Terminal Penerbangan Berbiaya Rendah Ditambah
JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah akan memperbanyak jumlah terminal khusus maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier terminal untuk meningkatkan pariwisata domestik. Terminal khusus maskapai berbiaya rendah tersebut akan terintegrasi dengan sistem informasi pariwisata.
Rencananya, Terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, akan menjadi terminal berbiaya rendah yang pertama. Nantinya, wisatawan asing dapat segera mengakses berbagai promosi wisata setelah mendarat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan hal itu dalam peluncuran program Tiket Wonderful Indonesia dengan Tiket.com di Jakarta, Senin (4/3/2019). Acara itu dihadiri pula Co-Founder dan Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa.
Arief mengemukakan, pemerintah akan berfokus meningkatkan kedatangan maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC). Tujuannya adalah meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia.
Selama ini strategi mendatangkan wisatawan menggunakan maskapai dengan layanan penuh atau berbiaya tinggi (full service carrier/FSC) kurang tepat. Sebab, pertumbuhan penumpang FSC kurang dari 5 persen per tahun, sedangkan LCC bisa lebih dari 20 persen per tahun.
"Kalau ingin (pariwisata) tumbuh lebih dari 20 persen tetapi kita mengandalkan FSC saja seperti Garuda dan Singapore Airlines, artinya kita menggunakan kendaraan yang salah. Untuk itu, kita harus menarik lebih banyak LCC, seperti AirAsia dan Lion Air, masuk ke Indonesia,” kata dia.
Pada tahun ini, pemerintah menargetkan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebanyak 20 juta orang. Pada tahun lalu, jumlah wisatawan yang mengunjungi Indonesia sebanyak 15,81 juta orang. Jumlah itu lebih rendah dari target 17 juta wisatawan mancanegara yang ditetapkan pemerintah.
Strategi mendatangkan wisatawan menggunakan maskapai dengan layanan penuh atau berbiaya tinggi (full service carrier/FSC) kurang tepat. Sebab, pertumbuhan penumpang FSC kurang dari 5 persen per tahun, sedangkan LCC bisa lebih dari 20 persen per tahun.
Menurut Arief, untuk meningkatkan kedatangan LCC, pemerintah akan memperbanyak jumlah terminal khusus maskapai berbiaya rendah (low cost carrier terminal/LCCT). LCCT yang pertama saat ini sedang dikembangkan di Terminal 2F Bandara Soetta.
Nantinya, akan dibangun pula LCCT di bandara daerah lain yang siap, seperti Banyuwangi, Jawa Timur. Hal itu penting karena Kuala Lumpur (Malaysia), Bangkok (Thailand), dan Singapura sudah punya LCCT.
"Tidak ada pilihan lain. Kalau mau tumbuh 20 persen, kita perlu lebih banyak LCC. Kalau mau lebih banyak LCC, kita butuh lebih banyak LCCT, dimulai dari Terminal 2F Bandara Soetta,” ujar Arief.
Baca juga: Maskapai Murah Diminati
Hal yang membedakan LCCT dengan terminal biasa adalah biaya non-aeronautical seperti layanan penumpang yang lebih rendah. Kendati begitu, LCCT tidak akan merugi karena jumlah penumpang LCC lebih banyak daripada FSC. Makanan dan minuman yang dijual di terminal dapat menjadi sumber pendapatan pengganti bagi biaya penumpang yang lebih rendah di LCCT.
Di Indonesia saja, ada empat LCC, yaitu AirAsia, Citilink, Lion Air, dan Wings Air. Kompas mencatat, sebanyak 58,31 juta orang terbang dengan keempat maskapai tersebut pada 2017 termasuk dari luar negeri. Jumlah tersebut meningkat dari 52,57 juta di 2016 setelah berada di 46,2 juta pada 2015.
