LEICESTER, MINGGU — Dua manajer pengganti di Liga Primer Inggris, Brendan Rodgers di Leicester City dan Scott Parker di Fulham FC, menjalani debutnya pada Minggu (3/3/2019) malam WIB. Alih-alih menyelamatkan tim dari krisis, mereka justru harus menelan kekalahan pada laga perdana mereka.
Rodgers menjalani pertandingan debut setelah menggantikan Claude Puel sebagai Manajer Leicester. Pelatih berkebangsaan Irlandia Utara itu memulai karier barunya saat bertandang ke Watford, Stadion Vicarage Road, Minggu malam WIB.
Mantan pelatih Liverpool itu harus menelan pil pahit karena anak asuhnya kalah 1-2 dari tim tuan rumah, Watford. Leicester hampir membawa satu poin setelah Jamie Vardy menyamakan kedudukan pada babak kedua. Namun, pada akhir laga, menit ke-90, mereka kecolongan lewat gol dari serangan balik pemain pengganti Watford, Andre Gray.
Rodgers tidak khawatir dengan hasil tersebut. Dia melihat timnya masih beradaptasi dengan formasi baru 3-4-3. Adapun sebelumnya, bersama Puel, Leicester memainkan formasi 4-3-3.
”Ini adalah minggu yang hebat. Para pemain bekerja keras memahami sistem baru, terlepas dari apa pun hasilnya. Saya hanya menginginkan semangat dan intensitas pemain. Saya bisa melihat itu ada dalam diri mereka saat ini,” kata mantan pelatih Watford tersebut kepada Mirror.
Pelatih yang baru memutuskan kontraknya dengan tim Skotalndia, Celtic, itu meyakini, Leicester memiliki prospek dalam jangka panjang. Itu karena saat ini mereka memiliki skuad termuda kedua di Liga Primer.
Kekalahan itu sekaligus melanjutkan tren buruk Rodgers dalam debut kepelatihan. Sebelumnya, dia juga tidak pernah menang saat menjalani laga perdana bersama Watford, Reading, Swansea City, dan Liverpool.
Di sisi lain, nasib kurang beruntung juga harus diterima Scott Parker yang menjadi manajer sementara Fulham. Setelah menggantikan pelatih Fulham sebelumnya, Claudio Ranieri, dia gagal membawa timnya menahan imbang tim papan atas Chelsea, di kandang sendiri, Stadion Craven Cottage.
Chelsea memulai laga lewat gol cepat Gonzalo Higuain pada menit ke-20. Tidak ingin malu di depan publik sendiri, Fulham menyamakan kedudukan delapan menit setelahnya lewat sontekan bek Calum Chambers yang memanfaatkan sepak pojok Ryan Babel.
Hasil imbang itu hanya bertahan tiga menit. Jorginho kembali membuat Chelsea unggul lewat tendangan jarak jauhnya. Babak pertama pun berakhir 2-1 untuk keunggulan tim tandang.
Fulham nyaris menyamakan kedudukan pada akhir laga. Namun, gol Ryan Sessegnon pada menit 90+5 dianulir wasit karena dia tertangkap off-side terlebih dulu.
Terlepas dari kekalahan itu, penampilan Fulham sangat menjanjikan. Tim peringkat ke-19 itu mampu melepaskan 12 tendangan dalam ketatnya pertahanan Chelsea yang dikomandoi Antonio Rudiger.
”Saya sangat bangga dengan para pemain. Musim ini berjalan tidak terlalu baik. Namun, dengan hasil ini, saya ingin memberikan pesan kepada pendukung kami untuk terus bangga kepada tim,” kata Parker, yang merupakan mantan gelandang tim nasional Inggris tersebut.
Parker menambahkan, tim mana pun bisa kalah dari tim papan atas seperti Chelsea. Akan tetapi, hal terpenting adalah kembalinya semangat pemain dari keterpurukan.
Saat ini, Fulham sedang terancam degradasi. Dalam sembilan laga tersisa Liga Primer, mereka berada di posisi kedua terbawah klasemen sementara dengan 17 poin. Mereka terpaut 10 poin dari tim terdekat di luar zona degradasi.
Kendati demikian, kekalahan itu seharusnya menjadi motivasi Parker. Setelah menerima jabatan pelatih Fulham, Parker mendapat wejangan dari legenda Manchester United, Sir Alex Ferguson. Dalam pesan singkat, Ferguson menyarankan Parker tidak cepat putus asa ketika mendapatkan hasil buruk.(Reuters/AFP)