JAKARTA, KOMPAS — Tawuran di sekitar Halte Transjakarta Pasar Rumput di Jalan Sultan Agung, Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, diawali dengan lemparan petasan dari Jalan Menteng Tenggulun, Menteng, Jakarta Pusat. Pada bulan Februari, setidaknya terjadi empat kali tawuran di lokasi tersebut. Polisi masih menyelidiki pemicu bentrok yang terjadi pada Selasa (26/2/2019) pukul 19.00 itu.
Pemilik warung gerobak di sekitar halte, Husni Sani (60), mengatakan, daerah sekitar Pasar Rumput memang rawan tawuran antarwarga. Menurut pemberitaan Kompas, Rabu (6/2/2019), tawuran di lokasi yang sama terjadi pada tanggal 2, 3, dan 5 Februari 2019.
Sani sedang berjualan saat tawuran baru dimulai. Ia mendengar petasan yang diluncurkan dari arah Menteng Tenggulun ke sekitar Pasar Rumput pukul 19.00. ”Saya dengar bunyi petasan berkali-kali. Habis itu, orang-orang dari arah Menteng Tenggulun muncul ke jalanan dan lempar barang-barang,” kata Sani, Rabu (27/2/2019).
Melihat itu, Sani langsung menutup warungnya. Ia langsung menyelamatkan diri dengan membawa serta bensin yang ia jual. Setelah terjadi serangan itu, pemuda di sekitar Pasar Rumput keluar dan membalas dengan melempar batu dan barang-barang yang ada di sekitar. Saat berlari mencari tempat aman, Sani melihat batu, botol kaca, dan potongan bambu yang dilempar para pemuda.
Tawuran itu mengakibatkan jalan di sekitar Halte Transjakarta Pasar Rumput tidak bisa dilewati pengguna jalan. Mobil dan motor memilih berhenti saat tawuran terjadi. Salah satu sopir bajaj yang beroperasi di sekitar Pasar Rumput, Suparnoto (69), mengatakan, tawuran itu terjadi lebih dari satu jam.
”Awalnya saling lempar batu dan botol dari arah masing-masing. Lama-lama, dari arah Menteng ada yang masuk ke jalan di Pasar Rumput. Yang dari Pasar Rumput juga ada yang masuk ke jalan raya Menteng,” kata Suparnoto.
Dua ruas Jalan Sultang Agung akhirnya dipenuhi ratusan warga yang saling lempar. Suparnoto mengatakan, ada beberapa orang yang membawa bambu panjang yang digunakan untuk memukul.
Menahun
Tawuran seperti itu bukan hanya akhir-akhir ini saja terjadi di sekitar Halte Bus Transjakarta Pasar Rumput. Suparnoto yang tinggal tidak jauh dari Pasar Rumput mengatakan, tawuran antarwarga di sana sudah terjadi sejak lama.
”Tahun 80-an juga sudah ada tawuran di sini. Belum lama juga ada tawuran di sini. Saya enggak tahu apa itu masalahnya,” katanya.
Tawuran bukan hanya akhir-akhir ini saja terjadi di sekitar Halte Bus Transjakarta Pasar Rumput. Tawuran antarwarga di daerah tersebut sudah terjadi sejak lama.
Pantauan sekitar pukul 11.30, beberapa kaca Halte Transjakarta Pasar Rumput pecah. Namun, hal itu tidak berdampak terhadap naik turun penumpang. Terlihat penumpang bus Transjakarta masih naik dan turun di halte itu.
Pecahan kaca halte sudah tidak ada pada siang hari. Namun, di tepian jalan lokasi tawuran masih ditemukan beberapa pecahan kecil botol beling. Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Suharyono mengatakan, saat ini penyebab tawuran itu sedang diselidiki.
Polisi mencatat, tawuran tersebut mengakibatkan satu korban yang mengalami luka bacok. Informasi terakhir yang diterima polisi, korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
”Namanya Untung Prayitno (45), pekerja proyek. Dia sedang duduk di depan pintu masuk proyek, kemudian diserang oleh orang yang membawa senjata tajam,” kata Suharyono saat dihubungi. Warga Cibodas, Tangerang, itu mengalami luka bacok di lengan kiri, pergelangan tangan kiri, dan punggung tangan kiri.
Sementara itu, Kepala Polsek Setiabudi AKBP Tumpak Simangungsong mengatakan, polisi dan berbagai elemen pemerintah di sekitar lokasi tawuran sudah melaksanakan pencegahan. Komunikasi dengan pemuda dan tokoh masyarakat sering dilakukan, tetapi tawuran masih terus terjadi.
”Upaya preventif dengan meningkatkan keamanan dan komunikasi dengan warga sudah semua kami lakukan. Ini persoalan bersama, kami terus berkomunikasi agar kejadian tidak berulang,” kata Tumpak. (SUCIPTO)