Pasukan SDF Perlambat Serangan atas Wilayah Terakhir NIIS di Suriah
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BAGHOUZ, SELASA — Milisi Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dukungan Amerika Serikat menyatakan, mereka terpaksa memperlambat serangan atas wilayah terakhir yang dikontrol kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah karena kelompok NIIS menggunakan warga sipil sebagai tameng mereka.
Namun, meskipun serangan melambat, Juru Bicara SDF Mustafa Bali melalui cuitan dalam akun Twitter-nya menegaskan bahwa pertempuran untuk merebut kembali Baghouz, wilayah terakhir di Suriah yang dipegang oleh kelompok NIIS, akan segera berakhir.
Pasukan SDF melanjutkan serangan mereka di Baghouz, Jumat pekan lalu, setelah jeda dua minggu untuk melakukan evakuasi warga sipil. Serangan itu masih berlangsung hingga Selasa (5/3/2019) ini. ”Kami memperlambat serangan karena sejumlah kecil warga sipil ditahan sebagai perisai manusia,” kata Bali.
Malam sebelumnya, SDF menyatakan, pasukan mereka akan melanjutkan serangan militer untuk mengambil kendali atas kantong NIIS yang terakhir di Baghouz dan untuk membebaskan warga sipil yang tersisa yang digunakan sebagai perisai manusia.
”Agar tidak membahayakan mereka, kami maju perlahan, tetapi kami menegaskan bahwa pertempuran Baghouz akan berakhir dalam waktu singkat,” ujar Bali.
Merebut kembali sebidang tanah akan menjadi tonggak penting dalam perlawanan selama empat tahun untuk mengakhiri ”kekhalifahan” NIIS yang pernah menguasai wilayah yang luas di seluruh Suriah dan Irak. Pasukan SDF menghadapi ranjau darat, bom mobil, jebakan serangan dari terowongan, dan serangan bunuh diri pada Minggu (3/3/2019) ketika mereka mencoba merebut wilayah terakhir yang diduduki NIIS di Baghouz.
Menyerah
Ratusan orang, termasuk para kombatan NIIS, telah menyerah kepada pasukan SDF. Ciyager, seorang pejabat SDF, mengungkapkan bahwa sekitar 500 orang pada hari Senin telah meninggalkan Desa Baghouz. Sekitar 200 orang berikutnya diperkirakan juga akan menyusul meninggalkan desa tersebut.
SDF memperlambat serangan karena sejumlah kecil warga sipil ditahan sebagai perisai manusia.
SDF tidak memberikan angka secara pasti berapa anggota NIIS yang telah menyerah. ”Media yang berafiliasi pada SDF dan para aktivis oposisi melaporkan, ada puluhan kombatan NIIS yang menyerah. Sebagian menyebut angka 150 orang, sebagian lain menyebut angka 200 orang,” kata Zeina Khodr, wartawan Al Jazeera yang melaporkan situasi di Suriah dan Beirut, Lebanon.
Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), yang berbasis di London (Inggris) dan mengandalkan pasokan informasi dari jaringan aktivis di Suriah, juga mengatakan bahwa kelompok warga yang meninggalkan Baghouz mencakup 150 kombatan NIIS.
Militan NIIS berjuang mati-matian untuk bertahan di wilayah kecil terakhir mereka di Suriah timur dengan mengerahkan penembak jitu, peluru kendali, dan menggali terowongan untuk dipakai dalam serangan mendadak.
”Bagus! Itu adalah posisi sniper anggota militan,” komandan Kurdi, Hagit Qamishlo, menyampaikan melalui alat komunikasi ketika dia berdiri dengan wartawan AFP sekitar 800 meter dari titik pertempuran.
Meski kalah jumlah dan kalah dalam persenjataan, kelompok NIIS yang mayoritas beranggotakan kombatan asing bertahan di tepian sungai.
Pada hari Minggu, asap hitam mengepul di atas wilayah yang terkepung di Desa Baghouz setelah serangan udara menghantam beberapa sasaran. Sehari sebelumnya, pejuang SDF kian mendekati para militan, bergerak maju dari dua arah dan memutus akses mereka ke sungai di Baghouz. (AP/REUTERS/AFP)