Air Makin Tinggi, Ratusan Rumah dan Sejumlah Jalan Terendam
Oleh
Tatang Mulyana Sinaga
·3 menit baca
SOREANG, KOMPAS — Hujan lebat menyebabkan banjir di Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/2/2019). Tinggi air mencapai 1,7 meter. Selain merendam ratusan rumah, banjir juga menggenangi sejumlah ruas jalan.
Banjir sempat surut menjadi sekitar 1,2 meter, Sabtu (23/2/2019) pagi. Namun, Sabtu sore, hujan lebat melanda sejumlah lokasi di Kabupaten Bandung. Akibatnya, banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot kembali naik karena air mengalir melalui Sungai Citarum dan Cisangkuy yang melintasi kedua kecamatan itu.
”Hujan lebat di sini tidak terlalu lama, sekitar dua jam. Namun, di hulu, seperti Kertasari, Pangalengan, Majalaya, dan Banjaran, juga hujan lebat. Jadi, warga di sini mendapat banjir kiriman,” ujar Rohmat (40), warga Kelurahan Andir, Baleendah.
Sudah dua pekan banjir menggenangi kawasan tersebut. Warga harus menggunakan perahu untuk keluar dan masuk ke permukiman mereka.
Sebagian warga tinggal di gang sempit sehingga tidak dapat dilintasi perahu. Mereka pun harus berenang menggunakan baju pelampung atau ban bekas.
Banjir menyebabkan ratusan warga mengungsi. Namun, masih banyak warga yang bertahan di lantai dua rumah. Bahkan, beberapa warga menjebol loteng rumah untuk dijadikan tempat evakuasi.
Mereka pun harus berenang menggunakan baju pelampung atau ban bekas.
”Kalau banjir di bawah 2 meter masih bisa bertahan di lantai dua. Namun, harus tetap ekstrahati-hati,” ujar Dadang (34), warga yang belum mengungsi.
Untuk mengantisipasi banjir kembali meninggi, Dadang mengikat perahu kecil di depan rumahnya. Baju pelampung juga tersedia di rumahnya.
”Saat banjir, aktivitas dibatasi. Setelah pukul 19.00 tidak boleh keluar rumah, kecuali keadaan darurat,” ujarnya.
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak banjir di kawasan Bandung selatan itu. Salah satunya melalui pembangunan kolam retensi di Cieunteung seluas 8,7 hektar.
”Banjir sudah terlalu parah. Jadi, satu kolam retensi saja belum berdampak. Mungkin perlu dibangun kolam retensi di beberapa lokasi lain,” ujar Dadang.
Tanggul beton juga telah dibangun di pinggir Sungai Citarum. Tujuannya agar air sungai tidak gampang meluap ke permukiman warga.
Akan tetapi, permukaan air sungai lebih tinggi dari permukiman warga. Akibatnya banjir lama surut karena tidak bisa mengalir ke sungai.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Sudrajat mengatakan, terdapat 290 pengungsi dari Baleendah dan Dayeuhkolot. Mereka mengungsi ke sejumlah lokasi, seperti di Gedung Inkanas, rumah ibadah, dan beberapa kantor RW.
Posko BPBD juga telah disiagakan di sekitar permukiman warga. Hal itu untuk mempercepat respons petugas saat warga butuh dievakuasi.
Banjir juga membuat sejumlah jalan, seperti Jalan Andir-Katapang, Jalan Raya Dayeuhkolot, dan Jalan Raya Banjaran, tergenang hingga ketinggian di atas 1 meter. Akibatnya, jalan penghubung Kabupaten Bandung ke Kota Bandung itu tidak dapat dilalui kendaraan bermotor.
Warga setempat menggunakan perahu atau delman. Sementara pengendara lain harus mencari jalan lain, salah satunya melalui Jalan Raya Bojongsoan. Sejumlah kendaraan mogok karena pengendaranya nekat menerobos banjir.