Setelah Tutup Munas NU, Wapres Shalat Jumat di Pesantren
Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). Di sana, Wapres juga menunaikan shalat Jumat bersama para kiai dan santri di pesantren.
Oleh
·2 menit baca
BANJAR, KOMPAS - Wakil Presiden Jusuf Kalla menutup Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (1/3/2019). Di sana, Wapres juga menunaikan shalat Jumat bersama para kiai dan santri di pesantren.
Mengenakan kemeja biru muda dan serban putih di pundak, Wapres hadir di Ponpes sekitar pukul 10.20. Ribuan kiai dan santri menyambut kedatangan Jusuf Kalla. Turut hadir Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siroj, Pengasuh Ponpes Miftahul Huda Al-Azhar KH Munawir, dan Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum.
Dalam kesempatan itu, Jusuf Kalla juga menerima rekomendasi hasil Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019. "Saya ucapkan penghargaan atas pelaksanaan Munas yang telah membahas masalah keagamaan dan kebangsaan. Semoga pemerintah, masyarakat dan warga NU dapat terus bekerja sama," ujar Wapres saat memberikan sambutan.
Acara yang dihadiri para ulama dan kiai di 34 provinsi itu berlangsung sejak Rabu (27/2/2019). Sebelumnya, Presiden Joko Widodo turut membuka acara tersebut.
Menurut Wapres, saat ini negara Islam terjerat masalah kedaulatan dan keadilan. Jika 50-100 tahun lalu, penduduk negara Islam berperang melawan penjajah, kini sekitar 15 negara Islam berperang melawan rakyatnya sendiri. Negara itu antara tersebar di Timur Tengah.
"Hari ini, kita sedih dan prihatin," ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, Indonesia bersama NU harus berperan untuk mewujudkan perdamaian di antara negara Islam, bahkan dunia. Sebab, saat ini, dengan penduduk Muslim terbesar dan lebih dari 700 suku, Indonesia masih menjadi contoh perdamaian di dunia.
Wapres juga mengapresiasi NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, bahkan dunia. "Kalaupun masyarakat Arab Saudi, Islam semua. Penduduknya paling tinggi hanya 30 juta jiwa. Penduduk Indonesia 260 juta orang. Masyarakat NU bisa lebih 100 juta orang," ujarnya.
Ketua Panitia Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 Eman Suryaman mengatakan, kegiatan berlangsung lancar, aman, dan penuh semangat. "Munas ini diikuti oleh 3.000 peserta resmi. Namun, yang hadir saat pembukaan mencapai 30.000 orang. Munas ini diikuti ulama, kiai, di seluruh daerah," ujarnya.
Menurut dia, 1.500 ulama dan kiai ikut membahas persoalan bangsa dan keagamaan dalam Forum Bahtsul Masail. Hasil forum inilah yang menjadi rekomendasi. Sebanyak 1.500 pengurus NU di provinsi hingga cabang ranting ikut dalam acara itu.
"Munas ini juga telah didahului acara pramunas sejak tiga bulan lalu. PBNU berharap agar keputusan yang dihasilkan sebagai kontribusi positif untuk bangsa. Kelompok-kelompok yang kecintaannya terhadap NKRI luntur kembali berpikir bahwa kepentingan bersama dalam naungan NKRI yang utama," ujarnya.