JAKARTA, KOMPAS — Tim nasional sepak bola Indonesia U-22 menjadikan gelar juara Piala AFF U-22 sebagai pelecut semangat pada ajang kualifikasi Piala Asia U-23 tahun 2020 dan SEA Games 2019. Gelar itu membuktikan bahwa semangat ”Garuda Muda” untuk berjuang demi Merah Putih tidak goyah di tengah persoalan mafia bola yang sedang melanda PSSI.
Pelatih Tim Nasional Sepak Bola Indonesia U-22 Indra Sjafri, saat acara konferensi pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Rabu (27/2/2019) malam mengatakan, keberhasilan timnas meraih Piala AFF U-22 di Phnom Penh, Kamboja, pada Selasa kemarin merupakan hasil dari perjuangan dan kerja keras penggawa muda timnas.
Pada partai puncak itu, timnas menundukkan perlawanan juara bertahan Thailand dengan skor 2-1. Kemenangan itu, kata Indra, menunjukkan bahwa semangat anak asuhnya untuk mengharumkan nama bangsa tidak luntur di tengah persoalan mafia bola yang sedang melanda Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Seperti diketahui, Polri melalui Satuan Tugas Antimafia Bola sedang mengusut dugaan skandal pengaturan skor di Liga 3 dan Liga 2 sepak bola Indonesia. Saat ini sudah ada 16 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
Menurut Indra, gelar juara Piala AFF U-22 merupakan kemenangan moral bagi timnas. ”AFF bukan target utama kami. Target kami lolos kualifikasi Piala AFC dan meraih medali emas pada SEA Games karena keping emas terakhir sudah lama didapat sejak tahun 1991,” katanya.
Kapten timnas U-22, Rachmat Irianto, mengatakan, Garuda Muda mampu mengalahkan Thailand karena bermain kolektif dan cepat beradaptasi untuk saling mengenal karakteristik sesama pemain. Hal itu berdampak pada performa tim yang terus meningkat dalam setiap pertandingan hingga laga pamungkas.
”Sangat bangga dan bahagia karena bisa mengharumkan Merah Putih. Tetapi, kemenangan ini tidak perlu dirayakan berlebihan karena masih ada AFC dan SEA Games,” katanya.
Disambut luas
Kesuksesan timnas meraih gelar Piala AFF U-22 disambut penuh euforia oleh masyarakat. Sejak Rabu sore, ratusan suporter Tanah Air telah menunggu kedatangan timnas di terminal kedatangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Suporter yang mengenakan atribut timnas itu berulang kali meneriakkan kata ”Juara Piala AFF 2019” saat pelatih, ofisial, dan pemain memasuki ruang konferensi pers. Sambutan juga datang dari Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Sekretaris PSSI Ratu Tisha, Kepala Korps lalu Lintas Inspektur Jenderal Refdi Andri, dan perwakilan Angkasa Pura II.
Ratu Tisha mengatakan, prestasi ini menunjukkan bahwa semangat membela Merah Putih tidak pernah padam. Terlepas dari banyaknya persoalan yang harus dibenahi PSSI, timnas telah menunjukkan kualitasnya dan bermain dengan penuh keberanian.
Ia menambahkan, PSSI selalu menekankan dua filosofi penting dalam sepak bola, yaitu keberanian dan kesucian. Keberanian telah diwujudkan timnas yang tak gentar menghadapi lawan kuat, Thailand, yang kini menjelma sebagai salah satu raksasa sepak bola di Asia Tenggara.
”Timnas meraih gelar juara dengan menjunjung tinggi nilai fair play, penuh respek, dan kedisiplinan,” ujarnya.
Imam menambahkan, pemerintah bersama seluruh masyarakat Indonesia memberi apresiasi setinggi-tingginya kepada jajaran pelatih, ofisial, dan pemain timnas U-22 karena kembali membawa gelar juara ke Tanah Air. Gelar itu menunjukkan profesionalisme timnas yang berjuang tanpa terpengaruh dengan masalah di tubuh PSSI.
”Prestasi ini menjadi spirit dan semangat baru untuk Piala AFC yang akan datang. Kita mendukung penuh perjuangan dan daya dobrak mereka yang menunjukkan bahwa kita merupakan bangsa besar,” ujarnya
Atas prestasi itu, semua pelatih, ofisial, dan pemain diberi bonus oleh pemerintah dengan total hadiah Rp 2,1 miliar. Para pemain akan diarak pada Kamis (28/2/2019) pagi dari Gelora Bung Karno menuju Istana Kepresidenan dan menurut rencana dijamu Presiden Joko Widodo. (STEFANUS ATO)