LONDON, SABTU —Derbi alias duel tim sekota selalu menjadi laga spesial, khususnya bagi pemuncak klasemen Liga Inggris, Liverpool FC. Derbi Merseyside, yang mempertemukan ”The Reds”, sebutan Liverpool, dan Everton, Minggu (3/3/2019) pukul 23.15 WIB ini, bahkan disejajarkan dengan final Piala Dunia.
”Mereka merayakan gol keberuntungan itu, persis pada menit-menit terakhir laga, seperti tampil di final Piala Dunia. Derbi (Merseyside) ini memang terasa seperti final Piala Dunia, baik itu bagi kami maupun mereka,” kata Manajer Everton Marco Silva mengenang duel terakhir kedua tim Liga Inggris itu, pada 2 Desember 2018.
Ketika itu, Liverpool menang dramatis, yaitu 1-0, berkat gol striker pengganti, Divock Origi, pada menit injury time 90+6. Liverpool, yang ketika itu tengah berlari kencang guna mengejar Manchester City di puncak klasemen, dilawan rival sekotanya itu dengan sengit. Tak heran, gol kemenangan itu dirayakan dengan cara tidak biasa oleh Manajer Liverpool Juergen Klopp.
Seperti orang kesetanan, Klopp pun spontan berlari ke tengah lapangan dan memeluk Origi sekuat tenaga, seolah-olah baru saja memenangi sebuah gelar prestisius. Selebrasi yang tidak lazim itu berujung sanksi denda dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA) kepada Klopp.
Menurut Klopp, gol Origi di Anfield itu merupakan tonggak terpenting Liverpool dalam perjalanannya di Liga Inggris musim ini. Tak heran, sejumlah fans The Reds bahkan sempat mengusulkan didirikannya patung atau monumen Origi di sekitar Anfield, stadion yang menjadi markas Liverpool.
Tanpa gol itu, mereka tak akan berdiri di puncak klasemen liga dengan keunggulan satu poin atas Manchester City hingga semalam. City bisa merebut puncak klasemen lagi jika menang atas AFC Bournemouth, Sabtu malam, atau mengakhiri laga dengan skor seri. Hingga pukul 23.15 WIB, City masih unggul 1-0 berkat gol Riyad Mahrez.
”Gol itu mengubah mood dan tentunya kepercayaan diri kami. Sejak itu, kami melakukan hal-hal luar biasa (konsisten di puncak klasemen),” ujar Klopp menjelang derbi Merseyside di Goodison Park.
Menjelang laga ini, Klopp ingin timnya berefleksi kembali pada derbi Desember lalu. Saat itu, kaki-kaki pasukan The Reds berlari dengan lincah dan seolah tidak kenal lelah untuk mengejar gol hingga detik-detik terakhir. Langkah mereka menjadi lebih ringan karena tidak terbebani ekspektasi juara.
”Derbi ini adalah soal pertempuran gairah. Dalam hal ini, kami tidak kekurangan,” ujar Virgil van Dijk, bek Liverpool.
Van Dijk memprediksi Everton bakal tampil mati-matian untuk mengalahkan Liverpool. Untuk itu, ia meminta rekan-rekannya fokus ke laga dan mengabaikan statistik, yaitu di mana Everton tengah menjalani periode buruk berupa tiga kekalahan di empat laga terakhir. Tren buruk itu membuat ”The Toffees” kini terseok-seok di peringkat kesembilan.
”Pesepak bola menyukai atmosfer (permusuhan) itu. Suporter Everton tidak ingin kami menjuarai apa pun, begitu pula sebaliknya. Saya berharap laga ini bakal kembali seru, penuh gairah, dan emosional. Seperti inilah seharusnya sepak bola,” ujar Klopp, manajer yang tidak sungkan berekspresi sebebas mungkin di lapangan.
Derbi Merseyside ini memang sangat penting bagi The Reds. Kekalahan atau hasil imbang bisa membuat mereka tergusur dari puncak klasemen, posisi yang mereka monopoli sejak 8 Desember silam.
”Raja” derbi London
Di derbi London Utara, kemarin malam, Arsenal pulang dengan kekecewaan setelah ditahan tuan rumah Tottenham Hotspur, 1-1. Padahal, pada laga itu, ”The Gunners” sempat unggul lebih dulu lewat serangan balik cepat yang dieksekusi gelandang serang Aaron Ramsey. Namun, pada babak kedua, mereka dihukum penalti dari kejadian yang berbau off-side.
Striker Harry Kane sukses mengubah penalti itu menjadi gol Spurs. Itu gol kesembilan Kane dari sembilan laga di derbi London utara. Ia pun resmi mengukir rekor sebagai ”raja gol” di derbi London Utara dan melampaui catatan pendahulunya, Emmanuel Adebayor, dengan koleksi delapan gol.
”Mantan pemain buangan (Arsenal) terus meneror mantan klubnya,” tulis Goal tentang Kane, striker yang pernah ditolak akademi Arsenal itu.
Arsenal sebetulnya berpeluang memenangi laga itu lewat penalti pada menit ke-90. Namun, berbeda dengan Kane, Pierre-Emerick Aubameyang selaku eksekutor terlihat grogi dan gagal menyarangkan bola ke gawang Spurs.
”VAR (teknologi video wasit) akan berguna dalam situasi seperti itu. Hasil laga ini pun mungkin akan berbeda,” ujar Manajer Arsenal Unai Emery menuntut pengadopsian VAR di Liga Inggris, seperti dikutip The Guardian. (JON)