JAKARTA, KOMPAS - Kebakaran yang menghanguskan setidaknya 18 kapal motor di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman di Muara Baru, Jakarta Utara, baru padam sekitar pukul 04.00, Minggu (24/2/2019). Artinya butuh waktu sekitar 12 jam untuk memadamkan api. Meluasnya kebakaran hingga menghanguskan belasan kapal itu, seharusnya bisa dicegah.
Kerja keras personel Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu memadamkan kebakaran yang terjadi sejak sekitar pukul 15.30, Sabtu (23/2/2019), terbantu oleh habisnya bahan bakar di kapal-kapal yang terbakar.
"Berapapun banyaknya air yang disiramkan, tidak akan mempan. Dari pengalaman di berbagai negara, biasanya dibiarkan saja sampai tangkinya pecah dan solarnya tumpah menyebar ke laut. Api akan padam sendiri saat solar itu habis," kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara Satriadi Gunawan, kepada Kompas, Minggu (24/2/2019) dini hari.
Kebakaran telah menghanguskan sedikitnya 18 kapal motor. Kini, air laut di dermaga dipenuhi sisa tumpahan minyak, arang, abu bekas kebakaran, dan puing-puing dari kapal yang terbakar.
Salah satu anak buah kapal mengatakan, rata-rata kapal tangkapan ikan cakalang membutuhkan bahan bakar berkisar antara 40 sampai 80 ton solar. Pihaknya sering kali menyiapkan lebih dari jumlah itu untuk menjaga ketersedian bahan bakar saat berada di laut.
Lelaki asal Makassar itu menambahkan, kapal yang akan berlayar biasanya membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan selama di laut. "Biasanya kapal saat kembali ke darat, masih ada sisa solar di tangki paling sedikit 10 ton," katanya.
Terlambat penanganan
Sunarti (40), saksi mata di lokasi kebakaran, melihat kebakaran itu sebenarnya mampu dicegah jika para pekerja di kapal membantu menjauhkan kapal-kapal lain yang berada dekat dengan kapal yang terbakar. Namun yang terjadi, sejumlah pihak justru menjadikan peristiwa itu sebagai tontonan.
"Mereka baru bergerak saat api mulai menyambar tiga kapal lainnya. Saat angin kencang, tiga kapal yang terbakar ditiup angin ke arah kapal lain, mau bergerak sudah enggak bisa karena di dalam dermaga, kapal penuh," katanya.
Di dermaga, aktivitas bongkar muat masih lumpuh. Belum ada kapal dari luar yang mendekati area dermaga itu.
Petugas Syahbandar Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru, melalui pengeras suara meminta kepada para pemilik kapal yang terbakar untuk melaporkan data kerugian. Dia juga meminta kepada kapal yang akan masuk ke area pelabuhan untuk sementara menghindari area kolam dermaga.
Tunggu hasil Puslabfor
Kebakaran yang berawal dari Kapal Arta Mina Jaya itu kini dalam penyelidikan Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Priok. Setidaknya sudah ada enam orang yang diperiksa sebagai saksi.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono saat meninjau lokasi kebakaran mengatakan, penyebab kebakaran diduga berawal dari pengelasan alat penyedot air pada pondasi atau pangkuan Kapal Arta Mina Jaya. Saat pengelasan, ada percikan api yang masuk ke mesin kapal, memicu hubungan pendek arus listrik, dan menyebabkan kebakaran.
Hasil pemeriksaan dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Metro Jaya itu akan jadi dasar bagi polisi untuk memastikan penyebab kebakaran, dan ada atau tidaknya unsur pidana dalam kebakaran itu. (STEFANUS ATO)