Melestarikan Peninggalan Ottoman dan Austria-Hongaria di Travnik
Oleh
RYAN RINALDY dari Travnik, Bosnia-Herzegovina
·3 menit baca
Rombongan wartawan dan penulis yang tengah berkunjung ke Bosnia-Herzegovina, Eropa, atas undangan Kedutaan Besar Bosnia-Herzegovina di Jakarta dan Qatar Airways berkesempatan bertemu Wali Kota Travnik Admir Hadziemric di salah satu kafe di Travnik, Bosnia-Herzegovina, Selasa (26/2/2019). Sore itu, selama sekitar 20 menit, ia memaparkan kondisi ekonomi dan potensi pariwisata di kota yang terletak sekitar 90 kilometer sebelah barat dari ibu kota Sarajevo itu. Berikut perbincangan kami:
Bisa ceritakan soal kota Travnik?
Travnik berada di jantung Bosnia-Herzegovina dan memiliki sejarah dan tradisi panjang. Untuk beberapa periode, tepatnya selama 150 tahun, Travnik merupakan ibu kota Bosnia di era pendudukan Ottoman dari Turki. Saat ini, sekitar 65 persen penduduk Travnik adalah Muslim dan sisanya Katolik.
Perlu diketahui, Travnik terus berupaya melestarikan nilai-nilai orisinal dan gaya arsitektur yang dibangun di era pendudukan Ottoman. Banyak gedung di Travnik yang dibangun pada era Ottoman, seperti menara jam, kota tua, dan beberapa jalan. Semua kami lestarikan seperti aslinya.
Akan tetapi, pembangunan pusat kota Travnik justru dibangun pada masa pendudukan Austria-Hongaria, yang hadir setelah era Ottoman di Bosnia berakhir. Kami juga melestarikan bangunan-bangunan dari masa itu.
Pada 1945, Travnik berada di bawah paham sosialisme. Selama periode itu, beberapa industri dikembangkan, di antaranya yang bergerak di produksi tekstil dan sepatu.
Bagaimana kondisi industri-industri tersebut?
Produksi tekstil dan sepatu masih berjalan. Produksi sepatu dan tekstil seperti jas dilakukan untuk memenuhi pesanan sejumlah merek terkenal. Contohnya adalah (Hugo) Boss dan Burberry. Produksi sepatu kebanyakan diproduksi untuk dipasok ke perusahaan-perusahaan di Italia. Kami memiliki sumber daya manusia yang terampil sehingga bisa produksi untuk ekspor.
Selain itu, kami juga terkenal dalam produksi baja. Kami mengekspor baja tersebut untuk pemenuhan beberapa bagian rel kereta api di Jerman. Tak hanya itu, produk daging kami begitu terkenal dan sudah diekspor ke Turki serta beberapa negara Balkan.
Di bidang pariwisata, apa yang Travnik tawarkan?
Kami terkenal dengan resor ski yang terletak sekitar 20 kilometer dari pusat kota, tepatnya di Gunung Vlasic. Hotel dan penginapan swakelola di sana dapat menampung hingga 10.000 pengunjung. Saya sangat merekomendasikan untuk berkunjung ke sana. Setiap hari, resor itu ramai dikunjungi turis dari sejumlah negara, banyak juga yang dari Saudi Arabia dan Qatar.
Wisata apa lagi yang bisa menarik turis berkunjung ke Travnik, termasuk turis dari Indonesia?
Kami memiliki potensi menarik wisatawan dengan keberadaan museum-museum di Travnik. Salah satu museum di Travnik ialah Memorial Museum Birth House of Ivo Andric (Museum Memorial Rumah Kelahiran Ivo Andric). Ivo merupakan penulis terkenal yang mendapat Penghargaan Nobel di bidang sastra.
Berapa jumlah turis yang mampir ke Travnik dari tahun ke tahun?
Travnik merupakan destinasi wisata ke-3 yang paling banyak dikunjungi di Bosnia-Herzegovina. Urutan pertama adalah Sarajevo diikuti Mostar. Kami yang ke-3 terbanyak. Pengunjung berdatangan dari berbagai belahan dunia, mayoritas dari negara Balkan, Jerman, Turki, dan negara-negara Timur Tengah. Untuk wisatawan dari Indonesia, kami belum memiliki data resmi, tetapi memang belum banyak.
Travnik merupakan destinasi wisata ke-3 yang paling banyak dikunjungi di Bosnia-Herzegovina.
Apa Travnik mengembangkan pariwisata halal?
Kami sangat mendorong pariwisata halal. Sebenarnya, segalanya di Travnik sudah halal.
Apa ada strategi khusus untuk menarik wisatawan asal Indonesia?
Saat ini, kami tidak memiliki target atau strategi untuk secara khusus menarik wisatawan Indonesia. Tetapi secara umum, kami berupaya melestarikan kebudayaan di Travnik.