JAKARTA, KOMPAS — Hujan yang terjadi di Jakarta, Minggu (3/3/2019) pagi, diprediksi sebagai penanda dari potensi peningkatan curah hujan selama beberapa hari ke depan. Warga diminta waspada dengan adanya potensi genangan atau banjir yang ditimbulkan selama terjadinya fenomena ini.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Minggu (3/3/2019), hujan diprediksi mengguyur hampir seluruh Jakarta pada siang hari, kecuali Jakarta Utara yang diprediksi berawan. Pada malam nanti, hujan diperkirakan berlanjut di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan dengan suhu terendah berkisar 24-26 derajat celsius.
Kepala Subbidang Prediksi Cuaca BMKG Agie Wandala mengatakan, potensi ini disebabkan adanya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) saat memasuki Maret. Kondisi ini menyebabkan masuknya aliran massa udara basah dari Samudra Hindia ke wilayah Indonesia. Berdasarkan data BMKG, ia memperkirakan kondisi ini bertahan hingga satu minggu ke depan.
Fenomena ini berdampak pada peningkatan potensi curah hujan tidak hanya di seluruh wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara. Agie menyampaikan, warga perlu mengantisipasi dampak dari hujan yang ditimbulkan selama beberapa hari ke depan.
”Adanya dampak bencana bersifat hidrometeorologi atau yang disebabkan adanya hujan perlu diantisipasi. Sebagai contoh, banjir atau longsornya wilayah lereng karena terkikis air,” ujar Agie.
Di Jakarta, hujan menghambat sejumlah aktivitas warga pada Minggu pagi. Pada kegiatan hari bebas dari kendaraan bermotor di Senayan, Jakarta Pusat, warga yang beraktivitas hanya terhitung dalam jumlah belasan. Sebagian warga lain tampak berteduh di sekitar trotoar yang tersedia di sepanjang jalan.
Akibat hujan deras pula, Festival Sarung Indonesia 2019 yang digelar di Gelora Bung Karno pun tidak bisa dilaksanakan tepat waktu atau mundur lebih dari tiga jam. Agenda karnaval sarung pada hari bebas dari kendaraan bermotor, yang menurut rencana dilaksanakan pukul 06.00, hingga pukul 09.00 pun belum digelar karena hujan belum reda.
Agus (50), warga Jatiwaringin, mengatakan bahwa aktivitas hari bebas dari kendaraan bermotor di sekitar Senayan tampak sepi sejak ia datang pada pukul 06.00. Di tempat lain, acara Festival Sarung Indonesia, yang diselenggarakan di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno Senayan, juga tertunda karena hujan hingga pukul 08.00.
Pantauan kali
Atas dampak hujan, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) melakukan pemantauan terhadap tinggi muka air di sejumlah kali. Menurut data BBWSCC pada pukul 09.00, sejumlah kali yang melintasi wilayah Jakarta terpantau aman, yakni berstatus siaga 4 atau lebih rendah daripada batas tinggi 150 sentimeter.
Pejabat Pembuat Komitmen Operasi Pemeliharaan Sumber Daya Air 1 (PPK OPSDA 1) BBWSCC Eka Siwi Agustiningsih mengatakan, dari sejumlah kali di Jakarta, hanya kali di Pompa Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, yang berstatus siaga 2 atau waspada. Namun, hal ini disebabkan oleh letak Pompa Pasar Ikan yang dekat dengan laut sehingga turut terkena dampak pasang air laut.
”Dari pemantauan petugas pintu air, sejauh ini wilayah kali yang kami pantau masih aman. Walau aman, kami terus melakukan pemantauan secara rutin di sejumlah pintu air yang ditangani BBBWSCC,” kata Eka.
Dari pantauan sejumlah kali di Jakarta Barat, kenaikan tinggi muka air juga dinyatakan dalam kondisi aman. Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Kota Jakarhta Barat Imron Syahrin mengatakan, arus dari Kali Angke dan Kali Pesanggrahan meningkat tinggi muka airnya sebesar 20 sentimeter.
Imron mengatakan, untuk penanganan banjir, dirinya mengandalkan sejumlah pompa air yang tersebar di wilayah Jakarta Barat. Sebagai contoh, air di Kali Cibubur, yang berada di sekitar rumah warga Kecamatan Tambora, akan disedot dengan pompa air untuk dibuang ke Kali Duri.
”Tujuan dari hal itu, untuk mengantisipasi kenaikan tinggi muka air yang hampir menyamai saluran air rumah warga setempat,” kata Imron. (ADITYA DIVERANTA)