KUNINGAN, KOMPAS — Rizki Maulana (15), warga Desa Rajadanu, Kecamatan Japara, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, ditemukan meninggal di Embung Dukuh Dalem, Selasa (26/2/2019) dini hari. Ini merupakan kasus kedua tewasnya seorang anak karena tenggelam dalam sepekan terakhir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan, sepulang sekolah, korban pergi bermain, Senin (25/2) siang. Namun, hingga sore, korban belum kembali. ”Ada yang menemukan baju dan sandal korban di Embung Dukuh Dalem atau Situ Taman Kehati,” ujarnya.
Ada yang menemukan baju dan sandal korban di Embung Dukuh Dalem atau Situ Taman Kehati.
Masyarakat bersama BPBD Kabupaten Kuningan, aparat desa, TNI, dan Polri pun melakukan pencarian korban hingga tengah malam. Pintu air juga dibuka untuk mengurangi kedalaman air 160 sentimeter untuk memudahkan pencarian korban.
”Korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal karena tenggelam di sekitar embung pada hari Selasa pukul 01.25,” ujar Agus. Pihaknya meminta masyarakat agar berhati-hati saat mendekati sungai.
Apalagi, kasus anak tenggelam bukan kali ini saja. Sebelumnya, Farhan (11) ditemukan tidak bernyawa setelah hanyut di Sungai Cisande, Desa Pajawan Lor, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Jumat (22/2) sore. Korban diduga terpeleset saat mengejar sendal sebelum tenggelam di sungai.
Baca juga: Terpeleset Saat Mengejar Sandal, Seorang Anak Tenggelam di Kuningan
Agus mengingatkan, saat ini, hujan deras kerap mengguyur Kuningan pada sore hingga malam hari. Bahkan, sembilan kasus banjir melanda sejumlah tempat sejak awal tahun hingga pertengahan Februari.
Menurut Agus, dari 32 kecamatan, sebanyak 14 kecamatan rawan bencana banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah. Kecamatan itu adalah Kadugede, Nusaherang, Darma, Selajambe, Subang, Cilebak, Ciwaru, Karangkancana, Maleber, Hantara, Cibeureum, Ciniru, Cimahi, dan Cibingbin.
Dari awal Januari hingga pertengahan Februari, BPBD Kuningan mencatat 44 kasus bencana. Tanah longsor mendominasi bencana tersebut dengan 22 kasus. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jatiwangi untuk memantau cuaca.
Prakirawan BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn, juga mengimbau masyarakat agar berhati-hati. Berdasarkan pengamatan, terdapat potensi cuaca ekstrem, seperti hujan deras, puting beliung, dan gelombang tinggi, di pantai utara Cirebon dan Indramayu. ”Februari merupakan puncak musim hujan dengan curah hujan tinggi di atas 300 milimeter per bulan,” ujarnya.