi. Nilai ekspor ketiga komoditas tersebut juga menurun dalam dua tahun terakhir.
Untuk meningkatkan nilai ekspor, Pemerintah Indonesia juga menjajaki komoditas potensial yang nilainya naik selama 2017 dan 2018. Terdapat dua komoditas yang berpotensi mendongkrak ekspor Indonesia ke Italia, yaitu produk kulit dan perikanan.
Ekspor kulit dan produk kulit Indonesia ke Italia naik dari 1,9 juta dollar AS pada 2017 menjadi 2,1 juta dollar AS pada 2018. Sementara ekspor ikan dan produk ikan ke Italia naik dari 28,8 juta dollar AS pada 2017 menjadi 31,9 juta dollar AS pada 2018. (MAHATMA CHRYSHNA/LITBANG KOMPAS)