Arab Minta Andil Kuat Uni Eropa dalam Penyelesaian Isu Palestina
SHARM EL-SHEIKH, KOMPAS — Isu terorisme dan Palestina mengemuka cukup kuat dalam pidato pembukaan para pemimpin Arab dan Eropa pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab-Uni Eropa pertama di kota wisata Sharm el-Sheikh, Mesir. KTT tersebut dibuka Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi sekitar pukul 17.30 waktu setempat atau pukul 22.30 WIB, Minggu (24/2/2019).
Forum KTT Liga Arab-Uni Eropa dijadikan kesempatan oleh sejumlah pemimpin Arab untuk meminta Uni Eropa berandil lebih kuat lagi dalam mencari solusi isu Palestina secara adil. Presiden Sisi yang menyampaikan pidato pertama, dan kemudian disusul Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, sama-sama menyinggung isu Palestina cukup kuat.
Pada acara pembukaan KTT Liga Arab-Uni Eropa, turut menyampaikan pidato Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit, Emir Kuwait Sheikh Sabah Ahmed al-Sabah, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sisi mengimbau segera ada solusi atas isu Palestina. Menurut dia, terwujudnya solusi Palestina bisa menguburkan peluang hidupnya teroris dan keburukan. Ia juga menegaskan, isu Palestina adalah persoalan bangsa Arab, dan saat ini tidak ada keinginan politik untuk menyelesaikan isu Palestina secara komprehensif.
Sisi melanjutkan, penyelesaian isu Timur Tengah yang sesuai dengan resolusi PBB bisa mengubah Timur Tengah dari kawasan konflik menjadi kawasan aman, sukses, dan sejahtera.
Penyelesaian isu Timur Tengah sesuai dengan resolusi PBB bisa mengubah Timur Tengah dari kawasan konflik menjadi kawasan aman, sukses, dan sejahtera.
Adapun Raja Salman menegaskan, solusi isu Palestina yang adil adalah kunci menuju stabilitas di kawasan. Ia menyerukan, ada solusi yang adil atas isu Palestina sehingga membuka jalan terwujudnya stabilitas di kawasan Timur Tengah dan dunia.
Ia juga meminta ada upaya Eropa dalam mewujudkan solusi adil atas isu Palestina itu. Tercapainya solusi isu Palestina, kata Raja Salman, tidak hanya penting bagi Timur Tengah, tetapi juga bagi Eropa.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan agar negara-negara Eropa mengakui negara Palestina. Ia mengusulkan, Liga Arab dan Uni Eropa menggelar konferensi perdamaian internasional tentang Palestina. Abbas meminta pula agar dibentuk mekanisme internasional dengan melibatkan beberapa negara yang akan menjadi sponsor proses perdamaian mendatang.
Emir Kuwait Sheikh Sabah Ahmed al-Sabah menyerukan, Uni Eropa berperan lebih besar dalam isu Palestina. Sabah mengakui peran positif Eropa terhadap isu Palestina, tetapi hendaknya Eropa memberi peran lebih besar lagi.
Penyelesaian konflik Palestina-Israel terhenti sejak 2014 saat upaya perundingan yang diupayakan Menteri Luar Negeri AS John Kerry pada pemerintahan Presiden Barack Obama kolaps. Di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, upaya penyelesaian konflik itu kian menipis. Palestina tidak lagi mengakui AS sebagai mediator yang bisa dipercaya untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Hal itu akibat pengakuan pemerintahan Trump terhadap Jerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. Pada Mei 2018, AS bahkan secara resmi memindahkan kantor kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Jerusalem. Di tengah kebuntuan tersebut, baik Palestina maupun Arab berharap Eropa bisa mengambil peran secara adil dalam penyelesaian konflik Palestina-Israel.
Baca juga:
Isu terorisme
Terkait isu terorisme dan arus migran ilegal, Arab dan Eropa terlihat memiliki visi yang sama. Sisi meminta adanya kesepakatan tentang pendekatan komprehensif dalam menghadapi terorisme dan isu keamanan.
Ia mengeluhkan adanya negara tertentu yang sering menggunakan kelompok teroris sebagai alat untuk menciptakan kekacauan di negara tetangganya. Sisi lalu menyebut, isu teroris dan fenomena migran ilegal adalah tantangan keamanan yang terberat.
Sisi juga memperingatkan, membiarkan konflik di Suriah, Libya, dan Yaman tanpa solusi merupakan kelalaian bersama yang akan dipertanyakan oleh generasi mendatang.
Raja Salman berharap, KTT Liga Arab-Uni Eropa bisa menyelesaikan isu migran dan pengungsi. Ia mengungkapkan, Arab Saudi telah memberi bantuan kemanusiaan senilai lebih dari 35 miliar dollar AS kepada lebih dari 80 negara.
Ia menegaskan pentingnya kerja sama Liga Arab-Uni Eropa dalam menghadapi tantangan bersama, terutama isu terorisme dan praktik pencucian uang. Karena itu, lanjut Raja Salman, harus dibangun kemitraan hakiki antara Liga Arab dan Uni Eropa dengan mengambil inspirasi pengalaman masa lalu dalam upaya menyelesaikan permasalahan saat ini.
Adapun Sekjen Liga Arab Ahmed Aboul Gheit juga menegaskan, digelarnya KTT Liga Arab-Uni Eropa menunjukkan bahwa membangun komunikasi dan dialog adalah cara terbaik guna mencari penyelesaian masalah dan menghadapi tantangan bersama. Ia menyebut pula, membangun jembatan kerja sama adalah jalan bersama menuju masa depan yang lebih stabil.
Eropa ingin kerja sama
Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan, kerja sama Arab-Eropa adalah sebuah keniscayaan untuk menghadapi tantangan bersama dan memanfaatkan peluang hakiki. Ia mengatakan, pasti ada perbedaan antara Arab dan Uni Eropa, dan tersedia dua pilihan, yaitu kerja sama atau konflik.
Eropa, kata Tusk, memilih jalan kerja sama.
Ia lalu menyebut, ada beberapa isu yang bisa dijadikan basis kerja sama, yaitu menyediakan pendanaan pendidikan, mengurangi pengangguran, mendorong investasi, dan membantu memperkuat kerja sama perdagangan. Tusk lalu menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang membantu pendanaan kaum pengungsi dan mencegah arus migran ilegal.
Ia menyerukan adanya kerja sama antarnegara untuk mencegah arus migran ilegal dan perdagangan manusia. Ia juga meminta ada solusi atas penyebab terjadinya arus migran ilegal dan perdagangan manusia.
Kepala Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan pula, Uni Eropa akan menjadi mitra dunia Arab dan mitra dalam membela hak-hak bangsa Arab. Ia mengungkapkan, Uni Eropa telah memberi bantuan besar kepada rakyat Palestina. Namun, Juncker tidak menyebut angka bantuan tersebut.
Ia lalu menyebutkan, Uni Eropa telah mengucurkan bantuan sebanyak 17 miliar dollar AS untuk pengungsi Suriah. Menurut dia, Uni Eropa telah melakukan kerja sama dengan Liga Arab dalam isu pengungsi Suriah.
Ia menyerukan agar dilakukan upaya besar untuk meningkatkan perdagangan dan investasi antara dunia Arab dan Eropa sehingga bisa membantu menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Ia mengimbau agar kerja sama Arab-Eropa terus digalang meskipun masih banyak perbedaan.
MUSTHAFA ABD RAHMAN, dari Sharm El-Sheikh, Mesir