BARCELONA, SENIN - Peraturan baru Formula 1, khususnya pentederhanaan sayap depan, dirasakan membantu manuver pebalap. Situasi ini selarah dengan target manajemen F1 yang menginginkan jarak antarpebalap balapan lebih rapat, dan banyak manuver saling mendahului. Kondisi itu akan meningkatkan daya tarik Formula 1, sehingga penonton terus meningkat.
Pebalap tim Haas Kevin Magnussen mengakui, desain baru sayap depan membuat pebalap lebih nyaman saat membuntuti pebalap lainnya. Hal itu membuat balapan jarak dekat antarpebalap dan aksi salip menyalip lebih mudah dilakukan. Mengendarai di belakang mobil lain saat tes pramusim di Barcelona, pekan lalu, dirasakan lebih nyaman ketimbang tahun lalu.
"Banyak orang mengatakan, hal itu tidak akan membuat perbedaan. Memang bukan sebuah perbedaan besar, tetapi saya bisa benar-benar membuntuti, karenanya ini akan menarik untuk dilihat. Saya lebih cepat dari pebalap lain yang saya buntuti, dan begitu saya berada di belakangnya, saya juga bisa mendahului dia pada putaran yang sama. Saya sepertinya sekitar dua detik lebih cepat darinya. Mungkin pada tahun lalu pun dalam kondisi yang sama, saya akan bisa mendahuluinya, tetapi perasaan berada di belakang mobil lain terasa berbeda, jauh lebih baik ketimbang tahun lalu," papar Magnussen di situs resmi F1, Senin (4/3/2019).
Aturan baru sayap depan yang lebih disederhanakan memberikan dua solusi terkait dengan masalah kesulitan seorang pebalap membuntuti pebalap lainnya di ajang F1. Dengan desain sayap depan musim ini, maka mobil yang berada di depan akan membuat lebih sedikit buangan udara, sedangkan sayap belakang yang lebih tinggi dan lebih lebar juga membantu mobil yang mengejar untuk mendapatkan daya tekan ke bawah (down force) lebah tinggi. Down force membantu mobil itu memiliki daya cengkeram yang bagus saat membuntuti rivalnya.
"Keseluruhan mobil terasa lebih konsisten dan stabil saat berada di belakang mobil lain. Karenanya saya tidak sabar untuk melihat apakah di trek lainnya juga akan sama. Selalu ada faktor-faktor yang berbeda yang anda mungkin mengabaikannya, karenanya anda perlu pergi ke trek lain dan memang berbeda. Tetapi tanda-tanda awalnya bagus," jelas Magnussen.
Sementara itu, manajemen Formula 1 menyampaikan dua strategi kunci prioritas untuk musim 2019, yaitu publikasi mengenai pencapaian teknis lebih besar dari mesin turbo-hibrida yang digunakan pada mobil-mobil F1 saat ini, dan menjadikan ajang balapan F1 lebih bisa diakses publik.
Hal itu disampaikan CEO F1 Chase Carey ketika berbicara di Geneva Motor Show, sebagaimana dipublikasikan Motorsport, Selasa (5/3).
"Yang pertama adalah membangun bukan hanya dalam kepemimpinan teknologi kita (di olahraga bermotor), tetapi pencapaian-pencapaian luar biasa dalam hal efisiensi dan keandalan mobil-mobil kita, serta mesin-mesin hibrida. Kami akan terus berinvestasi dalam peluang-peluang untuk mengurangi emisi karbon lebih jauh dan inisiatif-inisiatif lainnya untuk berada di baris terdepan teknologi terkait jalan raya," ungkap Carey.
Kedua, lanjut Carey, pihaknya ingin terus menekankan bahwa Formula 1 adalah olah raga untuk semua orang. Itu artinya terus menekankan kesempatan-kesempatan untuk perempuan di dalam dan di luar trek, dan terus memperluas olah raga ini sebagai sebuah olah raga global di semua bagian dunia. "Kami ingin menjadi sebuah olah raga yang terus memancarkan mistik dan glamor, tetapi pada saat yang sama juga terbuka untuk semua orang," ujarnya.