TOBA SAMOSIR, KOMPAS — Kapal Motor Penyeberangan Ihan Batak resmi melayani penyeberangan dari Pelabuhan Ajibata di Kabupaten Toba Samosir ke Pelabuhan Ambarita di Kabupaten Samosir. Kapal berkapasitas 280 orang dan 32 mobil tersebut dioperasikan untuk meningkatkan aspek keselamatan pelayaran di Danau Toba.
”Sistem pelayaran di Danau Toba harus dibenahi total. Selain KMP Ihan Batak, dua kapal lainnya sedang dibangun dan selesai pertengahan tahun depan. Pemerintah juga membangun delapan pelabuhan. Ini untuk menghindari kecelakaan seperti KM Sinar Bangun tahun lalu,” tutur Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, di Pelabuhan Ajibata, Toba Samosir, Sabtu (2/3/2019).
Peresmian KMP Ihan Batak dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi, Wakil Bupati Toba Samosir Hulman Sitorus, serta Wakil Bupati Samosir Juang Sinaga.
Luhut mengatakan, sebagai salah satu kawasan strategis nasional, pemerintah terus mengejar pembangunan pariwisata di Danau Toba. Kawasan itu kini didukung penerbangan, jalan tol, dan pelayaran yang baik.
Budi Karya menyebutkan, pembangunan tiga kapal dan delapan pelabuhan di Danau Toba dalam rangka memperbaiki sistem pelayaran yang lebih mengedepankan keselamatan dan mendukung pariwisata di Danau Toba.
Pembangunan tiga kapal dan delapan pelabuhan di Danau Toba dalam rangka memperbaiki sistem pelayaran yang lebih mengedepankan keselamatan dan mendukung pariwisata di Danau Toba.
Delapan pelabuhan yang dibenahi ialah Pelabuhan Ajibata dan Pelabuhan Balige di Toba Samosir, Pelabuhan Ambarita dan Pelabuhan Simanindo di Samosir, Pelabuhan Tongging di Karo, Pelabuhan Tigaras di Simalungun, Pelabuhan Muara di Tapanuli Utara, serta Pelabuhan Marbun Toruan di Humbang Hasundutan.
Kementerian Perhubungan mengalokasikan Rp 428 miliar untuk pembangunan kedelapan pelabuhan itu. Kemenhub juga membangun tiga kapal motor penyeberangan dan satu bus air dengan total anggaran Rp 116 miliar.
Budi Setiyadi menuturkan, saat ini masih ada sejumlah permasalahan pelayaran di Danau Toba, yakni sebagian besar dokumen kapal habis masa berlaku, tidak ada surat persetujuan berlayar, dan pelabuhan tidak steril terutama dari aktivitas perdagangan rakyat.
Alat navigasi dan komunikasi kapal juga tidak memadai, belum ada peta alur pelayaran, serta belum tersedia sistem informasi cuaca yang memadai.
Ira Puspadewi mengatakan, KMP Ihan Batak sudah menjalani uji coba selama dua bulan belakangan ini. Keberadaan kapal tersebut pun sangat membantu masyarakat untuk menyeberang dari Parapat ke Pulau Samosir.
”Saat masa libur, keterisian kapal hampir 100 persen. Namun, saat hari biasa, tingkat keterisian kapal masih sekitar 25 persen. Namun, jumlah penumpang terus bertambah,” katanya.
Kapal tersebut berangkat empat kali sehari dari Pelabuhan Ajibata dan empat kali dari Pelabuhan Ambarita. Tarif untuk penumpang Rp 9.000 per orang dan untuk angkutan mobil jenis sedan dan minibus Rp 135.000 per unit.
Juang Sinaga menambahkan, pengoperasian KMP Ihan Batak sangat membantu akses masyarakat atau wisatawan untuk menyeberang ke Pulau Samosir.
”Sebelum KMP Ihan Batak beroperasi, antrean panjang selalu terjadi di pelabuhan terutama saat musim libur. Kini, masyarakat semakin menikmati wisata karena tidak ada antrean panjang lagi,” katanya.
Silangit-Kuala Lumpur dihentikan
Sementara itu, penerbangan langsung maskapai AirAsia dari Bandara Kuala Lumpur menuju Bandara Silangit dihentikan sejak 1 Maret karena alasan komersial. Penerbangan yang baru berusia empat bulan itu dihentikan karena tingkat keterisian tempat duduk di bawah 50 persen dari 180 kursi. Penerbangan itu sebelumnya beroperasi empat hari seminggu.
”Ada suspend dari Kantor Pusat AirAsia di Malaysia karena alasan komersial,” kata Manajer Stasiun AirAsia Silangit Rudianto.
Ia menyebutkan, AirAsia akan mengembalikan uang calon penumpang yang telanjur membeli tiket untuk penerbangan setelah 1 Maret. Penumpang juga bisa mengalihkan penerbangan dari atau ke Medan.
Juang mengatakan, mereka menyesalkan jika penerbangan Kuala Lumpur-Silangit ditutup. Penerbangan itu sangat membantu meningkatkan kunjungan turis asing ke kawasan Danau Toba. Tidak hanya warga Malaysia yang datang ke Danau Toba, tetapi juga warga China dan Eropa yang banyak berkunjung ke Malaysia.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba Arie Prasetyo mengatakan, mereka akan menemui manajemen AirAsia agar bisa membuka kembali rute itu.