Peningkatan Status Bandara Abdulrachman Saleh Kembali Dibahas
Usulan pemerintah daerah agar status Bandara Abdulrachman Saleh Malang di Jawa Timur ditingkatkan menjadi bandara internasional sudah lama bergulir.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Usulan pemerintah daerah agar status Bandara Abdulrachman Saleh di Malang, Jawa Timur, ditingkatkan menjadi bandara internasional sudah lama bergulir. Namun, belum ada tindak lanjut dan kejelasan terkait status bandara milik TNI Angkatan Udara yang dikelola PT Angkasa Pura itu.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan segera mengecek maskapai penerbangan internasional apa saja yang siap terbang ke Abdulrachman Saleh. ”Kami mau cek detailnya, maskapai apa yang siap menggunakan bandara ini. Mungkin dari Kuala Lumpur atau Singapura karena ini menjadi data pertimbangan penting bagi Kementerian Perhubungan guna memberikan izin, selain koordinasi dengan pihak lain tentunya, termasuk TNI,” ujarnya di sela-sela kunjungan ke Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (24/2/2019).
Bersama ratusan Aremania dan pihak swasta, Emil mengecat secara simbolis stadion berkapasitas 50.000 penonton itu sebelum melanjutkan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir Talangagung, Waduk Karangkates, dan wilayah lain di Malang. Turut hadir Pelaksana Tugas Bupati Malang M Sanusi dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko.
Menurut Emil, Gubernur Jawa Timur sebelumnya, Soekarwo, sudah berkirim surat kepada Presiden tentang keinginan peningkatan status Bandara Abdulrachman Saleh. ”Bandung bisa meningkat perekonomiannya karena bandara (di Bandung) dibuka untuk penerbangan luar negeri. Di sini kita sudah ngantri, nunggu sebenarnya,” ucapnya.
Abdulrachman Saleh adalah salah satu bandara dengan sejarah panjang, terutama berkait dengan TNI AU. Pesawat pertama milik Indonesia dirakit di Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh, yang kala itu masih bernama Bandara Bugis.
Dari Lanud Bugis, pesawat diterbangkan ke Bandara Adisutjipto, Yogyakarta. Saat ini ada belasan penerbangan dari sejumlah maskapai yang melayani penerbangan ke bandara ini.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Made Arya Wedhantara mengatakan, keberadaan bandara internasional akan berdampak signifikan terhadap perkembangan dunia pariwisata di Kabupaten Malang. Akses bagi wisatawan akan menjadi lebih mudah, apalagi setelah ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari dan Badan Otorita Pariwisata (BOP) Bromo Tengger Semeru.
Jika ada KEK dan BOP Bromo Tengger Semeru, keberadaan bandara yang bersifat internasional menjadi keniscayaan. KEK Singosari dan BOP Bromo Tengger Semeru diharapkan sudah bisa diluncurkan tahun ini.
”Memang saat ini belum ada informasi dari Kementerian Perhubungan terkait bandara. Tetapi, kalau nanti BOP Bromo Tengger Semeru dan KEK Singosari sudah ditandatangani, mereka akan berpikir ulang,” kata Arya.
Harapannya, dengan adanya bandara internasional, akan semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Malang.
Tahun 2018, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malang mencapai 7 juta orang. Tahun ini, targetnya 7,1 juta orang. Dengan adanya KEK dan BOP Bromo Tengger Semeru, peningkatan kunjungan bisa mencapai 20 persen wisatawan.