Warung Pintar dan Limakilo Perpendek Rantai Distribusi Pangan
Oleh
hendriyo widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kolaborasi inovasi teknologi kembali ditawarkan untuk memperpendek rantai distribusi pangan, khususnya beras. Melalui kolaborasi inovasi itu, petani akan mendapat permintaan lebih banyak, dan pemilik warung memperoleh tambahan keuntungan.
Upaya tersebut dilakukan Warung Pintar yang mengakuisisi Limakilo yang telah menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Limakilo adalah usaha rintisan yang bertujuan merampingkan distribusi produk pertanian yang langsung menghubungkan petani dan pembeli melalui teknologi. Adapun Warung Pintar adalah platform yang mengintegerasikan warung konvensional dengan teknologi.
Pada Rabu (27/2/2019), Warung Pintar resmi mengakuisisi Limakilo untuk menjangkau konsumen lebih banyak dengan menyediakan produk lengkap dalam penjualan. Baik Warung Pintar maupun Limakilo ingin meningkatkan kapabilitas usaha mikro dengan pendekatan teknologi.
"Ini adalah sebuah win-win solution bagi petani dan pemilik warung. Pemilik warung akan mendapat pasokan bahan pokok dengan lebih mudah dengan harga yang lebih murah. Petani juga akan memiliki harga jual hasil panenannya secara lebih baik," kata Co-founder dan CEO Warung Pintar Agung Bezharie Hadinegoro di Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Keputusan akuisisi itu, lanjut Agung, berdasarkan permintaan dari pelanggan Warung Pintar. Mereka ingin mendapatkan bahan pangan, seperti beras, gula, ataupun garam. Dengan masukan dari mereka, Warung Pintar kemudian menggandeng Limakilo yang memiliki teknologi penguhubung rantai pasok pangan dan mempunyai jaringan petani.
Baca juga: Problem Rantai Suplai Dinilai Picu Kenaikan Harga
Media briefing terkait Warung Pintar akuisisi Limakilo, Rabu (27/2/2019)CEO Limakilo Walesa Danto mengemukakan, sinergi itu diharapkan dapat menggenjot permintaan pasar, terutama beras. Selama empat tahun terakhir ini, Limakilo telah menyalurkan 48 ton beras per tahun dari petani langsung ke pembeli melalui 1.000 Kioskilo.
Setelah diakuisisi Warung Pintar, Kioskilo tersebut akan diubah menjadi Warung Pintar. Dengan begitu penjualan beras ditargetkan dapat meningkat sebanyak 100 ton per tahun.
“Kami adalah opsi pasar untuk petani. Akuisisi ini menjadi modal bagi Limakilo untuk memberikan manfaat lebih lagi, termasuk menaikkan omzet petani. Selama ini, sebesar 15 persen keuntungan Limakilo akan kembali ke petani,” jelas Walesa.
Kemitraan BUMDes
Sistem logistik Limakilo hanya melibatkan dua layer distribusi, yaitu BUMDes dan Kioskilo yang nantinya akan berubah menjadi Warung Pintar. Beras dari petani akan masuk ke BUMDes, kemudian masuk ke gudang transit dan didistribusikan ke kios-kios Limakilo.
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Samsul Widodo mengatakan, sinergi itu dapat meningkatkan kesejahteraan petani. “Ini yang tidak digarap secara sistem oleh pemerintah,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang petani binaan Limakilo Uding Suparman (69) warga Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengatakan, menjual berasnya ke PT Mitra Desa Pamarican (MDP). BUMDes Pamarican itu membuat petani mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan petani mendapatkan informasi harga secara terbuka.
“Kalau biasanya harga beras satu ton Rp 4,5 juta, MDP bisa membeli Rp 4,6 juta per ton-Rp 4,7 juta per ton. Harganya cakup bersaing, sehingga tidak mematikan tengkulak,” ujar Uding.
MDP dibentuk sebagai wujud kepedulian Pemerintah Desa Pamarican terhadap upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani dan usaha masyarakat pedesaan. Saham PT MDP mayoritas dimiliki anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Mitra Bumdes Nusantara.
Sementara, salah satu pemilik Warung Pintar, Marita Titalouw (43), merasakan keuntungan sejak bergabung dengan Warung Pintar pada Mei 2018. “Keuntungan saya Rp 3 juta-Rp 5 juta per bulan," kata dia.
Saat ini, sudah ada 1.200 Warung Pintar di Jakarta, Depok, dan Banyuwangi. Pada tahun ini, Warung Pintar akan membuka 5.000 warung lagi berbagai daerah di Jawa. Warung Pintar juga akan mengembangkan layanan finansial bagi calon mitra yang belum mempunyai modal. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI)