BEKASI, KOMPAS — Pembangunan dua segmen terakhir proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu Seksi 2A dikebut. Selama tiga bulan ke depan, pengembang akan memasang 17 tiang beton. Lalu lintas kendaraan di sekitarnya pun dialihkan.
Deputi Pimpinan Proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) PT Kresna Kusuma Dyandra Marga Deden Suharyana menjelaskan, pengerjaan Tol Becakayu Seksi 2A telah memasuki dua segmen terakhir. Bagian pertama membentang sekitar 1 kilometer di Jalan Raya Kalimalang atau Jalan KH Noer Ali, dari RS Awal Bros hingga jembatan Metropolitan Mal (MM). Bagian lainnya adalah sekitar 450 meter dari jembatan MM sampai Bekasi Cyber Park (BCP).
”Selama tiga bulan ke depan, kami akan memasang 17 tiang pada segmen RS Awal Bros sampai jembatan MM,” kata Deden di Bekasi, Rabu (27/2/2019). Dalam rentang waktu tersebut, pekerjaan harus selesai. Sebab, pada bagian selanjutnya masih ada delapan tiang yang harus dipasang. Sementara itu, target perampungan seluruh proyek tinggal tujuh bulan lagi, yaitu Agustus 2019.
Deden menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, pekerjaan dilakukan selama 24 jam. Sejumlah pekerja dan alat berat terpaksa berlalu lalang di Jalan KH Noer Ali yang merupakan jalan utama yang menghubungkan Kota Bekasi dan Jakarta.
Kondisi serupa terjadi sejak proyek yang terbengkalai 16 tahun itu kembali dibangun pada 2015. Tol Becakayu Seksi 2A sendiri membentang sepanjang 4,83 km dari Jalan Raya Caman sampai BCP. Pekerjaan dilakukan secara bertahap dari segmen ke segmen. Hingga saat ini, sudah ada 111 tiang yang dipasang dari total 143 tiang yang direncanakan.
Pelaksana Harian Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Bambang N Putra mengatakan, manajemen rekayasa lalu lintas dibutuhkan pada pengerjaan yang berpindah dari bagian ke bagian. Selama tiga bulan ke depan, rekayasa lalu lintas dilakukan dengan menutup jalan dari Bekasi ke arah Jakarta, mulai dari Jembatan MM hingga RS Awal Bros karena dijadikan areal pemasangan tiang. ”Penutupan jalan itu akan kami mulai pada Rabu ini pukul 22.00,” kata Bambang.
Selama tiga bulan ke depan, rekayasa lalu lintas dilakukan dengan menutup jalan dari Bekasi ke arah Jakarta, mulai dari Jembatan MM hingga RS Awal Bros karena dijadikan areal pemasangan tiang.
Rekayasa lain yang akan dilakukan adalah membongkar median jalan di Perumahan Taman Vila Baru karena akan dijadikan jalan satu arah. Pembongkaran serupa dilakukan di jembatan MM karena areal itu akan digunakan sebagai tempat berputar bagi pengguna jalan dari arah Jakarta, serta bagi warga dari arah Jakarta yang akan masuk ke MM dan Hotel Horison.
Gerbang parkir perkantoran M Gold Tower dan Grand Metropolitan Mal pun akan dipindahkan. Sementara itu, perbaikan jalan dari arah Bekasi menuju Jakarta dilakukan di sisi utara Kalimalang.
Oleh karena itu, pengguna jalan perlu mengikuti petunjuk pengalihan arus baik dari arah Jakarta menuju Bekasi, ataupun sebelumnya. Jalan KH Noer Ali yang memiliki empat lajur di setiap arah tetap bisa digunakan. Hanya saja lajurnya akan bergeser dari biasanya.
Misalnya, di Jalan M Hasibuan menuju Jakasampurna, pengguna jalan bisa melewati Simpang BCP-Jalan KH Noer Ali-Jembatan MM-Jalan Sisi Selatan Kalimalang-Apartemen Grand Kamala Lagoon-Jalan Sisi Selatan Kalimalang-Jembatan Galaxy-lalu ke Jakasampurna.
Jalan rusak
Pengerjaan proyek jalan tol yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun itu berakibat pada kerusakan di sepanjang Jalan KH Noer Ali. Selain harus menanggung truk bertonase berat setiap hari, jalan juga semakin rentan karena rembesan air Sungai Kalimalang. Adapun posisi jalan lebih rendah daripada permukaan sungai.
Beberapa pekan lalu, kerusakan parah terjadi di depan MM. Pada jalan sepanjang 200 meter itu terdapat beberapa lubang dengan diameter mencapai 2 meter dan kedalaman 20 sentimeter. Kerusakan itu telah diperbaiki oleh PT KKDM sejak Senin (18/2). Kini, sebagian besar ruas jalan itu sudah rampung diperbaiki.
Namun, sejumlah lubang jalan masih didapati di Jalan KH Noer Ali dari arah Jakarta menuju Bekasi. Kerusakan tersebut berakibat kemacetan dan membahayakan pengguna jalan.
Jamal (23), mahasiswa Universitas Gunadarma Bekasi, mengatakan pernah mengalami kecelakaan karena tidak melihat lubang jalan di Jalan KH Noer Ali. Kecelakaan pada 2015, saat Tol Becakayu baru dibangun, itu mengakibatkan tulang tangannya patah. ”Sekarang memang belum pernah kecelakaan lagi, tetapi kondisi jalannya masih sama-sama membahayakan,” kata Jamal.
Warga DKI Jakarta yang sehari-hari beraktivitas di Bekasi itu berharap pengembang dan pemerintah daerah berkomitmen memperbaiki setiap kerusakan jalan. ”Kalau bisa, jalan diperbaiki sejak kerusakannya masih ringan, jangan menunggu kalau sudah parah,” kata Jamal.
Deden mengatakan, kerusakan sulit dihindari karena pekerjaan berlangsung terus-menerus.
Pembatasan kerja yang bisa dilakukan adalah membagi menjadi dua, yaitu pengangkatan beton pada malam hari, sedangkan pembuatan fondasi dilakukan pada siang hari. Meski demikian, pihaknya berkomitmen memperbaiki setiap kerusakan jalan di sekitar proyek Tol Becakayu.