96 Atlet Catur dan Judo Tunanetra Ikuti Seleksi Nasional Pelatnas
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
KARANGANYAR, KOMPAS — Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia menggelar seleksi nasional cabang olahraga catur dan judo untuk pelatnas ASEAN Para Games Filipina 2020 di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/3/2019). Seleksi diikuti 38 pejudo dan 58 pecatur penyandang disabilitas dari beberapa provinsi.
”Dari 38 atlet, rencananya diambil 10 atlet untuk bergabung dalam pelatnas ASEAN Para Games 2020,” ujar Seno Hadi, pelatih tim nasional judo tunanetra, di sela-sela seleksi nasional (seleknas) yang digelar di gedung Pusat Pengembangan dan Latihan Rehabilitasi Para Cacat Bersumber Daya Masyarakat (PPRBM), Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/3/2019).
Seno mengatakan, sebanyak 38 atlet yang mengikuti seleknas berasal dari sembilan provinsi, yaitu Riau, Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Papua, dan Sulawesi Selatan. Dari semua atlet itu, tujuh di antaranya merupakan atlet-atlet nasional yang sebelumnya bertanding dalam ajang Asian Para Games di Jakarta 2018. Mereka antara lain Sendy Riswandi, Mohammad Ilham, Rafli Ahnaf, Roma Siska, dan Nurhayati. ”Atlet putri yang ikut seleknas ini hanya 5 orang, atlet putra sebanyak 33 orang,” katanya.
Menurut Seno, kelas yang dipertandingkan untuk putra adalah 55 kg, 60 kg, 66 kg, 73 kg, 81, kg, dan 100 kg. Sementara untuk putri adalah kelas 45 kg dan 48 kg digabung menjadi satu serta 52 kg dan 57 kg digabung menjadi satu karena jumlah atlet terbatas.
Pelatih timnas catur, Tedi Wiharto, mengatakan, dari 58 pecatur yang mengikuti seleknas, akan dipilih 18 atlet untuk bergabung dalam pelatnas APG 2020, terdiri dari 9 putra dan 9 putri. Seleksi diikuti para pecatur dari beberapa provinsi, di antaranya Jabar, Jateng, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Banten, DIY, Riau, Bali, dan Jawa Timur. Seleksi ini turut diikuti 14 pecatur nasional yang sebelumnya bertanding dalam Asian Para Games 2018 dan ASEAN Para Games 2017.
”Ada tiga kelas dalam seleksi ini, yaitu tunadaksa, tunanetra total (B1) total, low vision (B1 dan B2). Setiap kelas akan diambil tiga putra dan tiga putri,” ujarnya.
Rima Ferdianto, pengurus Bidang Pembinaan Prestasi NPC Indonesia (demisioner), mengatakan, cabang olahraga judo dan catur didahulukan dalam seleksi atlet pelatnas ASEAN Para Games. Hal ini karena kedua cabor tersebut minim jumlah atlet.
”Judo tunanetra ini, kan, cabor baru sehingga atletnya masih kurang. Untuk catur, ada beberapa atlet senior memutuskan pensiun sehingga kami harus mencari atlet baru,” katanya.
Rima mengatakan, beberapa atlet senior penyumbang medali emas di ajang Asian Para Games 2018 yang memilih pensiun, antara lain Edy Suryanto, Debi Ariesta, Tati Karhati, dan Hendi Wirawan. Mereka merupakan ujung tombak catur yang, jika turun di ajang ASEAN Para Games 2020, diyakini akan kembali meraih emas. Namun, NPC Indonesia tidak bisa memaksa mereka agar bergabung dalam pelatnas ASEAN Para Games 2020. Karena itu, seleknas menjadi ajang regenerasi yang diharapkan bisa menjaring atlet-atlet pengganti mereka.
”Mereka pensiun, mau fokus ke keluarga karena sudah ikut pelatnas terus. Kami tidak tahu apakah pensiunnya hanya untuk satu event (ASEAN Para Games) atau selamanya,” katanya.
Rima mengatakan, peserta seleknas merupakan atlet-atlet terbaik daerah. Mereka sebelumnya mengikuti seleksi di tingkat kabupaten/kota dan provinsi.