Mengenakan sarung, Presiden Joko Widodo membuka Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019 di Pondok Pesantren Miftahul Huda - Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019) siang. Dalam acara itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mendoakan Jokowi yang maju sebagai calon presiden nomor urut 01.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri/Rini Kustiasih
·2 menit baca
BANJAR, KOMPAS - Mengenakan sarung, Presiden Joko Widodo membuka Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2019 di Pondok Pesantren Miftahul Huda - Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (27/2/2019) siang. Dalam acara itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mendoakan Jokowi yang maju sebagai calon presiden nomor urut 01.
"Lebih dari 20.000 orang hadir mendoakan Jokowi mendapat kepercayaan lagi dari masyarakat. Ini bukan kampanye, ya. Ketua PBNU tidak boleh kampanye" ujar KH Said pada sambutannya. Para hadirin pun serentak bertepuk tangan.
Turut hadir Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) yang juga calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma\'ruf Amin serta ulama NU dan perwakilan pengurus wilayah dan cabang NU di 34 provinsi. Hadir pula Menteri Agama Lukman Hakim, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar, Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan pejabat lainnya.
Said melanjutkan, dalam musyawarah nasional (munas), NU mengingatkan agar Pemilu Serentak 2019 seharusnya menjadi momentum bagi kedaulatan rakyat. "Mandat sejati dari kekuasaan adalah kemaslahatan, kesejahteraan rakyat. Jadi, jangan hanya berhenti pada pemilihan umum," ujarnya.
Pada munas kali ini, panitia mengambil tema "Memperkokoh Ukhuwah Wathoniyah untuk Kedaulatan Rakyat". Menurut Said, tema itu sesuai dengan kondisi Indonesia yang menjalani pemilu serentak tahun ini. NU sekaligus mengingatkan masyarakat agar tetap memperkuat persaudaran meskipun Indonesia menggelar pemilu.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengapresiasi kerja NU dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan NKRI. "NU selalu berada di garis depan untuk NKRI. Bagi NU, Pancasila sebagai solusi bangsa," ujar Presiden.
Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2019 yang berlangsung hingga 1 Maret tersebut akan membahas sejumlah masalah keagamaan dan kebangsaan. Salah satunya adalah pandangan Islam terkait bentuk negara bangsa.
Hal lain yang akan dibahas adalah konsep Islam Nusantara, perniagaan dalam jaringan (online), bisnis uang gim, sampah plastik, niaga perkapalan, monopoli usaha, dan penghapusan kekerasan seksual.