Final tim putri Djarum Superliga Bulu Tangkis tidak akan diikuti oleh para pemain bintang karena mereka akan membela Indonesia di Jerman Terbuka dan All England.
BANDUNG, KOMPAS - Absennya pemain-pemain top pelatnas pada final beregu putri Djarum Superliga Bulu Tangkis 2019 membuat persaingan memperebutkan gelar juara sangat terbuka. Jaya Raya Jakarta dan Mutiara Cardinal Bandung akan memaksimalkan kekuatan masing-masing untuk menjadi tim terbaik.
Final beregu putri pada Sabtu (23/2/2019), di Sabuga, Bandung, Jawa Barat, itu mempertemukan tim yang diperkuat pemain putri terbaik Indonesia saat ini.
Jaya Raya memiliki ganda peringkat keempat dunia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, sementara Mutiara punya andalan tunggal putri nomor 14 dunia, Gregoria Mariska Tunjung. Akan tetapi, mereka tak akan memperkuat timnya di final.
Greysia/Apriyani dan Gregoria akan tampil dalam turnamen Jerman Terbuka (26 Februari-3 Maret), lalu bergabung dengan para pemain Indonesia lainnya dalam All England (6-10 Maret). Pemain putra Djarum Kudus, Praveen Jordan, juga akan mengikuti kejuaraan yang sama. Mereka pun kembali ke Jakarta pada Kamis dan Jumat, lalu bertolak menuju Jerman pada Sabtu.
Gregoria mengatakan, Mutiara tetap memiliki peluang untuk juara, seperti Superliga 2017 di Surabaya. ”Kekuatan kami tidak berkurang,” ujarnya.
Jaya Raya mengakui, kekuatan mereka berkurang tanpa Greysia/Apriyani. Namun, seperti dikatakan pelatih Taufiq Hidayat, mereka tetap optimistis menang melawan Mutiara. Taufiq bahkan berharap timnya bisa menang 3-0 seperti ketika mengalahkan Saishunkan Nihon-Unisys Jepang pada semifinal, Jumat.
Tanpa Gregoria sebagai tunggal pertama, Mutiara bisa menjadikan pemain Hong Kong, Cheung Ngan Yi, tampil di laga pembuka. Mereka juga memiliki Hanna Ramadini dan Choirunnisa sebagai tunggal kedua dan ketiga. Jaya Raya akan mencoba mengimbangi dengan Vu Thi Trang, Sri Fatmawati, dan Asty Dwi Widyaningrum.
Absennya Greysia/Apriyani juga membuat persaingan di nomor ganda cukup terbuka. Pemain pelatnas dan mantan pemain pelatnas memperkuat kedua tim itu.
Jaya Raya mengandalkan Jauza Fadhila Sugiarto, Anggia Shitta Awanda, dan Pia Zebadiah Bernadeth, sementara Mutiara mengandalkan Yulfira Barkah/Maretha Dea Giovani. Mutiara juga memiliki ganda Korea Selatan, Kim Ha-na/Eom Hye-won.
Dengan format tiga tunggal dan dua ganda, putri Mutiara lolos ke final setelah mengalahkan Berkat Abadi 3-1, Jumat. Tiga pertandingan berlangsung ketat, masing-masing, dalam tiga gim, termasuk kemenangan Gregoria atas Zhang Beiwen, 16-21, 21-18, 21-16. Kemenangan lain didapat Maretha Dea Giovani/Yulfira Barkah dan Kim Ha-na/Eom Hye-won. Adapun Berkat Abadi mencuri kemenangan melalui Silvi Wulandari.
Pada semifinal lain, Jaya Raya yang menjuarai kategori putri pada 2013, 2014, dan 2015, menang 3-0 atas Saishunkan Nihon-Unisys Jepang. Masing-masing kemenangan, dari Vu Thi Trang, Apriyani/Jauza Fadhila Sugiarto, dan Sri Fatmawati, didapat dalam dua gim.
“Jaya Raya menang mudah, kami sudah tampil habis-habisan. Mudah-mudahan pemain tidak terbebani saat di final. Semua pemain pasti ingin menang,” kata Manajer Mutiara Umar Djaidi.
Sementara, final putra mempertemukan Musica Trinity dan Djarum Kudus. Kedua tim sama-sama memenangi semifinal, 3-0. Musica menang atas Jaya Raya, sementara Djarum Kudus mengalahkan Berkat Abadi.
Riony ke Indonesia
Setelah menjadi pelatih ganda putra tim nasional bulu tangkis Jepang sejak 2010, Riony Mainaky akan kembali ke Indonesia. Kantor berita Jepang, NHK, memberitakan hal itu pada Kamis.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas, Riony akan dijadikan sebagai pelatih tunggal putri pelatnas bulu tangkis Indonesia yang masih kosong. Pada 2018, posisi tersebut ditempati Minarti Timur, tetapi PBSI masih mengosongkannya pada tahun ini. Minarti dijadikan sebagai asisten pelatih tunggal putri.
”Intinya, saya mau balik Indonesia dulu. Selanjutnya, nanti kalau sudah di Indonesia baru diputuskan,” kata Riony melalui Whatsapp.(IYA)