JAKARTA, KOMPAS – Bangunan rumah warga di Jalan Bhakti RT 001 RW 004 Kelurahan Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang longsor karena saluran pembuangan air jebol mulai diperbaiki, Senin (25/2/2019). Pemilik rumah dibantu oleh pemerintah mulai memasang fondasi baru yang lebih kuat untuk menyangga bangunan yang ada.
Kondisi bangunan rumah warga yang longsor rentan tergerus karena fondasi yang sudah tua dan tidak menggunakan struktur bangunan yang kuat. Fondasi hanya terbuat dari batu bata yang menempel di tanah tanpa besi. Pasca kejadian, Minggu (24/2), bangunan belakang rumah yang masih rawan longsor itu ditopang dengan cerucuk kayu supaya tidak longsor.
Lurah Cipedak Rizki Januar mengatakan, rencananya bangunan belakang rumah yang fondasinya menggantung itu akan dipotong. Setelah itu, pemilik diminta membuat fondasi yang lebih kuat supaya tidak membahayakan lingkungan sekitar. Pemilik harus memasang fondasi baru yang lebih kuat untuk menyangga bangunan belakang rumahnya.
“Kemarin memang tidak ada korban jiwa, hanya empat motor rusak tertimpa tembok roboh karena fondasi rumah longsor. Tetangga sekitar yang berada di belakang rumah itu pun kemudian mengungsi karena takut ada longsor susulan,” kata Rizki.
Jumlah warga yang mengungsi karena dampak longsoran itu berjumlah 15 orang. Rata-rata adalah pengontrak. Sembari menunggu perbaikan selesai meerka mengungsi di rumah pemilik kontrakan maupun ketua RT. Mereka menginap pada malam hari karena khawatir ada longsor susulan. Namun, barang-barang milik mereka tidak sampai dievakuasi ke luar rumah.
Rizki menambahkan, di sekitar lokasi memang banyak terdapat bangunan yang tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Mereka membangun rumah di lokasi yang rawan longsor dengan fondasi yang tidak kuat. Untuk rumah yang longsor kemarin, fondasinya sudah berumur 30 tahun. Sebagai langkah antisipasi, ia meminta kepada warga untuk tidak sembarangan saat mendirikan bangunan. Apalagi, wilayah Cipedak termasuk lokasi rawan longsor karena kontur tanah yang labil.
“Memang sudah ada beberapa kali kasus rumah dan bangunan longsor karena lokasinya menggantung dan fondasi tidak kuat. Ini sekaligus pengingat buat warga lain,” ujar Rizki.
Rencananya, perbaikan fondasi rumah yang longsor itu akan memakan waktu 5-7 hari. Adapun pemotongan bangunan baru akan dikonsultasikan kepada tenaga konstruksi yang ada.
Lokasi rawan longsor
Kepala Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Jakarta Selatan Bambang Eko Prabowo menambahkan, sejumlah wilayah di Jakarta Selatan memang dikategorikan rawan longsor. Lokasinya di antaranya di Pasar Minggu, Jagakarsa, dan Kebayoran Lama.
Pada tahun 2018, salah satu kejadian longsor adalah di Jalan Niaga Hijau Pondok Pinang, Kebayoran Lama. Konstruksi batu di saluran air ambrol sehingga menyebabkan longsor. Kejadian lain adalah di Lenteng Agung Jagakarsa, di mana dapur rumah warga longsor pada saat hujan deras.
“Sudah dipetakan oleh Suku Dinas Sumber Daya Air Jaksel wilayah mana saja yang longsor untuk segera diantisipasi pada puncak musim penghujan ini,” kata Bambang.
Sodetan Kali Pulo
Sementara itu, sodetan saluran penghubung (PHB) Kali Pulo, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan selesai dibangun, Senin.
Kepala Seksi Pemeliharaan Sudin SDA Jaksel Firmansyah mengatakan, pengerjaan sodetan dilakukan oleh 25 personel. Pembangunan sodetan juga memerlukan satu pick up dan dua unit dump truck material.
Meskipun cuaca tidak menentu, pembuatan sodetan tersebut bisa selesai lebih cepat dari target yang ditentukan yaitu akhir Februari 2019. Sodetan berukuran 1 meter x 1 meter dan panjang 40 meter itu dibuat untuk memecah aliran Kali Pulo. Harapannya, debit air Kali Pulo dapat terbagi ke arah barat dan mengurangi limpasan air di wilayah Jati Padang.
“Harapannya dengan telah terbangunnya sodetan ini, genangan yang sering terjadi di aliran Kali Pulo wilayah Jati Padang dapat teratasi. Selain itu juga supaya tanggul yang ada di Jati Padang tidak berkali-kali jebol,” terang Firmansyah.