Akses Jalan Sulit, Pembangunan Desa Pantai Bahagia Bekasi Terhambat
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Warga Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, dilanda banyak persoalan lingkungan. Akses jalan menuju wilayah itu menjadi kendala dalam penyelesaian persoalan-persoalan tersebut.
Komunitas Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Persiapan Keberangkatan (PK) 139 Dipamartani, menemukan fakta hanya 1 dari 10 kepala keluarga yang memiliki tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK). Hal itu menyebabkan sanitasi dan kesehatan di Pantai Bahagia rendah.
"Masyarakat di sana masih kesulitan mengakses sumber air. Mereka mandi dan mencuci dengan air kali yang sama untuk kakus juga. Untuk air yang dikonsumsi, mereka beli," kata Penanggung Jawab Proyek Sosial PK 139 Dipamartani, Achmad Masyhadul Amin, saat ditemui di sela-sela kegiatan "1000 Dongeng untuk Indonesia" di Jakarta, Minggu (3/3/2019).
Persoalan lain yang dihadapi masyarakat adalah kerap dibanjiri air pasang hampir setiap malam. Hal itu disebabkan tergerusnya lahan mangrove di Pantai Bahagia, yang berbatasan langsung dengan laut jawa.
Melihat persoalan itu, PK 139 Dipamartani, terdiri dari penenerima beasiswa LPDP yang akan diberangkatkan sejak tahun ini, membuat program untuk menanam 1.000 pohon mangrove, instalasi unit penampungan air hujan, dan instalasi 8 MCK. Program itu diagendakan berjalan pada bulan April 2019.
Achmad mengatakan, penanaman mangrove diharapkan akan meminimalisir terkikisnya lahan akibat ombak air laut. Ini diharapkan mengurangi banjir yang sampai masuk ke rumah-rumah warga. MCK yang akan dibangun dimaksudkan untuk meningkatkan sanitasi. Sementara itu, instalasi unit penampungan air hujan diharapkan mampu menampung air hujan untuk keperluan panen.
"Kami masih menggodok konsep penampungan air dan terus berkomunikasi dengan warga. Jika memungkinkan, air itu bisa dijadikan sumber air bersih juga," kata Achmad.
Akses jalan
Camat Muara Gembong, Junaefi, mengatakan, kepala desa sudah didorong untuk memaksimalkan dana desa untuk memperbaiki akses jalan menuju Pantai Bahagia. Sulitnya kendaraan masuk membuat pembangunan infrastruktur terkendala dan memakan biaya besar.
"Kepala desa fokus menggunakan dana desa untuk infrastruktur. Kemarin sudah pembuatan badan jalan. Tahun ini difokuskan pengerasan jalan dan dicor," kata Junaefi ketika dihubungi.
Ia mengatakan, ketika akses jalan dibangun, pembangunan berbagai macam fasilitas di Pantai Bahagia bisa diselesaikan perlahan. Jalan menuju pantai bahagia saat ini hanya selebar 3 meter yang berbatu dan hanya bisa dilewati satu mobil. Akses termudah dan tercepat menuju pantai bahagia yang dilewati Kali Citarum adalah menggunakan perahu.
Junaefi mengatakan, saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah sudah mulai melakukan pembangunan jalan dan jembatan. Pemerintah pusat membangun jembatan yang menghubungkan Desa Pantai Mekar dan Desa Pantai Bahagia. Selain itu, akses jalan sekitar 7 kilometer sampai depan Desa Pantai Bahagia juga sudah dibangun.
"Harapannya, jalan terus dibangun sampai ke perbatasan laut sehingga pembangunan infrastruktur lain mudah dan potensi wisata bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian warga," kata Junaefi.