BENGKALIS, KOMPAS – Kebakaran lahan dan hutan yang telah berlangsung selama sebulan di Pulau Rupat, Riau, akhirnya padam menyusul hujan deras yang mengguyur pulau terluar Indonesia itu pada Jumat, (1/3/2019) dinihari. Udara pulau Rupat dan tetangganya Kota Dumai langsung terang benderang dan segar tanpa gangguan asap lagi seperti hari-hari sebelumnya.
Kebakaran lahan ratusan hektar yang terjadi dalam hamparan luas di wilayah administrasi Kelurahan Terkul dan Pergam, Kecamatan Rupat, yang sempat dikunjungi Kompas sehari sebelumnya yakni Kamis, (28/2/2019), nyaris padam total. Tetapi, masih ada beberapa kepulan asap putih tipis yang menyembul dari permukaan tanah.
Lokasi kebakaran hebat lain di Kampung Baru, Kelurahan Terkul yang dalam beberapa hari terakhir digempur oleh aparat TNI dari Bataliyon Artileri Medan 10/Kostrad juga sudah padam total. Meski demikian, pada Jumat siang, sejumlah prajurit TNI terlihat masih membasahi lahan bekas terbakar untuk memastikan tidak ada lagi api yang dapat menjalar atau menyala kembali di lahan sama.
Wajah-wajah lega tergambar dari raut wajah para anggota TNI/Polri yang ditemui di lapangan. Senyum lega sesekali menghias muka prajurit yang nampak letih berperang melawan kobaran api di lahan gambut selama berhari-hari.
Kepala Kepolisian Daerah Riau, Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo dalam kunjungan ke Pulau Rupat bersama Komandan Korem 031 Wirabima Brigadir Jenderal Muhammad Fadjar dan Komandan Pangkalan Udara Roemin Nurjadin Perkanbaru, Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka, mengungkapkan, kedatangan tiga petinggi TNI/Polri Riau ke Rupat adalah untuk memastikan kondisi riil lapangan. Menurut Widodo, dalam pantauan udara menggunakan pesawat helikopter, sudah tidak ada lagi titik api besar di Pulau Rupat, Bengkalis dan Kota Dumai.
“Perkembangan lapangan semakin bagus. Seluruh titik api yang dalam beberapa pekan terakhir tidak dapat dikendalikan sudah padam. Namun di beberapa lokasi, masih terlihat kepulan asap tipis. Saya sudah instruksikan kepada anggota agar mewaspadai kepulan kecil itu. Jadi, meskipun api sudah padam, anggota saya masih terus standby di lapangan, sampai api benar-benar padam,” kata Widodo.
Meskipun api sudah padam, anggota saya masih terus standby di lapangan, sampai api benar-benar padam. (Inspektur Jenderal Widodo Eko Prihastopo)
Dalam proses penegakan hukum, Widodo mengungkapkan, pihaknya sudah menangkap enam orang dalam perkara kebakaran lahan. Seluruhnya sudah dijadikan tersangka.
Dalam perkara kebakaran lahan di Pulau Rupat, Widodo mengakui sudah memeriksa beberapa anggota kelompok tani dari Keluharan Teluk Lecah dan Pergam. Meski demikian ia belum bersedia merinci hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan anggotanya.
“Ya kami sudah memeriksa beberapa orang saksi. Namun saya belum dapat menyebut secara spesifik. Tim Reskrimsus (Reserse Kriminal Khusus, Polda Riau) dan Labfor (Laboratorium Forensik) masih bekerja dalam rangka perkembangan penyidikan,” kata Widodo.
Pada bagian lain, Widodo mengatakan, untuk lebih intensif menangani kebakaran lahan, pihaknya telah menambah 150 personel polisi dari Brimob. Tambahan tenaga itu disebar di tiga daerah yaitu Bengkalis, Dumai dan Kepulauan Meranti.
“Insya Allah (kondisi tanpa kebakaran) dapat dipertahankan. Kami waspada karena informasinya, kondisi cuaca Riau akan kering sampai April. Kami dari TNI dan Polri sudah bersinergi. TNI Angkatan Udara membantu dengan TMC (teknologi modifikasi cuaca,” kata Widodo.
Bantuan Dua Helikopter
Tentang TMC, Ronny Irianto Moningka menambahkan, tim udara sudah menyebar garam di angkasa Riau sebanyak 3 ton sejak hari Selasa. Pada Jumat siang, penyemaian awan hujan menggunakan garam masih terus dilanjutkan.
“Fokus penyemaian awalnya kami kami lakukan di Bengkalis dan Rupat. Namun selanjutnya diteruskan ke Siak dan Pelalawan. Hari ini kami akan mengarah ke Kepulauan Meranti,” kata Ronny.
Selain TMC, tambah Ronny, Satuan Tugas Kebakaran Lahan dan Hutan Riau juga sudah menerima bantuan helikopter jenis Kamov dan Mi 8 dari BNPB. Dua jenis helikopter ini berukuran besar dengan kapasitas angkut mencapai 5 ton.
“Kamov sudah dapat dipergunakan untuk membantu pemadaman. Tadi helikopter patroli sudah memantau kebakaran di Meranti. Apabila sudah ada laporan titik api dari lapangan, Kamov akan diterbangkan. Helikopter Mi datang pada Jumat sore ini. Fokus pemadaman dengan bom air akan dialihkan ke Meranti,” tambah Ronny.
Secara terpisah, Ramadhan, Wakil Koordinator Pemadam Kebakaran PT Sumatera Riang Lestari yang dijumpai di Kantor Camat Rupat mengatakan, pekerjaan timnya di Pulau Rupat sudah selesai. Seluruh peralatan dikumpulkan.
“Namun kami belum berhenti. Tadi dalam rapat dengan TNI/Polri kami diminta untuk membantu pemadaman di Kepulauan Meranti. Hari ini sebagian besar anggota kami akan dipindahkan ke sana,” kata Ramadhan.