Pembuatan LCCT merupakan bagian dari strategi super extraordinary yang dicanangkan Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Selain itu, strategi super extraordinary mencakup pula pariwisata perbatasan serta menjadikan Singapura sebagai pusat asal kedatangan wisman (tourism hub).
Sementara itu, Branch Communication Manager Bandara Soetta Febri Toga Simatupang mengatakan, revitalisasi di Terminal 2F akan menambah kapasitas di terminal itu secara keseluruhan dari 9 juta penumpang menjadi 18 juta penumpang.
Salah satu bentuk revitalisasi antara lain membuat boarding lounge menjadi lebih besar. “Harapannya, LCC internasional lain bisa masuk juga ke Terminal 2F. Sekarang sudah ada Citilink, Lion Air, Scoot, dan Jetstar yang melayani penerbangan internasional,” kata Febri.
Biaya layanan penumpang di Terminal 2 saat ini juga sudah jauh lebih murah di Terminal 2, yaitu Rp 150.000. Adapun biaya layanan penumpang di Terminal 3 saat ini Rp 230.000.
“Konsepnya sama saja, termasuk dari segi keamanan. Pengisi kios-kios di terminal yang nanti kita sesuaikan,” ujar Febri.
Harapannya, LCC internasional lain bisa masuk juga ke Terminal 2F. Sekarang sudah ada Citilink, Lion Air, Scoot, dan Jetstar yang melayani penerbangan internasional.
Kerja sama
Pemerintah juga menggencarkan promosi 15 destinasi wisata melalui branding Wonderful Indonesia. Bandung, Bali, Great Jakarta, Great Kepri (Kepulauan Riau), Joglosemar (Yogyakarta, Solo, Semarang), Coral Wonders (Wakatobi, Bunaken, Raja Ampat), Makassar, Lombok, Banyuwangi, Danau Toba, Palembang, Labuan Bajo, dan Padang adalah 15 daerah yang diprioritaskan selain 10 “Bali Baru”.
Untuk itu, pemerintah menggandeng agen perjalanan dalam jaringan (online travel agent/OTA) Tiket.com untuk memberikan kemudahan dan promosi bagi para wisatawan mancanegara. Salah satu bentuk kerja sama itu adalah layanan penjemputan gratis bagi wisatawan yang berkunjung ke Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau.
“Batam adalah destinasi wisatawan mancanegara terbesar ketiga setelah Jakarta dan Bali. Kami akan sediakan layanan penjemputan gratis dan biaya rendah untuk sewa mobil selama di Batam untuk mendukung pariwisata perbatasan,” kata Co-Founder dan Chief Marketing Officer Tiket.com Gaery Undarsa.
Selain itu, tersedia pula promosi (hot deals) tiket pesawat serta hotel bagi wisatawan yang berkunjung ke 15 destinasi branding. Menurut dia, strategi ini ditargetkan bagi wisatawan domestik ketika bukan sedang masa liburan.
Tiket.com juga akan menggandeng komunitas Generasi Pesona Indonesia (GenPI) yang dibentuk Kemenpar untuk membuat serial daring (web series) Sobat Jalan dan blog perjalanan. Saat ini, serial Sobat Jalan menampilkan influencer dari generasi milenial.
“Kami juga akan menggandeng influencer dari luar negeri untuk menarget wisman,” kata Gaery.
Baca juga: Generasi Milenial Dorong Industri Pariwisata
Menpar Arief mengatakan, sekitar 50 persen wisman menurut Passenger Exit Survey adalah generasi milenial. Ia berharap, Tiket.com bisa meningkatkan jumlah wisatawan muda. “Generasi milenial adalah konsumen masa depan yang hadir di masa kini,” katanya.
Pada 2016, surplus jasa perjalanan dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sebesar 3,639 miliar dollar AS, kemudian menjadi 4,85 miliar dollar AS pada 2017. Pada 2018, surplus tersebut meningkat lagi menjadi 5,338 miliar dollar AS. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)