JAKARTA, KOMPAS — Rencana penerapan sistem transaksi di jalan tol tanpa berhenti akan berorientasi pada performa terbaik dari sebuah teknologi. Penerapan sistem transaksi tersebut dilakukan secara bertahap mulai 2020.
Pemerintah sedang mengkaji kelayakan rencana sistem transaksi di jalan tol tanpa berhenti (multi-lane free flow/MLFF) itu. Kajian, antara lain, mengenai jenis teknologi dan penerapannya.
”Dulu, alat yang diletakkan di kendaraan atau on board unit dianggap mahal. Kalau terlalu mahal, tentu tidak akan kita gunakan karena (pengguna tol) sudah bayar tol, masih dibebani lagi dengan alat (yang mahal),” kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Senin (25/2/2019), di Jakarta.
Menurut Basuki, untuk tahap awal, sistem MLFF akan diterapkan di ruas tol perkotaan. Sebab, tol di perkotaan yang padat dinilai lebih memerlukan sistem MLFF daripada ruas antarkota. Penerapannya akan mengikuti kluster jaringan tol yang telah ada.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyampaikan, saat ini sudah ada beberapa badan usaha yang mengajukan prakarsa untuk konsep MLFF. Badan usaha tersebut diberi waktu delapan bulan untuk melakukan kajian kelayakan, kemudian diikuti dengan lelang.
”Sesuai peta jalan BPJT, tahun ini sudah ada inisiasi MLFF sehingga tahun depan, harapan kami, MLFF sudah dioperasikan di beberapa ruas jalan tol,” kata Danang.
Menurut dia, penerapan MLFF tidak berorientasi pada pemilihan jenis teknologi, tetapi pada kinerja teknologi ketika diterapkan. Saat ini terdapat dua jenis teknologi yang mengerucut untuk diterapkan di Indonesia, yakni teknologi berbasis sistem navigasi satelit global (GNSS) dan berbasis identifikasi frekuensi radio (RFID).
Karena banyak hal yang perlu dilihat, Danang berharap badan usaha yang berminat menyelenggarakan MLFF dapat mengkajinya dalam waktu delapan bulan. Kajian tersebut juga mencakup kelembagaannya, semisal pembentukan badan usaha khusus atau membentuk konsorsium yang beranggotakan para badan usaha jalan tol. ”Yang jelas, kita mengharapkan teknologi yang bisa diterapkan secara luas, tidak hanya di sistem jalan tol,” ujar Danang.
Penerapan salah satu jenis teknologi untuk transaksi di jalan tol tanpa berhenti, yakni RFID, telah dilakukan PT Jasa Marga (Persero) Tbk di ruas Tol Bali Mandara. Uji coba tersebut dilakukan untuk melihat kompleksitas baik dari sisi teknis maupun sisi bisnis dari penerapan MLFF.
Menurut Sekretaris Perusahaan Jasa Marga Mohamad Agus Setiawan, uji coba transaksi di jalan tol tanpa berhenti menggunakan sistem berbasis RFID dilakukan untuk satu jalur di ruas Tol Bali Mandara.
Uji coba tersebut dilakukan bekerja sama dengan taksi Blue Bird.