MADRID, MINGGU — Dalam rentang waktu tiga hari, Real Madrid takluk dua kali dari Barcelona di markasnya, Stadion Santiago Bernabeu. Partai el clasico tidak pernah setara lagi sejak kepergian Cristiano Ronaldo pada awal musim. Kini, El Real bagaikan bumi yang tak mampu menggapai langit.
Gol sensasional gelandang Barcelona, Ivan Rakitic, cukup untuk mempermalukan Madrid satu gol tanpa balas di markasnya pada pekan ke-26 La Liga, Minggu (3/3/2019) dini hari WIB. Kekalahan ini menjadi yang kedua kali setelah Kamis lalu Madrid takluk 0-3 di semifinal Copa del Rey.
Kemenangan tersebut mengantarkan ”La Blaugrana”, julukan Barcelona, memimpin el clasico dengan 96 kali kemenangan dalam 242 edisi di seluruh kompetisi. Terakhir kali Barcelona unggul head to head dengan Madrid pada 1932. Sekarang, setelah 87 tahun, Lionel Messi dan rekan-rekan kembali sukses melampaui rekor 95 kemenangan Madrid setelah menang tiga kali pada musim ini. Mereka hanya seri sekali dan tidak pernah kalah sejak Ronaldo pergi.
Bagaikan bumi dan langit, setelah dua edisi el clasico terakhir, Barcelona menatap dua gelar pada akhir musim, La Liga dan Copa del Rey. Di La Liga, mereka unggul jauh 12 poin dari Real Madrid yang berada di peringkat ke-3. Sementara itu, Barcelona berpeluang mempertahankan Copa del Rey lima tahun beruntun saat Madrid tidak mampu masuk final sejak 2013.
”Madrid sedang tidak dalam kepercayaan yang besar. Mereka berada di titik lebih rendah daripada lawannya. Terlalu pasif untuk bermain di laga besar seperti ini. Dengan permainan lembut seperti itu, Anda bisa menang melawan tim kecil, tetapi tidak dengan tim besar seperti hari ini,” kata Jose Mourinho, mantan Pelatih Madrid, saat menjadi komentator di BeiN Sports.
Dalam laga dini hari tadi, El Real terlihat tidak memiliki pemimpin di lapangan, seperti halnya Ronaldo. Gareth Bale, suksesor Ronaldo, justru bermain di bawah standar. Penyerang Wales itu pun harus digantikan pada babak kedua.
Tim asuhan Santiago Solari justru memberikan beban di pundak pemuda 18 tahun, Vinicius Junior. Sepanjang laga, mereka bergantung pada penyerang sayap asal Brasil tersebut. Vinicius menjadi pemain terbanyak dalam jumlah tendangan (6 kali), umpan silang (6 kali), dan umpan kunci (3).
Besarnya bakat Vinicius dengan minim pengalaman tentu belum cukup menghadapi partai klasik ini. Apalagi, di kubu lawan, tim tandang dipimpin peraih lima kali penghargaan pemain terbaik di dunia, Messi, yang sudah bermain di 41 edisi el clasico.
”La Pulga”, julukan Messi, hampir mencetak gol pada awal laga lewat tendangan cungkil. Namun, bola masih menyamping dari sasaran. Meski tidak mencetak gol, penyerang berusia 31 tahun itu berkontribusi besar dalam penyerangan tim asal Catalan.
Selepas laga, Valverde memuji penampilan Messi. Menurut dia, sulit membandingkan Messi dengan pemain lain, apalagi dengan pemain muda yang baru bersinar. Kelasnya melebihi tingkat manusia. ”Messi adalah seorang alien. Dia luar biasa,” pujinya.
Gol semata wayang Barcelona hadir pada menit ke-25 lewat penyelesaian akhir brilian Rakitic. Memanfaatkan umpan terobosan Sergi Roberto dari sisi kanan, Rakitic dengan tenang mencungkil bola saat berhadapan satu lawan satu menghadapi Thibaut Courtois.
”Tidak banyak tim di dunia yang bisa menang dua kali dalam tiga hari melawan mereka. Kami sangat bangga. Kami persembahkan hasil ini untuk dinikmati para pendukung Barcelona,” sebut Rakitic.
Setelah gol laga klasik tersebut memanas. Sergio Ramos sangat beruntung masih berada di lapangan hingga akhir laga. Dia tertangkap kamera menyikut wajah Messi saat menjelang turun minum, tetapi wasit tidak melihatnya. Aksi itu membuat keduanya terlibat pertengkaran di lapangan.
Solari menurunkan Fede Valverde dan Marco Asensio menggantikan Toni Kroos dan Bale pada babak kedua. Pergantian itu membuat Madrid semakin menyerang. Namun, saat mendapatkan peluang emas, Vinicius gagal memanfaatkannya. Tendangannya masih tertahan rusuk Clement Lenglet.
Jelang bubar, Madrid melakukan perjudian terakhir dengan memasukkan Isco. Namun, pergantian itu sudah terlambat. Barisan Barcelona semakin kokoh seusai masuknya Arturo Vidal pada menit ke-71 menggantikan Arthur.
”Ini adalah mimpi buruk untuk kami. Seharusnya, kami bisa memanfaatkan peluang-peluang di laga itu menjadi gol. Mereka lebih efektif di penyelesaian akhir. Yang bisa kami lakukan hanya memberi selamat kepada Barcelona,” ucap Ramos. (MARCA/AFP)